PEMILIHAN kepala daerah atau Pilkada sebentar lagi akan berlangsung di Provinsi Jambi. Setidaknya ada 5 daerah dan 1 Pilgub yang akan melaksanakan Pilkada pada 9 Desember 2020 mendatang, yaitu Batanghari, Tanjabbarat, Tanjabtimur, Bungo, Sungai Penuh dan Pemilihan Gubernur Jambi.
Selama saya berprofesi sebagai Jurnalisti, sudah ada beberapa kali merasakan atmosfir pesta demokrasi warga tersebut. Dari beberapa Pilkada yang pernah saya amati ada perbedaan antara Pilkada yang saat ini dengan Pilkada 2007 dulu.
Zaman itu, warga belum dicekcoki dengan media sosial (Medsos) seperti saat ini. Tapi ketika itu Pilkada yang sangat berdampak pada ASN di lingkup kota Jambi.
Ketika itu, banyak ASN yang dinonjobkan terutama yang terlibat politik, eselon II,III dan IV rata di nonjobkan jika ketahuan mendukung salah satu kandidat, apa lagi jika kandidat yang didukung bukan pasangan calon yang didukung sang penguasa.
Pilwako ketika itu dikuti pasangan M Asnawi-Nuzul Prakasa, Bambang Priyanto-Sum Indra pasangan Sutrisno-Effendi Hatta, serta pasangan Zulkifli Shomad-Agus Roni
Dalam Pilkada Medio ini, ASN yang banyak jadi Korban. Dan pada akhirnya, pasangan Bambang Priyanto-Sum Indralah yang keluar sebagai pemenang dengan meraup sekitar 98.180 suara setara dengan 43,6 persen.
Pun pada pemilihan Gubernur Jambi yang diikuti Hasan Basri Agus-Edi Purwanto dan Zumi Zola-Fachrori Umar, juga ada ASN yang jadi korban.
Ketika itu, Zumi Zola-Fachrori berhasil menang, dan usia dilantik beberapa bulan ASN yang diindikasikan ada "bau-bau'' Hasan Basri Agus yang ketika itu sebagai petahana habis diganti oleh Zumi-Zola-Fachrori.
Dalam pilkada serentak tahun 2020 kali ini amat jauh berbeda dengan Pilkada beberapa tahun lalu, yang jelas perbedaannya ada pada waktu pelaksanan yang dilaksanakan pada masa pendemi Corona atau Covid 19.
Setiap calon harus mengikuti protokol kesehatan, dan salah satunya tidak boleh ada pengumpulan massa. Namun, Cakada tetap melakukan sosialisasi dengan menggunakan media sosial.
Ada bagusnya sosialisasi menggunakan media sosial (Face Book dan Instagram) tidak ada kerumunan massa.
Tapi ada dampak kurang bagusnya juga menggunakan medsos ini yaitu munculnya akun bodong atau bazzer yang digunakan untuk menyerang lawan politik.
Pantauan saya di medsos face book, setidaknya ada belasana akun bodong yang tidak jelas siapa pemiliknya. Diakun pribadi saya saja, semenjak ada pilkada akun yang ingin berteman dengan saya jumlahnya puluhan.
Tapi bagi saya ada cara agar tidak berteman dengan akun bodong itu. Satu persatu saya lihat profil pengguna jika hanya memiliki segelintir pertemanan dan usia akun masih sangat baru (Hitungan hari dari akun tersebut dibuat) biasanya tidak saya terima atau konfirmasi pertemanannya.
Namun kembali kepada diri kita masing-masing, kita harus bisa memilah mana akun yang menurut kita asli atau hanya menggunakan data palsu.
Dan semoga Pilkada 9 Desember 2020 mendatang berjalan aman dan lancar. (***)
Penulis : Ansory (Wartawan Radarjambi.co.id & Harian Jambi Stars)
Pesan Baju Adat Fachrori Umar-Syafril, Upaya Membangkitkan Batang Terendam Kejayaan Jambi
Ribuan Warga Sungai Manau Bergelora Menyambut Bang Syukur Dan Khafid Muin