Radarjambi.co.id - MUARABULIAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batanghari berhasil menemukan 33 kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selama Januari - Februari 2019.
Hal ini diungkap Kepala Dinkes Batanghari Hj. Elfie Yennie, MARS. Diakuinya, kasus penyakit DBD di Kabupaten Batanghari setiap tahun mengalami peningkatan.
"Kita temukan pada Januari 24 kasus DBD dan Februari 9 kasus DBD, totalnya 33 kasus," ujarnya.
Dikatakan Elfie, 24 kasus penyakit DBD yang ditemukan Dinkes Batanghari selama Januari menyerang umur 1 sampai dengan umur 14 tahun, umur 15 sampai dengan 44 tahun dan umur diatas 45 tahun.
"Delapan kasus menyerang umur 1 sampai umur 14 tahun, 13 kasus menyerang umur 15 sampai umur 44 tahun dan tiga kasus menyerang umur diatas 45 tahun," ujarnya.
Penderita penyakit DBD selama Januari berhasil ditemukan dalam wilayah Kecamatan Bajubang tiga kasus, Kecamatan Muara Tembesi dua kasus, Kecamatan Mersam dua kasus, Kecamatan Maro Sebo Ulu satu kasus serta Kecamatan Muara Bulian 13 kasus.
Sementara pada Februari 2019, penyakit DBD menyerang umur 1 sampai umur 14 tahun berjumlah dua kasus dan umur 15 sampai 44 tahun tujuh kasus.
"Dalam wilayah Kecamatan Muara Bulian kita temukan tujuh kasus DBD, Kecamatan Pemayung satu kasus dan Kecamatan Batin XXIV satu kasus," ucapnya.
Berdasarkan data Dinkes Batanghari, lanjutnya Elfie, jumlah kasus DBD menyerang masyarakat Kabupaten Batanghari selama 2017 mencapai 67 kasus.
Kemudian pada 2018 jumlah DBD meningkat drastis dengan angka 159 kasus. Peningkatan kasus DBD biasanya terjadi saat memasuki musim penghujan.
"Musim penghujan ini sudah dimulai sejak Oktober 2018 lalu. Hal tersebut terlihat dari peningkatan kasus demam berdarah yang dimulai sejak bulan itu," ujarnya.
Pada Oktober 2018 silam, terdapat 11 kasus DBD. Jumlah ini kemudian meningkat pada November dengan angka 41 kasus dan pada Desember terjadi lagi 35 kasus. Sebaran penyakit DBD hampir merata di seluruh Kecamatan.
"Memasuki hingga pasca musim hujan kita selalu gencar lakukan pencegahan penyebaran penyakit DBD," katanya.
Dinkes Batanghari juga gencar melaksanakan program juru pemantau jentik (Jumantik) untuk mencegah sebaran penyakit DBD. Program Jumantik diharapkan mampu menekan sebaran penyakit DBD dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
"10 Desa dan Kelurahan telah menjalankan program Jumantik. Dalam setiap rumah terdapat satu orang yang di tunjuk sebagai jumantik. Juru pematau jentik yang di tunjuk diberikan pengetahuan dan pembekalan oleh Dinkes Batanghari," katanya.
Pembekalan yang diberikan terkait ciri-ciri tempat berkembang biak jentik nyamuk DBD dan cara memberantasnya. 10 Desa dan Kelurahan yang menerapkan program tersebut diantaranya Kelurahan dalam Kecamatan Muara Bulian.
Sedangkan untuk lingkup Desa diantaranya Desa Petajen, Batin, Mekar Sari Nes, Penerokan dan Desa Serasah.
"Melalaui Jumantik ini diharapkan kebersihan lingkungan dapat terjaga dan dapat memberantas sarang-sarang nyamuk DBD," tandasnya.
Reporter : Didi
Editor : Ansori
Bupati Ingin ASN Pintar dan Berakhlak Mulia, Al Haris Datangkan Ustadz dari Kota Jambi Pada Pengajia
Tanjabbarat resmi Buka rute Baru Pelabuhan Roro Kualatungkal-Batam
Bupati Safrial Serahkan Alat Bantu Kepada Puluhan Penyandang Disabilitas
Lihat Kondisi Penderita Gizi Buruk, Jamal Sebut Kelalaian Dinkes
Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Satgas PASTI Lakukan Soft Launching Indonesia Anti-Scam Centre