Radarjambi.co.id - KOTA JAMBI - Terakit dengan proyrk waste to energy ( WTE) di Kota Jambi yang merupakan bantuan dari IRRC melalui kementerian LHK RI yang telah diresmikan pada tahun 2018 lalu.
Disampaikan Kepala Dinas lingkungan Hidup Kota Jambi Ardi bahwa hingga saat ini WTE tersebut belum dapat di operasikan.
“Saat ini dalam tahapan komisioning atau dalam arti uji coba pemakaian,”katanya.
Ardi mengatakan, bahwa pemerintah Kota Jambi saat ini sedang menanti serah terima aset dari Pemerintah pusat melalui KLHK kepada Pemerintah Kota Jambi.
“Kita pemerintah Kota Jambi menanti serah terima aset dari pemerintah pusat melalui KLHK kepada pemerintah Kota Jambi saat ini didalam proses terakhir telah dilakukan finalisasi, evaluasi pengoprasian dari WTE yang ada dengan kita. Saat ini kita sudah mencoba operasionalnya telah didapatkan gas metan mudah-mudahan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar,”ujarnya.
“Sudah dilaporkan kepada UNESCO sebagai penyumbang dana dari kegiatan tersebut yang nantinya akan memberikan kepada kementerian KLHK dan selanjutnya nanti kementerian KLHK akan menyerahkan kepada pemerintah Kota Jambi didalam pelaksanaan operasionalnya,”katanya Ardi.
Dikatakan ardi bahwa Kebijakan dari walikota mengamanahkan kepada DLH Kota Jambi sudah menghasilkan gas metan 10 kompor gas.
“Untuk wilayah sekitar itu untuk menjadi kampung metan saat ini sudah didstribusikan sebagai ujicoba sebanyak 10 kompor gas yang gasnya itu berasal dari WTE,’' ujarnya.
Disampaikan Ardi bahwa uji coba operasional yang dilakukan saat ini berjalan dengan baik tanpa kendala sehingga dapat di manfaarkan oleh masyarakat.
“Kalau kita lihat WTE saat ini alhamdulilah operasionalnya baik sehingga tabung atau balon gas yang ada disana itu menggelembung penuh dengan gas dan ini harus di keluarkan untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, ” ujarnya.
Ardi juga mengatakan bahwa selain untuk kompor gas WTE juga akan dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik bagi masyarakat nantinya.
“Selain itu nanti kita juga akan memanfaatkan gas ini untuk bahan energi listrik, mudah-mudahan energi listrik yang dihasilkan dari gas ini bisa memenuhi kenutuhan. Setidaknya WTE atau juga dapat memenuhi kebutuhan pasar yang ada di pasar talang banjar saat ini,” terangnya.
Dikatakan Ardi bahwa Setiap hari sampah organik yang dikelola di WTE rata-rata mencapai 3 ton dan kalau operasionalnya lebih banyak yang akan datang maka bisa mencapai 5 ton, sampah yang di hasilkan dari pasar talang banjar, Aurduri dan pasar-pasar lainnya yang ada di Kota Jambi.
“Tapi saat ini rata-rata setiap hari kita masih mengelola sampah organik yang dihasilkan dari pasar kurang lebih 3 ton. Kalau dari posisi saat ini sampah pasar yang dihasilkan ini sudah sangat mencukupi malah berlebih karena kita memiliki pasar. Itu ada beberapa yaitu pasar talang banjar, aurduri, dan pasar-pasar lain yang penunjang, dari pasar-pasar penunjang ini belum kita manfaatkan untuk bahan organiknya maupundari pasar aurduri. Kemungkinan berdasarkan kebijakan dari Walikota bahwa nanti akan ada duplikasi kalau ini berhasil dengan baik maka akan ada pembuatan WTE ini di tempat-tempat yang lain untuk mengurangi beban sampah pasar terbawake TPA yang ada saat ini,” terangnya.
Reporter : Musriah
Editor : Ansori
BPJS Kesehatan Belum Bisa Pastikan Kerjasam Dengan 3 Rumah sakit
Fasha : Politik adalah Pesta Demokrasi Tidak Saling Menyebar Kebencian
Walikota Minta Hibah Barang tak Terpakai Dilakukan Tiap Bulan
Pj Wali Kota Jambi Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Dan Lepas Tim Gabungan Penertiban APK Pilkada