Plt Gubernur Fachrori Buka Pensi Antar SMA se Provinsi Jambi

Rabu, 05 September 2018 - 09:08:02


/

RADARJAMBI.CO.ID,-Plt Gubernur Jambi H Fachrori Umar, Selasa (4/9) membuka Pagelaran Seni dan Budaya (Pensi) antar SMA se-Provinsi Jambi Tahun 2018. Acara yang dipusatkan di SMA 5 Kota Jambi itu, digelar dalam rangka sosialisasi empat pilar MPR RI, Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dengan tema "Melestarikan seni budaya, merawat kebhinekaan kita."

Selain Plt Gubernur Fachrori, tampak hadir pada acara itu, Kapolda Jambi Irjen Muchlis AS, Anggota DPD RI HM Syukur, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, para kepala SMA dan puluhan undangan lainnya. Kegiatan berlangsung satu hari, dengan pegelaran tari tradisional, penampilan band dengan lagu daerah serta kegiatan lainnya.

Kapoda Jambi Irjen Muchlis pada kesempatan itu antara lain menyebutkan, empat piliar Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika adalah perekat persatuan.  Anak-anak muda adalah calon penerus bangsa. Kalau melihat perkembangan saat ini, khususnya di Provinsi Jambi bahaya narkotika sangat masip.

"Saya lebih kurang delapan bulan di Jambi sudah menyita barang bukti sabu hampir 35 kilogram. Kasus narkoba kelihatan banyak kenapa, karena keaktifan petugas. Bukan berarti kalau ada tempat yang tidak ada narkoba, itu narkoba tidak ada. Itu baru ketahuan kalau ditangkap, kalau ndak ditangkap tidak kelihatan,” tegas Muchlis.

Selain mengingatkan agar genarasi muda jangan sekali-kali terjerumus narkoba, Kapolda juga mengingatkan kalangan pelajar untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Jangan sekali-kali menyebar ujaran kebencian. "Pergunakanlah medsos untuk hal-hal positif. Seperti untuk menunjang pendidikan,” pintanya.

Anggota DPD RI M Syukur dalam sambutannya mengharapkan acara ini memiliki dampak positif lingkungan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tujuan dari sosialisasi empat pilar MPR RI, Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika antara lain adalah untuk membangun kembali rasa cinta terhadap bangsa, seni budaya, Bhineka Tunggal Ika dan lain sebagainya.

''Kalau kita perhatikan perkembangan globalisasi. Apalagi kedepan kita akan memasuki pemilihan presiden, DPD, DPR dan DPRD. Hal ini hendaknya tidak membuat kita terbelah, menjadi kita berbeda pandangan, berbeda pendapat kemudian memecahkan kehidupan kita,'' ujarnya.

“Melalui Bhineka Tunggal Ika, kita mempersatukan yang berbeda. Silakan kita berbeda, tujuannya adalah satu. Jangan sampai perbedaan pandangan , perbedaan pilihan, perbedaan suku dan lain sebagainya justru membuat kita terbelah, tidak lagi menghargai nilai-nilai yang sudah dibangun oleh pendahulu kita,” ujar Syukur.

Acara empat pilar ini, tentu membangun nilai-nilai kebudayaan . “Dengan acara ini mudah-mudahan adek-adek, perlu juga disadari tentang bahaya Narkoba akan merusak budaya kita. Maka dari itu, diharapkan acara ini mempersatukan kita soal perbedaan pandangan dan lain sebagainya. Anak-anak adalah generasi penerus yang akan membawa bangsa ini lebih baik kedepan,” papar Syukur, sembari meminta agar generasi muda berhati-hati dalam menggunakan medsos, jangan sampai merusak nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuan dari lomba ini kata Syukur adalah untuk membangun, mempersatukan siswa sekolah semua.

“Kalah menang adalah hal yang biasa. Yang penting rasa kebersamaan kita sesama anak bangsa harus kita pelihara dengan baik. Berbeda pilihan, berbeda pandangan, berbeda almamater, berbeda suku dan lain sebagainya, kita tetap dalam kesatuan Bhineka Tunggal Ika. “ Walaupun berbeda-beda, kita tetap satu,” papar Syukur.
Plt Gubernur Jambi H Fachrori Umar menyebutkan, langkah strategis sudah dilakukan oleh MPR RI dengan mensosialisasikan empat pilar MPR RI.

MPR katanya, telah melakukan dua hal melakukan pegelaran seni budaya menjadi bagian dari sosialisasi empat pilar MPR RI dan mendukung pelestarian seni dan budaya seluruh tanah air.

"Maka MPR telah ikut melestarikan dan menjaga kebudayaan luhur agar para generasi muda Indonesia dapat lebih mencintai budayanya sendiri,” tegas Fachrori.

Sejalan dengan itu, dengan meningkatnya pemahaman terhadap keagamaan budaya, pentingnya toleransi dan pentingnya penyelesaian masalah tanpa kekerasan , serta mulai berkembangnya interaksi antar budaya merupakan perkembangan budaya sudah mengalami kemajuan.

Namun disisi lain, upaya pembangunan jati diri bangsa seperti penghargaan terhadap nilai budaya nasional dan budaya daerah , nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan rasa cinta tanah air dirasakan semakin memudar.

Terkait dengan ini, pengembangan nilai budaya lokal dan nasional menjadi masalah ketika dihadapkan pada arus globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi, dan komunikasi.

"Oleh karena itu menjadi tantangan untuk dapat mempertahankan jati diri bangsa sekaligus memanfaatkannya untuk pengembangan toleransi terhadap keragaman budaya dan peningkatan daya saing melalui kegiatan pegelaran seni dan budaya ini,” harap Fachrori.

Penulis : Har

Editor : Endang