radarjambi.co.id-JAMBI-Sepertinya nama istri dari Almarhum Mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin (ZN) sudah bukan menjadi teka teki lagi untuk menjadi pendamping Fachrori Umar dalam melanjutkan kepemimpinannya.
Sebab dari banyaknya dukungan baik dari masyarakat maupun berbagai pihak terhadapnya itu mengagetkan Ratu Munawarah.
"Terus terang itu sangat mengagetkan ya bahwa orang-orang masih memberikan apresiasi yang begitu baik kepada saya pribadi.
Mengingat bahwa saya sendiri sudah lama meninggalkan Jambi dan dalam artian memang juga tidak begitu aktif ya dalam kegiatan di Provinsi Jambi," tuturnya usai menghadiri pengukuhan pengurus Dekranasda Provinsi Jambi, Rabu (19/6/2019).
Menurut Ratu, kepercayaan yang diberikan terhadapnya untuk maju, bukan tanpa alasan dan faktor.
"Tentunya banyak pertimbangan, faktor. Walaupun tidak secara langsung, namun asam manisnya dalam Pilkada kurang lebihnya saya tahu. Itulah akhirnya memberanikan diri untuk mencalonkan," ungkapnya.
Bahkan, Ratu mengklaim, bahwa dirinya bersama para kader DPW PAN Provinsi Jambi sudah melalui beberapa tahapan untuk mengikuti Pencalonan Wakil Gubernur (Cawagub) Jambi.
"Saya sudah berketetapan (siap) dan saya sampaikan ke Pak Bakri selaku ketua DPW PAN," bebernya. Sekarang ini, kata Ratu, dirinya tengah mengikuti mekanisme yang ada.
"Tinggal bagaimana nanti partai apakah partai mau mengajukan siapa? ya silahkan," terangnya.
Tentunya, sebagai kader Partai dan pernah menjadi masyarakat Jambi, Ratu Munawarah menegaskan sangat menolak segala langkah yang bersifat tidak elegan apalagi terkesan transaksional.
"Karena bagi saya, sudah sangat cukup Jambi melalui sebuah proses yang tidak elok, menciderai rasa kita terlebih kita terkenal dengan budaya melayu yang sangat erat dengan nilai nilai agama," ujarnya.
Dari proses yang tidak elok itu juga, Ratu mengajak seluruh elemen masyarakat Jambi agar menjadi lebih baik lagi ke depan. "Bukan berarti saya menuduh, tetapi ini untuk mengingatkan diri saya sendiri," tegasnya.
Karena, bagi Ratu, menjadi seorang pemimpin tidak mudah. Terlebih zaman sekarang yang masyarakatnya lebih kritis dan media juga terbuka sangat luas, membuat siapa pun memberikan koreksi dengan begitu bebasnya.
"Tentu bagaimana memimpin saya tahu, bagaimana bapak dulu memimpin dari mulai tahun 1999 sampai 2010 kemudian sekarang 2010-2019 kurang lebih seperti itu gambarnya, seperti apakah mendampingi langsung jadi banyak hal yang harus dipikirkan. Jangan sampai tergoda dengan diluar yang tidak baik itu demi mengejar jabatan, karena itu tidak ada artinya sama sekali," tandasnya
Reporter ; E Haryanto
Editor : Ansory S
Gubernur Jambi Fachrori Ucapkan Selamat Kepada Jokowi-Ma'ruf
PTPN IV Regional 4 Latih Asisten Personalia Kebun Tentang Kehumasan