Cuaca Ekstrim Intai Kota Jambi, 6 Kabupaten Berpotensi Turun Hujan

Kamis, 21 Maret 2019 - 21:33:06


Bencana Banjir di Jambi Beberapa Waktu Lalu
Bencana Banjir di Jambi Beberapa Waktu Lalu /

 

Radarjambi.co.id - JAMBI - Cuaca panas yang terjadi beberapa hari belakangan di wilayah Kota Jambi ternyata belum menandakan akan memasuki musim kemarau. Pihak Stasiun Meteorologi Kelas 1 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi menyatakan, saat ini masih sangat berpotensi hujan hingga April 2019 mendatang.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas 1 BMKG Provinsi Jambi melalui Kepala Seksi Data dan Informasi Kurnia Ningsih mengatakan, untuk di Kota Jambi berkemungkinan akan terjadi cuaca ekstrem. Sebab, terhitung 3 hingga 5 hari berturut-turut ini, tidak terjadinya hujan. 

"Apabila tidak terjadi hujan berhari-hari, sedangkan musimnya masih musim penghujan, maka keesokan harinya akan terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan petir," ujarnya saat dijumpai di ruang kerjanya, Kamis (21/3).

Dijelaskannya, mengenai udara panas yang terjadi dan dirasakan selama hampir satu minggu belakangan, dikarenakan kecepatan angin rata-rata lebih kencang dari normalnya. 

Sehingga apabila terjadi proses pembentukan awan-awan hujan, maka awan tersebut terbawa angin dan tidak jatuh di Kota Jambi.

"Seperti di Kabupaten Batanghari, Tanjung Jabung Barat kemudian di wilayah barat Jambi, Kerinci, Bungo, dan Merangin, itu terjadi hujan semuanya. Namun untuk wilayah Kota Jambi memang kelihatan seminggu ini tidak terjadi hujan dan terasa lebih panas dari biasanya," ungkapnya. 

Selain itu, pada 21 Maret ini, kata Kurnia, matahari tepat berada di ekuator. Sementara wilayah Provinsi Jambi sendiri berada dekat dengan ekuator tersebut.

Sehingga energi dan pancaran sinar matahari itu maksimal diterima oleh permukaan bumi, terutama di wilayah Provinsi Jambi. 

"Pada akhirnya berdampak cuaca terasa begitu panas, karena tutupan awannya kurang dan menyebabkan langit terlihat bersih," terangnya.

Selanjutnya, untuk kecepatan angin sendiri yang rata-rata normalnya berada di angka 5-8 knot. Namun saat ini Kurnia menyebut bisa mencapai 9-11 knot lebih kencang dari biasanya. 

"Sedangkan suhu udara maksimalnya 33 derajat celcius. Tetapi pada Rabu (20/3) kemarin, suhunya lebih tinggi yakni 34,4 derajat, namun masih kategori dalam kondisi normal. Untuk hari ini kelihatannya lebih rendah lagi karena banyak tutupan awan," paparnya.

Begitu pula dengan kelembaban udara yang maksimal mencapai 97 persen, dan minimal 50 persen. "Hari ini Insya Allah lebih tinggi. Bisa mencapai di atas 55 persen," katanya. 

Ditanya mengenai isu yang berkembang di medsos terkait atmosfer yang menyebabkan hilangnya sinyal dan listrik padam, Kurnia menampik hal tersebut.

Menurutnya kondisinya masih normal dan prediksi ke depan akan hujan lagi.

"Maka kami mengimbau agar masyarakat waspada terhadap cuaca ekstrem yang akan terjadi lantaran beberapa hari tidak turun hujan," pungkasnya.

 

 

Reporter : E. Haryanto

Editor     : Ansori