radarjambi.co.id-SURABAYA - Para orang tua pun melampiaskan kekecewaan mereka ke sejumlah sekolah hingga dinas pendidikan (dispendik) maupun DPRD Surabaya.
Mereka mengeluh dan menangis karena salah strategi dalam memilih sekolah dan jalur PPDB masuk SMPN.
Ratusan wali murid bahkan sudah mendatangi kantor Dispendik Surabaya. Mereka memprotes sistem pendaftaran zonasi umum yang dinilai tidak fair.
Terutama soal perhitungan jarak yang tidak sesuai dengan ketentuan. Misalnya, yang disampaikan Sunarti.
Warga Manyar Sabrangan itu kecewa karena anaknya tidak diterima di SMPN 19. Padahal, dia sudah mendaftarkan anaknya pada Selasa (18/6) pukul 02.00.
Harapannya dengan daftar cepat, anaknya bisa diterima. Namun, hingga kemarin siang, nama anaknya tidak muncul.
Yang membuat Sunarti kesal, ternyata setelah melihat pemeringkatan jarak, anaknya seharusnya masuk. Sebab, jarak rumah dengan pilihan nomor 1 adalah 1.879 meter.
Sementara itu, siswa lain dengan jarak 2.500 meter dari sekolah masih diterima.
"Kenapa anak saya kok tidak lolos?" ucapnya.
Kepala Dispendik Ikhsan mengatakan, tidak sinkronnya pemeringkatan sementara berdasar jarak rumah peserta PPDB dalam sistem online itu terjadi karena jumlah pendaftar membeludak pada hari pertama PPDB.
Kondisi itu tidak pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Anggota tim pemrograman PPDB Surabaya Yudhi Purwananto mengatakan, perbedaan pemeringkatan berdasar jarak itu terjadi karena saat ini masih memprioritaskan pilihan 1.
Artinya, mungkin saja nama siswa tersebut diterima di pilihan 2, tetapi belum muncul dalam pemeringkatan.(jpnn)
Sumber : JPNN
Ujian Berbasis Android Perdana di Tanjabbar Dianggap Mempermudah Siswa
Guru ASN SMAN 16 Tebo Dimutasi,Siswa Bakal Gelar Aksi Mogok Belajar lagi
Dukung Inklusi Keuangan, OJK Resmikan 552 TPAKD di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota