Sambungan MBR Tak Tepat Sasaran

Minggu, 24 Maret 2019 - 20:32:27


Ilustrasi
Ilustrasi /

Radarjambi.co.id - KOTA JAMBI - Ada 40 kelompok sambungan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mayang (PDAM TM) Kota Jambi. Masing-masing kelompok rata-rata mempunyai 40 anggota. Total ada sekitar 1.600 sambungan MBR di PDAM TM.

Namun tidak semua MBR tersebut tepat sasaran. Ada rumah mewah di kawasan Jambi Timur yang menikmati sambungan masayarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersebut. 

Erwin, Direktur Utama PDAM TM Kota Jambi ketika dikonfirmasi tidak menapik hal tersebut. Ia mengatakan juga belum mengetahui pasti berapa sambungan MBR yang tidak tepat sasaran.

“Ini juga belum tahu banyak atau tidak,” katanya.

Erwin menyebutkan, pihaknya kini memiliki program peralihan sambungan MBR ke pelanggan biasa. Dari program tersebut lah muncul fakta ada rumah mewah yang masuk dalam anggota MBR.

“Ternyata ada anggota MBR yang tidak layak menerima.Kalau kami tidak buat program peralihan, mungkin ini tidak ketahuan. Ternyata ada anggota Dewan Kota Jambi menjadi anggota sambungan MBR. Sambungan itu masuk 2012, bukan zaman saya,” kata Erwin.

Kata Erwin, kategori anggota MBR yakni listrik rumahnya 900 watt pada 2012 lalu, rumahnya tidak bertingkat dan tentunya tidak memiliki mobil.

“Kalau anggota dewan tidak termasuk lah, anggota dewan saya rasa sudah punya mobil semua,” ujarnya.

Saat ini sebut Erwin, anggota sambungan MBR disana sudah disosialisasikan untuk beralih reguler. Ternyata responnya baik, lebih dari 70 persen anggotanya setuju untuk untuk beralih ke reguler, namun ada 6 orang yang tidak bersedia, termasuk anggota dewan itu.

“Ini tetap kita pindahkan reguler. 6 anggota yang menolak itu ada pilihan, pakai sambungan PDAM reguler atau tidak pakai PDAM,” ujarnya.

“Beralih menjadi pelanggan reguler, hanya dikenanakan administrasi Rp 100 ribu,” ujarnya.

Program peralihan ini muncul sebut Erwin dari anggota MBR sendiri, mereka miminta jadi pelanggan reguler supaya memiliki tangungang jawab bayar sendiri-sendiri, tidak berkelompok.

“Kalau MBR, merekakan pakai meter induk. Bayaranya kelompok dari meter induk,” katanya.

Erwin menyebutkan, hampir 70 persen sambungan MBR ini bermasalah.Banyak tunggakan.

“70 persen MBR ini bermasalah, banyak menuggak. Program ini muncul rata-rata ide pelanggan MBR sendiri,” ujarnya.

 

 

Reporter : Musriah

Editor     : Ansori