Radarjambi.co.id-KOTAJAMBI-Pasangan Fasha-Mualana masih unggul jauh atas lawannya pasangan Abdullah Sani-Kemas Alfarizi (Sani-Izi). Bahkan jika Pilwako dilaksanakan hari ini, Fasha bersama pasangannya Maulana akan melenggang mulus sebagai pemenang.
Hal ini berdasarkan rilis survei yang dikeluarkan Idea Institute Indonesia, Minggu (11/2) sore, dalam rilis tersebut pasangan Fasha-Maulana unggul dengan 73 persen, sedangkan pasangan Sani-Izi hanya memperoleh suara 27 persen.
Direktur Eksekutif Idea Institute, Jafar Ahmad menyebutkan survei dilaksanakan dari tanggal 14-18 Januari 2018 dengan margin of error 4,38 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Jumlah sampel yang dipakai dalam survei sebanyak 500 responden, dengan metode Systematic Random Sampling (sampel acak yang diambil secara sistematik,” terangnya.
Menurutnya, respoden yang dipilih sudah mewakili postur populasi di Kota Jambi, sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilgub lalu, ada 405.850 mata pilih.
Ia mengatakan, jika pasangan Fasha-Maulana berdasarkan dari survei yang dilakukan, juga unggul di semua suku yang ada di Kota Jambi.
Mulai dari Melayu Jambi, Jawa, Minang, Batak, Melayu Palembang hingga Tionghoa.
Selain menjelaskan, hasil survey yang dilakukan Direktur Eksekutif Idea Institute Indonesia, Jafar Ahmad juga menyebutkan, jika biaya politik untuk Kota Jambi terlalu mahal.
Meski begitu, menurutnya politik uang (money politic) di hampir semua Pilkada, terutama di Pilwako Jambi 2018, hampir tidak mungkin untuk dielakkan.
“Semua bisa saja money politik, juga di Pilwako nanti. Politik uang hampir tidak mungkin untuk dielakkan, tapi tidak akan signifikan akan merubah pilihan di Pilwako Jambi, semacam peniscayaan tapi tidak boleh,” papar Jafar, Minggu (11/20).
Ia juga memberi pandangan, jika di Kota Jambi, uang akan menjadi signifikan merubah arah pilihan tergantung dari profesi pemilih.
“Jika buruh kasar dikasih Rp 100 ribu, tentu bisa mempengaruhi pilihannya, tetapi jika tingkat kerja dan pendidikannya lebih tinggi, tentu biaya politik yang akan dikeluarkan akan lebih besar. Bisa saja sampai Rp 500 ribu per kepala, makanya saya bilang biaya politik di Kota Jambi mahal,” ujarnya.
Jafar menambahkan, Kota Jambi berbeda dengan daerah lain, di Kota Jambi permainan politik harus benar-benar selektif, ini dilihat peredaran uang yang akan terjadi pada warga yang dianggap dapat dipengaruhi.
Artinya dengan memberikan uang tersebut maka orang itu akan bisa memilih calon tertentu.
Karena jika salah memberikan maka hasilnya pun akan sia-sia.
"Terlalu mahal membayar orang Jambi untuk dipengaruhi memilih, karena di Jambi sangat heterogen dari berbagai kalangan," sebutnya.
Reporter : Hilman
Editor : Ansory
Pertanda Apa ? Bendera Partai Gerindra Berjejer di Jalinsum Sarolangun
Di Batanghari, Dapil II Bertambah, Dapil III Berkurang Pileg 2019
PTPN IV Regional 4 Latih Asisten Personalia Kebun Tentang Kehumasan