Sudaryanto

Muhammadiyah dan Masa Depan Bahasa indonesia

Posted on 2025-11-18 14:17:49 dibaca 71 kali

Radarjambi.co.id-Tulisan ini ditulis untuk menyambut Milad ke-113 Muhammadiyah pada 18 November 2025. Melalui tulisan ini, penulis mengajak masyarakat Indonesia, termasuk warga Muhammadiyah, untuk merefleksi peran organisasi yang dibentuk oleh KH Ahmad Dahlan di Kampung Kauman, Yogyakarta itu. Terutama bagaimana peran Muhammadiyah dalam rangka pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia di masa-masa mendatang.

Secara historis, KH Ahmad Dahlan membentuk Muhammadiyah berdasarkan spirit Surah Al-Maun. Melalui Muhammadiyah, Kiai Dahlan dan kawan-kawannya mendirikan sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan.

Dengan begitu, Muhammadiyah merupakan organisasi masyarakat (Ormas) yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial. Khusus di bidang pendidikan, Muhammadiyah memiliki sekolah, madrasah, dan kampus.

 Empat Terobosan

Menurut Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Majelis Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2025), ada 164 kampus yang tergolong Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) di Indonesia.

Di semua kampus itu, diajarkan mata kuliah Bahasa Indonesia. Bahkan, di sejumlah kampus memiliki Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Terkait itu, ada empat terobosan yang perlu dilakukan.

Pertama, mendesain perkuliahan Bahasa Indonesia berorientasi literasi. Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah perlu berkolaborasi dengan pengelola PTMA, terkhusus unit pengelola mata kuliah institusi (MKI) Bahasa Indonesia, guna mendesain perkuliahan Bahasa Indonesia berorientasi literasi. Dosen pengampu dan mahasiswa sama-sama belajar tentang wawasan bahasa Indonesia dan keterkaitannya dengan literasi baca-tulis.

Di UAD, misalnya, mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia belajar tentang wawasan bahasa Indonesia. Wawasan itu mencakup sejarah dan kedudukan bahasa Indonesia, ragam bahasa, ejaan, istilah, diksi dan unsur serapan, serta kalimat efektif.

Selanjutnya, wawasan tadi dikaitkan dengan praktik baca tulis, khususnya esai ilmiah. Kelak, esai ilmiah karya mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia diterbitkan menjadi buku antologi.

Kedua, mendesain kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi berorientasi pada pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia. Sebagai contoh, penulis pernah menugaskan mahasiswa peserta kuliah Sejarah dan Politik Bahasa Nasional untuk mencari bentuk baku dan tidak baku di masyarakat.

Ada juice (bentuk tidak baku) dan jus (bentuk baku). Ada seprei (bentuk tidak baku) dan seprai (bentuk baku). Dengan cara begitu, mahasiswa menjadi paham bentuk baku dan tidak baku.

Kemudian para dosen PTMA melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berupa praktik menulis surat resmi/dinas sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Edisi V dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi VI.

Idealnya, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat itu, masyarakat dapat menulis surat resmi/dinas yang selaras dengan bahasa Indonesia baik dan benar. Kelak, wawasan masyarakat terhadap bahasa Indonesia akan meningkat.

Ketiga, pengelola dan dosen Prodi PBSI PTMA membuat profil lulusan pengajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA). Pengajar BIPA akan menjadi duta bahasa Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.

Menurut catatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa/Badan Bahasa (2025), ada 57 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia. Dengan begitu, peluang lowongan pekerjaan pengajar BIPA terbuka lebar dan berprospek cerah.

Keempat, masih terkait butir ketiga, pengelola dan dosen Prodi PBSI PTMA membuat profil lulusan editor/penyunting bahasa Indonesia. Editor/penyunting bahasa Indonesia amat dibutuhkan di penerbit buku, percetakan, dan media massa daring/luring.

Pamusuk Eneste, Bambang Trims, dan Yusuf Maulana adalah nama-nama editor/penyunting mumpuni. Idealnya, mahasiswa lulusan Prodi PBSI PTMA menjadi tenaga editor/penyunting bahasa Indonesia yang mumpuni.

 Kian Cemerlang

Melalui empat terobosan di atas, penulis yakin, peran PTMA a.k.a Muhammadiyah terhadap pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia kian cemerlang. Bagaimana pun, pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk pemerintah.

Untuk itu, marilah kita berikhtiar agar para dosen, mahasiswa, dan pengelola Prodi PBSI PTMA dapat saling bersinergi, berkolaborasi, dan berkontribusi.

Sinergi, kolaborasi, dan kontribusi para dosen dan mahasiswa PTMA, termasuk Prodi PBSI, dapat terus memajukan pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia. Pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia merupakan bagian dari dinamika bangsa.

Oleh karena itu, Muhammadiyah terus berkiprah nyata terhadap masa depan bahasa Indonesia, salah satunya melalui PTMA. Moga-moga kiprah nyata itu berdampak jauh pada Indonesia 2045 mendatang.(*)

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Anggota Majelis Tabligh dan Pustaka Informasi PRM Nogotirto

Copyright 2018 Radarjambi.co.id

Alamat: Jl. Kol. Amir Hamzah No. 35 RT. 22 Kelurahan Selamat Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi, Jambi.

Telpon: (0741) 668844 / 081366282955/ 085377131818

E-Mail: radarjambi12@gmail.co.id