Uni Eropa Tinjau Pengelolaan Sawit di Provinsi Jambi

Selasa, 17 April 2018 - 20:15:53


Pemerintah Provinsi Jambi dengan Executive Oil Palm Program for Ambassadors
Pemerintah Provinsi Jambi dengan Executive Oil Palm Program for Ambassadors /

RADARJAMBI.CO.ID,- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jambi, H.Fachrori Umar, menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi berkomitmen untuk mengimplementasikan pengelolaan kelapa sawit dengan sistem yang ramah lingkungan. Hal tersebut dikemukakan Fachrori dalam Jamuan Makan Malam Pemerintah Provinsi Jambi dengan Executive Oil Palm Program for Ambassadors, bertempat di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi.senin (16/4/2018).

Fachrori menjelaskan, sub sektor perkebunan merupakan penggerak utama pembangunan ekonomi di Provinsi Jambi, karena ada lebih kurang 629.836 petani yang bercocok tanam dibidang perkebunan dengan jumlah areal 1,4 juta hektare.

"Perkebunan kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang dominan, serta memegang peranan penting dan posisi yang strategis di Provinsi Jambi, ini dapat dilihat dari peningkatan ekonomi masyarakat di daerah pusat perkebunan," ujar Fachrori.

Fachrori menerangkan, perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi didukung dengan iklim yang cocok, infrastruktur yang memadai, potensi pasar dan budaya masyarakat sendiri. Pembangunan perkebunan kelapa sawit harus dipertahankan secara berkelanjutan, tata cara kelola yang benar dengan memperhatikan unsur ramah lingkungan.

"Ada berbagai rintangan dan beberapa masalah dalam pengembangan komoditas perkebunan kelapa sawit ini. Berbagai stigma negatif muncul, baik secara regional, nasional dan internasional, yang terkait isu kerusakan lingkungan, permasalahan lahan dan hubungan sosial yang kurang harmonis dengan masyarakat sekitar perusahaan," terang Fachrori.

Fachrori mengungkapkan, dalam rangka mengantisipasi stigma negatif tersebut, Pemerintah Provinsi Jambi telah berkomitmen untuk mengimplementasikan sistem pengelolaan kelapa sawit yang ramah lingkungan, seperti membuka lahan tidak dengan membakar, penggunaan pupuk dan pestisida yang sesuai ketentuan, serta penerapan sistem mekanisasi yang baik.

Lebih lanjut, Fachrori mengucapkan terima kasih karena telah memilih Provinsi Jambi sebagai tempat pelaksanaan program ini. "Saya berharap seluruh peserta menyaksikan langsung praktek perkebunan kelapa sawit di Jambi dan dapat menjawab black campaignterhadap perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi, serta mengharapkan kegiatan ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui implementasi manajemen perkebunan kelapa sawit yang baik," pungkas Fachrori.

Kepala Badan Pengkajian Kebijakan dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri RI, Dr.Siswo Pramono menyampaikan, program ini telah direncanakan oleh Kemenlu sebelumnya, tahun kemarin Kemenlu telah bekerjasama dengan Universitas Negeri Jambi (Unja) melalui program Summer Course Palm Oil yang diikuti oleh peserta dari Jerman, Spanyol dan berbagai kawasan Eropa lainnya. Peserta tersebut belajar mengenai palm oil di Unja dan melakukan praktek lapangan di beberapa perkebunan.

"Kami memiliki niat untuk lebih memperkenalkan Jambi kepada dunia, karena Jambi memiliki potensi yang luar biasa. Tahun kemarin kami juga telah berjanji akan membawa lagi lebih banyak tamu-tamu dari luar negeri untuk bisa ikut menyumbang dalam berbagai bentuk untuk pembangunan di Jambi," tutur Siswo.

Siswo mengemukakan, untuk itu pada hari ini Kemenlu membawa para Duta Besar dari Uni Eropa untuk bisa melihat langsung mengenai praktek-praktek yang terbaik mengenai kelapa sawit di Provinsi Jambi.

“Hari ini para Duta Besar telah dibawa mengunjungi PT. Asian Agri dan melihat langsung aspek manajemen, aspeksuistainability (berkelanjutan)serta melakukan dialog dengan para petani. Besok kita masih akan melanjutkan kunjungan ke PTPN VI serta melihat pengembangan lahan kelapa sawit tumpang sari yang telah dikembangkan oleh Unja dan bekerjasama dengan Institusi Jerman. Kita juga akan mengunjungi toweruntuk melihat unsur iklim terkait dari perkebunan kelapa sawit ini," ungkap Siswo.

Reporter : Endang