Plafon Ruang Kelas Ambruk
RADARJAMBI.CO.ID, MUARABULIAN -Siswa Sekolah Negeri (SD) 13/1 Rengas Condong, Kecamatan Muarabulian, terpaksa belajar di kantin dan perpustakaan pada Selasa (7/4) kemarin. Puluhan siswa terpaksa belajar di luar ruangan, karena plafon ruang kelas yang biasa mereka gunakan ambruk.
Informasi yang berhasil dihimpun koran ini, ambruknya plafon ruang Kelas VI SD 13/1 Batanghari terjadi sekitar pukul 05.45 WIB Senin, (6/4). Kejadian diketahui, setelah orang kantin yang mendengar suara gemuruh dari salah satu ruangan kelas.
“Ambruknyo ini kemarin pagi, waktu itu belum ado aktivitas belajar, kareno masih pagi nian,†kata Ibu kantin yang berjualan di SD setempat.
Ambruknya bangunan ini ketika ibu kantin tersebut hendak bersiap membuka kantinya. Namun seketika dirinya terkejut saat mendengar suara yang keras dari dalam kelas. Saat di periksa dirinya menemukan kalau palfon tersebut sudah diatas meja dalam keadaan berserakan.
“Sayo mendengar suara yang keras dari dalam kelas itu, ternyato setelah sayo cek ruponyo dek tersebut yang ambruk,†kata ibu yang tidak menyebutkan namnaya.
Kepala Sekolah Dasar Negeri 13/1 Rengas Condong, Kecamatan Muarabulian Halimah, ketika dikonfirmasi mengatakan, setelah kejadian tersebut pihak sekolah mengosongkan dua dari tiga bangunan ruang kelas tersebut karena khawatir akan ambruk.
"Kekhawatiran nya takut kalau sedang ada siswa yang sedang belajar dan terjadi pada ruang kelas yang lain, makanya untuk saat ini kelas itu tidak kami pakai,"kata Halimah, Selasa (7/4).
Ia menambahkan, untuk mengatasi gangguan atas kelangsungan proses belajar mengajar siswanya, saat ini menggunakan ruang Kantin dan Perpustakaan menjelang ada perbaikan dari pihak Dinas Pendidikan.
"Untuk saat ini, anak-anak kita ungsikan belajar di Kantin dan Perpustakaan , menjelang selesai perbaikannya," tambahnya.
Terpisah, salah satu siswa yang belajar di Kantin, Riski (12) saat ditanya mengatakan, bahwa mereka takut belajar di ruang kelas tersebut, karena takut terjadi (dek ambruk, red) saat mereka sedang belajar.
"Takut bang, gek ambruk lagi, la dua hari belajar disini," kata Riski kepada wartawan.
Bangunan yang dibangun dengan program Rancangan Sekolah Bertarap Internasional (RSBI) dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD provinsi tahun 2011 ini, sudah pernah di periksa oleh komisi III DPRD Provinsi tahun 2013 lalu, yang saat itu menilai tidak ada masalah dengan kondisi bangunannya.
Hingga berita ini ditulis, pihak sekolah menyebutkan bahwa pihak dinas sudah turun melakukan pengecekan, serta dari pihak dewan juga sudah melakukan peninjauan terhadap penyebab runtuhnya dek kelas tersebut.(hmi)
Jalur Bangko-Kerinci Lumpuh, Ratusan kendaraan Terjebak Longsor
Jelang 27 November, Bawaslu Bangun Kolaborasi dengan Tokoh Lintas Agama