Jambi Dapat Program "Bio Karbon Fund"

Minggu, 03 Maret 2019 - 21:52:11


Pertemuan dengan Bank Dunia mendampingi Gubernur Jambi di Kantor Gubernur Jambi beberapa lalu
Pertemuan dengan Bank Dunia mendampingi Gubernur Jambi di Kantor Gubernur Jambi beberapa lalu /

Radarjambi.co.id - KOTA JAMBI - Provinsi Jambi menjadi salah satu provinsi di dunia yang mendapat program "Bio Carbon Fund" yakni salah satu program untuk menurunkan emisi gas sebesar dua persen dengan pelestarian hutan.

"Provinsi Jambi merupakan salah satu dari lima provinsi di seluruh dunia untuk kegiatan Bio Carbon Fund," kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Bestari saat pertemuan dengan Bank Dunia mendampingi Gubernur Jambi di Kantor Gubernur Jambi beberapa hari lalu.

Bestari mengatakan untuk Indonesia hanya dua provinsi yang mendapat program tersebut, yakni Kalimantan Timur dan Jambi.

"Negara yang menjadi program proyek ini adalah Kolombia dan Ethiopia. Dan Provinsi Jambi mewakili Indonesia bahkan Asia. Ini tindak lanjut dari komitmen Presiden Jokowi yang menandatangani Paris COP tentang kesepakatan dan negara kita berkomitmen menurunkan emisi gas sebesar dua (2) persen," kata Bestari.

Program tersebut dianggarakan sebesar sekitar 100 miliar US dolar sampai degan tahun 2030.

Bestari mengatakan setelah Jambi bisa berhasil menata kawasan hutan dan berhasil memberdayakan menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar hutan untuk tidak melakukan perambahan, barulah ada hitung-hitungannya.

"Berapa karbon, berapa oksigen yang dihasilkan dari hutan kita, itu ada hitungannya. Nanti kita dapat kompensasi dari situ," kata Bestari.

Bestari mengatakan, tahapannya, pada 2019 adalah kelembagaan dan persiapan, setelah itu lanjut ke pelaksanaan tahun 2030 dan baru bisa Jambi dapat 'benefit'.

"Pengeloaannya melalui Bappeda, program ini sejalan dengan program pak gubernur. Jadi apa yang tidak bisa didanai APBD dan APBN, maka dana ini yang kita pakai. Misalnya tahun ini kita sudah menganggarkan pemberdayaan masyarakat di beberpa kabupaten, namun yang tidak bisa tercover didanai dengan program ini," jelasnya.

"Mereka pihak Bank Dunia ini sudah mulai menggali apa yang dibutuhkan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat, seperti kopi akan dibantu peralatan-peralatan dan pendampingan, sehingga masyarakat tidak lagi masuk lebih jauh ke dalam kawasan hutan," kata Bestari.

Direktur Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Emma Rahmawati mengatakan program "Bio Carbon Fund" Initiative Sustainable Forest Landscape di Jambi harus memberdayakan masyarakat setempat dan masyarakat sekitar kawasan hutan agar masyarakat mau melestarikan hutan.

Senior Environment Specialist World Bank Task Tem Leader, Dinesh Ariyal juga berharap adanya tim teknis yang kuat dalam implementasi program dan untuk itu segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik sebelum program dilaksanakan.

Sementara itu, Gubernur Jambi Fachrori Umar berharap agar kerjasama dengan Bank Dunia cepat terwujud. Dirirnya mengapresiasi kedatangan pihak Bank Dunia dan tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia ke Provinsi Jambi dengan agenda untuk menjaga kelestarian hutan supaya bisa menghasilkan udara bersih.

Fachrori sangat menghargai dipilihnya Provinsi Jambi untuk program Bio Karbon Fund, apalagi hanya ada dua provinsi di Indonesia yang mendapatkan program tersebut.

"Terimakasih atas perhatian Bank Dunia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI terhadap Provinsi Jambi. Saya berharap kita bisa bekerjasama dengan baik dan supaya program yang dirancang harus benar-benar bermanfaat bagi masyarakat," kata Fachrori.

Gubernur menambahkan, salah satu kekhasan dalam hutan Jambi yakni adanya Suku Anak Dalam (SAD) dan keberadaannya juga harus diperhatikan.

 

 

Reporter : E. Haryanto

Editor     : Ansori