Sebagian Besar Jembatan ke Pelabuhan Roro Rusak

Senin, 09 September 2019 - 13:19:56


Jembatan parit dua salah satu jembatan yang rusak.
Jembatan parit dua salah satu jembatan yang rusak. /

radarjambi.co.id-TANJABBARAT-- Beberapa jembatan di jalan lingkar Pelabuhan Roro - Semau Simpang Teluk Nilau sudah rusak meski belum difungsikan secara resmi karena jalan masih proses pembangunan dengan pengerasan.

Berdasarkan investigasi di lapangan pada Sabtu (7/9), sekitar 13 unit jembatan yang di bangun pada tahun anggaran 2017 tersebut rata-rata kerusakan terlihat pada oprit jembatan yang retak, patah hingga amblas.

Kerusakan terparah terlihat pada Jembatan Parit II di desa Kuala Indah, selain retak terlihat oprit jembatan terlihat patah dan amblas sehingga terlihat miring sekitar 45 derajat dari bentuk semula.

"Memang sejumlah oprit jembatan yang belum difungsikan itu kini sudah rusak parah. Tidak tau apa sebabnya sejumlah oprit jembatan tersebut cepat rusak, mungkin akibat dikerjakan asal jadi atau menyalahi bestek karena diduga rekanan ingin untung besar," ungkap salah satu warga, Yanto ditemui di lokasi.

Kerusakan beberapa jembatan ini tentu menjadi pertanyaan bagi warga, bahkan menurut warga kerusakan oprit mulai terlihat sejak beberapa hari setelah dibangun.

"Kalau kita lihat ini rusak bahkan sudah ditumbuhi rumput, berarti sudah lama rusaknya karena baru sekarang aja ada media yang datang lansung ke sini," ujar warga tersebut.

Oprit jembatan adalah timbunan tanah yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan. oprit bisa terdiri atas timbunan pilihan dan timbunan biasa dan untuk membuat oprit dan jembatan berdiri kokoh, maka dibuatlah tembok penahan tanah yang berfungsi menjaga kestabiltas tanah oprit tersebut.

"Jadi Perencanaan konstruksi oprit ini sangat perlu diperhatikan agar desain oprit yang dihasilkan dapat aman dan kuat sesuai dengan umur rencana yang telah ditentukan bukan asal buat," jelasnya.

"Timbunan sambungan penyatu jembatan dengan oprit harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mendukung terhadap kekuatan dan kestabilan konstruksi kepala jembatan.

Khusus untuk timbunan ini dengan timbunan tanah yang tinggi, konstruksi penahan tanah sangat diperlukan agar badan jalan tidak longsor," timpalnya.

Dirinya berharap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kabuaten Tanjabbarat segera meminta kosultan pengawas dan kontraktor pelaksana untuk bertanggung jawab atas kerusakan ini.

"Kondisi oprit yang berlombang dan tembok penahan jadi retak biasanya disebabkan pondasi timbunan tanah tidak padat," sebutnya.

Sementara itu, pihak Dinas PUPR Tanjabbar melalui Kepala Bidang Marga, Arif Sambudi membenarkan terjadi kerusakan setiap oprit jembatan yang dibangun pada tahun anggaran 2017 itu.

Menurut Arif, kerusakan diduga karena pelaksanaan dan perencanaannya yang kurang tepat sehingga pihaknya pada pembangunan jembatan tahun 2018 merubah semua perencanaan.

"Itu semua dibangun pada tahun 2017, yang Kabidnya pak Apri Dasman, kalau jaman saya sejak 2018 kebanyakan jembatan di Seberang Kota, untuk 2018 perancanaannya kita rubah semua," ungkap Kabid Binamarga, dihubungi Minggu (8/9). (ken)

EDITOR :  Ansory S