Radarjambi.co.id, TANJABBAR – Terkait pasien gizi buruk, M Rizky Apriyanto (4) anak kedua dari pasangan Yanto dan Ratna Sari warga Dusun Harapan Maju, RT 027 Desa Teluk Ketapang, Kecamatan Senyerang yang saat ini masih terbaring lemah di RSUD KH. Daud Arif Kuala Tungkal mulai mendapat perhatian dari berbagai kalangan.
Dengan kondisi pasien yang sungguh memprihatinkan, hingga membuat anggota DPRD Tanjabbar, Jamal Darmawan Sie meneteskan air mata saat membejuk pasien yang memiliki berat 5,9 Kilogram itu, Selasa (6/3).
Jamal sangat menyayangkan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjab Barat yang terkesan lalai sehingga masih ada warga terkena gizi buruk diwilayahnya.
Jamal menilai, dengan masih adanya anak yang terkena gizi buruk di Tanjab barat merupakan dampak dari kelalaian, kurangnya koordinasi dan pengawasan Dinas Kesehatan maupun puskesmas dan pemerintah desa.
"Terkait itu terlepas kita berbicara ini gizi buruk atau bukan, ataupun ada penyakit lainnya yang seharusnya cepat ditangani oleh Instansi terkait agar tidak terbiarkan," ujarnya.
Dia Berharap kondisi pasien tidak semakin buruk. Sebab berdasarkan informasi dari orang tua pasien, anak tersebut menderita gizi buruk sejak bayi.
"Ini yang sangat kita sayangkan, terkadang kalau warga kurang mampu mereka tidak berani berobat ke rumah sakit karena takut biaya mahal. Inilah fungsi dari Dinas Kesehatan atau puskesmas setempat, jika bidan desanya cepat lapor, mungkin anak ini sudah ditangani sejak lama, Tidak seperti saat ini hingga umur empat tahun baru mendapat perhatian," sebut Jamal.
"Maaf ngomong, kita masih bisa bersyukur pada hari ini anak ini masih diberikan napas oleh Allah," syukuri Jamal yang hampir meneteskan air mata.
Kepada dinas terkait, seperti dinas kesehatan dia berharap agar segera berkoordinasi dan mengambil tindakan sehingga anak tersebut bisa mendapat perawatan khusus yang lebih layak. Dan anak tersebut bisa sehat dan bisa beraktivitas seperti anak pada umumnya.
Kedepannya dia juga berharap dengan koordinasi dan penanganan yang baik semoga tidak ada lagi kasus gizi buruk khususnya di Kabupaten Tanjab Barat.
"Seperti ini harusnya, pasien rujukan harus di dampingi oleh bidan desa atau pihak puskesmas setempat untuk untuk memberi semangat kepada pasien dan keluarganya," harap Jamal.
Sebelumnya, Ibu kandung M Rizky menceritakan jika anak keduanya itu telah berulang kali masuk rumah sakit sejak lahir. “Rizky dilahirkan saat usia kandungan masih delapan jalan sembilan bulan," ungkapnya.
Rizky sendiri dirawat sejak empat hari yang lalu tepatnya Sabtu (2/3) lalu, berkat transfusi darah yang dilakukan kondisi Risky telah sedikit mengalami perubahan.
Tidak hanya gizi buruk, hasil diagnosa Marasmik Kwasiorkot menunjukan jika Risky juga menderita kelainan Anemia, Epilepsi, cp spastik, Hypoglikomia.
Karena perekonomian keluarga, ketika hendak mengurus surat keterangan tidak mampu (SKTM) hal yang didapatkannya malah ketidakpercayaan. Sebab pihak desa menganggap Rizky hanya demam biasa.
"Kami bawak anak kami ke Kantor Desa supaya mereka percaya dan mau buat SKTM. Soalnya dikirain cuman demam biasa," ungkapnya.
Saat Rizky dibawa orang tuanya ke Bidan desa, disarankan untuk dibawa ke Senyerang (Puskesmas). Jika Senyerang tidak sanggup, disarankan untuk dibawa ke rumah sakit.
Saat di puskesmas tersebut didapatkan rujukan ke ruang poli anak di RSUD KH Daud Arif kuala Tungkal. Meskipun pasien rujukan, Rizky bersama orangtua berangkat ke rumah sakit tidak didampingi oleh bidan ataupun dari pihak puskesmas.
Ratna juga menceritakan kalau bidan tersebut tidak bisa mendampingi karena sedang berhalangan dan ada rapat.
Dia berharap kepada pemerintah agar mendapatkan pertolongan, sehingga anaknya bisa sembuh seperti anak seusianya. "Kalau bisa ditangani, tolonglah anak kami supaya cepat sembuh," harapnya bernada sedih.
Reporter : Kenata
Editor. : Ansory S
Melalui Training Center, Wabup Harapkan Peningkatan Peserta MTQ Tanjabarat
Dinsos Sarolangun sudah Salurkan 17 Ton Beras untuk 2.464 KK Terkena Banjir
Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Satgas PASTI Lakukan Soft Launching Indonesia Anti-Scam Centre