Petani Sedikit Lega, Harga TBS Mulai Membaik

Senin, 28 Januari 2019 - 20:48:45


Petani Pinang Tanjab Barat
Petani Pinang Tanjab Barat /

Radarjambi.co.id - KUALATUNGKAL - Petani di Tanjung Jabung Barat kini boleh sedikit bernapas lega. Pasalnya sejak sepekan terakhir harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit mulai naik di pasaran.

"Ya, sekarang lagi bagus bagusnya harga sawit, pinang dengan kelapa dalam. Mudah-mudahan bisa bertahan atau lebih bagus bisa naik naik terus. Jadi kami ada untungnya gak rugi rugi terus," ungkap Rahim Petani di Tanjab Barat, Senin (28/1).

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tanjab Barat, Syafriwan dikonfirmasi menyebut, naiknya harga jual sawit bisa jadi karena stok sawit di pasar dunia mulai menipis sehingga permintaan akan sawit meningkat.

"Karena hukum pasarnya kan seperti itu. Kalau permintaan kebutuhan akan sawit banyak sementara stok menipis maka harganya otomatis akan naik," jelas Kadisperindag Tanjab Barat, Syafriwan.

Jika sebelumnya, TBS sawit dihargai pada kisaran harga di bawah Rp 1.000, per kilogram, kini TBS sawit dihargai pada kisaran harga Rp 1.100, - 1.200 per kg.

Begitu juga dengan TBS pinang bertengger pada kisaran harga cukup menggembirakan, jika sebelumnya dihargai Rp 12.000, - per kilogram kini dibeli dengan harga Rp 15.000, - per kilogram.

Artinya ada selisih harga naik sebesar Rp 3.000,- per kilogram.

Tak luput, kelapa dalam yang awalnya anjlok pada kisarab harga Rp 500,- Rp 600,- kini perlahan mulai terangkat pada kisaran harga Rp 700, - 800,- per buah.

Disinggung persoalan mulai banyak kecenderungan petani di Tanjab Barat mengalih fungsi lahan sawit ke tanaman pinang, karena harga pinang dinilai lebih menjanjikan keuntungan jika dibanding harga sawit yang dinilai mulai melesu di pasaran.

Syafriwan, menilai banyak petani mengambil langkah tersebut, dipengaruhi dampak harga, dimana harga sawit mencapai titik mencemaskan, jadi masyarakat menganalisa kembali mana yang harganya lebih baik dan stabil.

"Kami dari Disperindag menghimbau masyarakat petani lebih selektif memilih jenis tanaman jangan karena ikut-ikutan," ujar Syafriwan.

 

 

Reporter : Kenata

Editor     : Ansori