Terus Perjuangkan Perpisahan di Hotel
RADARJAMBI.CO.ID, KOTA JAMBI -Kembali puluhan siswa melakukan aksi protes ke DPRD Kota Jambi, karena rencana pelaksanaan perpisahan di hotel atau gedung di luar sekolah yang pada pertemuan sebelumnya tidak disetujui oleh anggota dewan.
Perwakilan siswa SMAN 1, SMAN 5, SMAN 11 dan SMA Ferdi Ferry ini akan tetap memaksa untuk pelaksanaan perpisahan dilaksanakan di gedung atau hotel yang terkesan kemewahan.
Bahkan, saat hearing kemarin, diketahui ternyata sejumlah siswa terpaksa meninggalkan jam pelajaran untuk mengikuti pertemuan dan memperjuangkan agar dewan menyetujui perpisahan di gedung atau hotel.
Kepada wartawan, perwakilan siswa ini ada yang duduk di kelas XII, mereka tak lagi belajar karena selesai mengikuti tray out. Sementara yang duduk di kelas XI boleh meninggalkan jam pelajaran dan sudah mendapatkan izin dari pihak sekolah.
"Ini murni usulan dari kami, bukan disuruh oleh pihak sekolah. Baik itu kepala sekolah ataupun guru, dan kawan-kawan kami banyak yang dak mau bayar iuran. Karena mereka tetap ingin dilaksanakan di hotel, bukan sekolah," jelas perwakilan siswa dari SMAN 1 Kota Jambi (8/4).
Selain dari itu alasan lain para siswa juga tidak ingin repot dalam melaksanakan acara perpisahan di sekolah. Sebelumnya ungkap salah satu perwakilan siswa bahwa mereka sudah pernah melaksanakan Pensi di sekolah namun memliki banyak kekurangan.
"Waktu pentas seni kemarin, acara hujan dan mati lampu. Jadi tidak berjalan dengan baik, selain dari itu kami juga bakal repot mengurus catering serta tenda. Tapi kalau di hotel, kami praktis dan tidak repot," ujar Verlin, bendahara Osis SMA N 1 Kota Jambi.
Dalam pelaksanaan dengar pendapat tersebut, Komisi IV juga memberikan berbagai masukan dan alternatif terbaik yang harus dilakukan oleh siswa di gedung rapat DPRD Kota Jambi.
Seperti pendapat Sihar Sagala, lebih menyarankan untuk perpisahan di gedung pemerintah karena lebih murah dan bisa menghemat.
"Selain gedung mewah, kan bisa kita gunakan gedung milik pemerintah, kan lebih murah," ucap Sihar Sagala dalam pertemuan tersebut.
Ketua Komisi IV Abdullah Thaif, mengaku tetap melarang pelaksanaan perpisahan di hotel. Namun semua keputusan tidak berada di tangan mereka. Karena dewan hanyalah secara rekomendasi bukannya eksekusi.
Tapi lain halnya, pendapat dari dua anggota Komisi IV, dengan tegas mengatakan setuju terhadap pelaksanaan perpisahan di gedung mewah tersebut. Seperti RR Nuly Kurniasih menegaskan, bahwa untuk pelaksanaan di gedung boleh-boleh saja karena sudah direncanakan secara matang.
"Secara pribadi setuju-setuju saja tapi dengan catatan, setelah dilihat kegiatan ini sudah direncanakan secara matang," ucap RR Nully Kurniasih, Rabu (8/4). Â Â Â
Hal senada juga diungkapkan anggota dewan Chandra Johan Karim, juga memandang jika tidak masalah perpisahan dilaksanakan di hotel atau gedung mewah.
Ditempat terpisah, saat dikonfirmasi kepada Walikota Jambi, Syarif Fasha mengkui bahwa pihaknya telah menerima 7 sekolah baik SMA dan SMP yang mengajukan surat permohonan untuk perpisahan di gedung.
Namun ungkap Walikota Jambi, Pemkot masih memproses surat tersebut, dan meminta kepada Dinas Pendidikan untuk memanggil semua kepala sekolah yang mengajukan surat permohaonan tersebut.
Dalam surat itu tertera alasan pelaksanaan di luar lingkungan sekolah, seperti bisa terganggunya proses pembelajaran untuk persiapan, jika dibandingkan biaya untuk pelaksanaan di gedung hampir sama dengan pelaksanaan di sekolah dan juga lahan parkir yang minim kalau di sekolah.
"Tapi saya masih tidak percaya begitu saja. saya masih tunda rekomendasi itu. saya minta Disdik kumpulkan kepala sekolah dan meminta pernyataan bagi siswa yang tidak mampu dari orangtua, jika ada orangtua yang masih mengeluh tetap dilaksankan, iya kepala sekolahnya dipecat saja," tegas Walikota.
Saat ditanya, apakah boleh dilaksanakan di Gedung mewah? menurut Fasha, silahkan gunakan gedung, jika tidak memberatkan bagi yang tidak mampu dan tidak menetapkan biaya. (hyy)
Jalur Bangko-Kerinci Lumpuh, Ratusan kendaraan Terjebak Longsor