Radarjambi.co.id - SAROLANGUN - Keberadaan SMKN 3 Pertambangan yang berada di Desa Lubuk Resam, Kecamatan Cermin Nan Gedang, Kabupaten Sarolangun, yang dibangun dengan anggaran hingga Rp10 Miliaran lebih menggunakan dana APBN pada tahun 2008, saat ini terlihat semakin tidak terurus.
Pantauan harian ini, kondisi lingkungan sekolah terlihat mulai ditumbuhi rumput dan semak, serta bangunan kelas banyak yang retak, meja kursi belajar siswa yang patah dan pecah.
Kepala SMK Negeri 3 Pertambangan Sarolangun, Deri saat dimintai keterangan pada Kamis (17/1), mengatakan bahwa sejak awal berdiri memang dikonsenkan pada jurusan pertambangan, dengan siswa 78 orang, hingga empat tahun berdiri jumlah siswa sempat meningkat hingga 210 orang, namun beberapa tahun belakangan sudah mulai sepi peminat.
"Awal berdiri tahun 2008 memang dinamakan SMK Negeri 3 Pertambangan dengan 78 orang siswa awal dibuka, sempat meningkat sampai 210 orang siswa hingga menurun saat ini tinggal 64 orang siswa," kata Deri.
Deri menyebutkan, berbagai upaya telah dilakukan pihaknya dalam mempromosikan sekolah itu untuk menarik minat orang tua maupun siswa di daerah itu untuk masuk sekolah tersebut, namun karena minimnya fasilitas terutama tenaga pengajar yang belum terpenuhi menjadikan peminat tidak tertarik masuk sekolah itu.
"Kami rutin mempromosikan sekolah, setiap masuk ajaran baru dengan membuat spanduk disetiap SMP, MTS sekitar ini dan tempat lain agar mereka tertarik sekolah ditempat kami," katanya.
"Persoalan lainnya, karena tenaga pendidik (Guru Red) bidang studi pertambangan yang tidak pernah terpenuhi sejak berdiri, juga termasuk penyebab sekolah semakin tidak diminati," tambah Deri.
Selain itu menurut Deri, dampak dari persaingan antara sekolah di daerah itu juga menjadikan masyarakat sekitar lebih memilih memasukkan anaknya ke sekolah lain tersebut dengan jarak antar sekolah yang tidak terlalu jauh, karena fasilitas dan tenaga pengajarnya lebih memadai.
"Saat ini tenaga pengajar kami yang berstatus PNS 10 orang, Guru Honor 5 orang dengan tidak ada satupun yang jurusan pertambangan, sesuai tujuan awal berdirinya sekolah," ujarnya.
Ia menjelaskan, akibatnya saat ini sekolah tersebut lari dari fokus utama di dirikannya sekolah itu, dengan hanya tinggal dua jurusan.
"Karena tenaga pendidik dari bidang studi pertambangan tidak pernah tercapai, sekarang terpaksa kami tinggakkan fokus itu, dengan hanya tinggal dua jurusan, yaitu multimedia dan tehnik kendaraan ringan (TKR)," kata Deri menjelaskan.
Situasi tersebut, mendapat kritikan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi, Komisi IV yang menjadi mitra kerja bidang pendidikan daerah itu. Salah satunya oleh Epi Suryadi dari Fraksi Hanura dapil Sarolangun - Merangin daerah itu.
"Kita tentu sangat miris melihat kondisi seperti ini, karena sejak diambil alih Provinsi, SMK Negeri 3 ini semakin tidak terurus.
Sementara yang saya ketahui sekolah ini merupakan satu-satunya SMK Pertambangan di Provinsi Jambi," katanya ditemui harian ini saat melakukan kunjungan kerja anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi ke Sekolah tersebut, Kamis (17/1).
Epi Suryadi mengatakan, terhadap kondisi ini pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi bidang SMK, untuk bagaimana kemudian sekolah tersebut semakin maju dari kondisi yang ada saat ini.
"Tentu ini harus menjadi tanggungjawab bagi pemerintah. Kalau terus dibiarkan seperti ini, saya yakin dalam tiga tahun kedepan bisa-bisa SMK ini akan tutup, ini akan menjadi kerugian dan kemuduran bagi dunia pendidikan kita, terutama Provinsi Jambi," katanya Epi Suryadi.
Dalam kesempatan tersebut, ia meminta pihak sekolah untuk menyusun kembali penguatan konsep dan program kerjanya untuk dijadikan pembahasan pihaknya bersama Dinas Pendidikan.
"Agar sekolah ini kembali pada fokus awal berdirinya, yaitu jurusan pertambangan. Untuk masa depan anak-anak kita nanti," tandasnya.
Reporter : C. rangkuti
Editor : Ansori
Kelanjutan Pembangunan Kantor Bupati Bukit Tengah, Terkendala Tunggu Rekomendasi KPK dan Kejati
Mahasiswa Tabir Demo, Pemkab dan DPRD Merangin Minta Pemerataan Pembangunan
Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Satgas PASTI Lakukan Soft Launching Indonesia Anti-Scam Centre