Sudaryanto

Dosen Merdeka Dosen Berliterasi

Posted on 2025-08-19 17:21:02 dibaca 109 kali

Radarjambi.co.id-Mengaktifkan pikiran secara merdeka, agar kreativitas tumbuh dengan leluasa. Kata-kata Najwa Shihab itu seolah beresonansi kembali saat kita merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.

Kata-kata presenter dan jurnalis kenamaan itu mendorong kita selaku akademisi/dosen berefleksi. Spirit kemerdekaan apa yang mendorong kita berkreativitas dalam bidang pengajaran, penelitian/publikasi, dan pengabdian kepada masyarakat?

Terhadap pertanyaan di atas, penulis menjawab singkat: spirit kemerdekaan berliterasi. Bagi akademisi/dosen, spirit kemerdekaan berliterasi akan mendorongnya tetap berkreativitas dalam bidang pengajaran, penelitian/publikasi, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pertama, bidang pengajaran. Penulis dosen mata kuliah institusi (MKI) Bahasa Indonesia. Tiap semester penulis mengajar MKI Bahasa Indonesia di program studi (Prodi) non-Bahasa Indonesia.

Praktik Menulis

Melalui MKI Bahasa Indonesia, penulis membimbing mahasiswa belajar perihal sejarah dan kedudukan bahasa Indonesia, ragam bahasa, diksi, kalimat, dan paragraf.

Di akhir perkuliahannya, mahasiswa praktik menulis esai ilmiah. Terkait itu, penulis berkreasi atas topik/subtopik esai ilmiah dan metode penulisannya.

Sebagai contoh, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris menulis esai ilmiah topik/subtopik Sosiokultural dalam Pendidikan.

Penulis juga berkreasi atas metode penulisan esai ilmiah. Contohnya, penulis pernah menerapkan metode Situation, Task, Action, dan Results (STAR).

Metode STAR dipakai oleh pelamar Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan (kini PPG Calon Guru). Contoh lainnya, penulis pernah menerapkan metode 5M, yaitu Memirsa, Membaca, Meresume, Menulis, dan Merevisi.

Kedua metode itu membantu penulis dalam membimbing mahasiswa menulis esai ilmiah.

Kedua, bidang penelitian/publikasi. Terkait butir pertama, penulis menjadi editor atas bunga rampai esai ilmiah karya mahasiswa peserta kuliah MKI Bahasa Indonesia.

Sebagai editor, penulis berkreasi atas judul dan subjudul bunga rampai, kata pengantar/prolog (jika ada), prakata penulis/editor, daftar isi, esai-esai, dan biodata penulis/editor (jika perlu).

Kemudian bila bunga rampai sudah lengkap, editor mengirimkan drafnya kepada pihak penerbit buku.

Di samping itu, pengalaman membimbing mahasiswa menulis esai ilmiah dengan metode STAR atau 5M dapat dituangkan dalam penulisan artikel jurnal atau makalah seminar.

Kelak, artikel jurnal atau makalah seminar itu dapat menginspirasi banyak pihak, termasuk kolega dosen MKI Bahasa Indonesia. Dari sini, kita berharap bahwa kreativitas dosen di bidang pengajaran dan penelitian/publikasi saling terkait satu sama lainnya.

Penulis melihat, potensi literasi dalam MKI Bahasa Indonesia cukup besar. Potensi itu dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam wujud pengalaman menulis esai ilmiah dan menerbitkan bunga rampai.

Potensi serupa juga dapat dimanfaatkan oleh dosen dalam wujud penyuntingan bunga rampai dan penulisan artikel jurnal/makalah seminar.

Mudah-mudahan potensi literasi selain MKI Bahasa Indonesia juga cukup besar dan dapat dikembangkan secara optimal.

Ketiga, bidang pengabdian kepada masyarakat. Terkait butir pertama dan kedua, setelah menjadi editor bunga rampai, penulis berbagi ilmu menulis esai dalam pelatihan di sekolah/madrasah.

Tahun 2024 lalu, penulis pernah menjadi pemateri dalam pelatihan menulis artikel praktik baik (best practice) bagi para guru MAN 3 Bantul, Yogyakarta.

Para guru antusias dalam mengikuti pelatihan dan menghasilkan artikel praktik baik.

Selanjutnya, artikel praktik baik diterbitkan menjadi bunga rampai/antologi. Dengan begitu, para guru dapat melaksanakan tiga tahap dalam menulis, yaitu pramenulis, menulis, dan pascamenulis.

Pramenulis itu kegiatan mengumpulkan bahan menulis meliputi pengalaman mengajar, hasil wawancara, dokumentasi, dan referensi.

Menulis itu kegiatan mengolah bahan menulis terkait. Terakhir, pascamenulis itu kegiatan penyuntingan tulisan.

Daya Literasi

Melalui pelatihan di atas, para guru MAN 3 Bantul telah berhasil melalui tiga tahap dalam menulis. Berikutnya, pengalaman menulis itu dapat didiseminasikan ke forum/komunitas guru lainnya, seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Kelak, atmosfer menulis artikel praktik baik dapat meluas, dari pelatihan guru di sekolah hingga kegiatan MGMP. Mudah-mudahan daya literasi di kalangan guru kita meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, spirit kemerdekaan berliterasi para dosen akan terwujud dalam bidang pengajaran, penelitian/publikasi, dan pengabdian kepada masyarakat.

Jika meminjam kata-kata Najwa Shihab, penulis ingin berkata demikian: mengaktifkan pikiran dosen secara merdeka, agar kreativitas literasi tumbuh dengan leluasa.

Tak ada kemerdekaan tanpa kreativitas, dan tak ada kreativitas tanpa literasi. Salam merdeka, salam literasi!.(*)

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Anggota PRM Nogotirto, Sleman.

Copyright 2018 Radarjambi.co.id

Alamat: Jl. Kol. Amir Hamzah No. 35 RT. 22 Kelurahan Selamat Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi, Jambi.

Telpon: (0741) 668844 / 081366282955/ 085377131818

E-Mail: radarjambi12@gmail.co.id