radarjambi.co.id-KOTA JAMBI– Sejumlah bangunan sekolah di Kota Jambi masih cukup memprihatinkan.
Seperti di antaranya bangunan SD 68 Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin dan SD 44 Tanjung Johor, Kecamatan Pelayangan. Dua sekolah ini, selain sudah tua, sejumlah sisi juga terlihat sudah rapuh.
Sebab dua sekolah ini, hampir seluruh terbuat dari kayu. Hal ini pun menjadi sorotan anggota Komisi IV DPRD Kota Jambi. Rabu (20/1), mereka meninjau langsung kondisi sekolah tersebut.
Seperti SD 68, saat ini sangat memprihatinkan. Selain kerap terendam banjir, sejumlah tiang penyangga bangunan sekolah kerap dicuri orang tak dikenal. Kepala SD 68, Darmadi mengatakan, bahkan beberapa waktu lalu, sekolah tersebut pernah roboh.
Mau tak mau, mereka harus lebih ekstra untuk mengawasi para siswa, saat masuk sekolah. Ini tentu bukan hal mudah.
Dengan kondisi seperti itu, Darmadi tak menampik bahwa dapat mempengaruhi antusias masyarakat yang ingin menyekolahkan anak mereka di sana.
“Bangunan ini sudah lama sekali. Hanya beberapa kelas saja yang permanen dibuat dari batu. Kita juga udah sering usulkan untuk diperbaiki, namun sepertinya harus bergiliran dengan sekolah lainnya,”ujar Darmadi.
Sementara mengenai tiang penyangga sekolah yang kerap dicuri, Darmadi menyebutkan, para pencuri selalu memanfaatkan kondisi air yang naik.
“Kita tidak tahu siapa. Pas banjir kemarin lah mereka curinya. Beberapa minggu lalu 3 tiang dicuri, total ada puluhan lah,” terangnya.
Tentu saja dengan dicurinya tiang penyangga tersebut, sengat mempengaruhi kondisi bangunan di atasnya. Mereka pun mengakalinya dengan menggantikan kayu lainnya.
“Ya kita harap ini dapat diperbaiki. Kasihan dan bahaya juga untuk anak-anak kita kan. Mengenai pencurian, sudah pernah kita laporkan ke Polisi,” jelasnya.
Sementara itu di SD 44 Tanjugn Johor, Kecamatan Pelayangan, juga mengalami kondisi yang sama.
Parahnya, jika banjir terjadi, limbah septic tank akan meluap dan mengeluarkan aroma tak sedap. Tentu ini mengganggu aktivitas belajar mengajar.
Ini seperti yang dikatakan guru SD 44, Zulmi Rahman. Bahkan kata dia, dengan kondisi bangunan yang sudah tua dan rapuh, pernah ada siswa yang terjerembab, karena tidak mengetahui bahwa lantai kayu kelas rapuh.
“Ada beberapa ruangan yang kita rehab pakai dana BOS, tapi tentu tidak maksimal. Karena ketahanannya berbeda. Cukup mengkhawatirkan selama ini, saat kegiatan pembelajaran. Ada yang jeblos pas dipijak siswa, karena tidak tahu kalau itu lapuk,” singkatnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Jambi, M Jasrul mengaku sangat menyayangkan dengan kondisi sekolah-sekolah tersebut. Ia pun berharap, instansi terkait agar dapat segera menindak lanjuti hal tersebut.
“Kondisi SD nya luar biasa parah. Kelas yang masih kayu kondisinya sangat menghkahawtirkan. Kita dari Komisi IV sangat merekomendasikan ke pemerintah.
Jika anak-anak masuk dan belajar tatap muka, itu sangat mengkhawatirkan. Bangunnnya sudah hampir hancur semua. Untuk SDN 68 ini jika kondisi bangunan seperti itu, kita rekomendasikan tunda dulu untuk belar tatap muka, karena rawan betul,” jelasnya.
Pihaknya sebut Jasrul, meminta kepada Disdik dan PUPR untuk segera berkoordinasi untuk membangun sekolah tersebut. Harus di prioritaskan.
“Jika 2021 ini belum dianggarkan, maka 2022 nanti harus dianggarkan. Dinas Pendidikan harus melihat sekolah-sekolah yang masih kayu ini,” imbuhnya. (ria/akd)
Sukandar : Dua Kepala OPD Tebo Terpapar Covid-19, 1 Orang Dirujuk Ke Padang
Ratusan Warga Duduki Lahan Sengketa dengan PT WKS Belum Jelas
Terisolasi dan Belum Ada Akses Jalan, Desa Air Lidi Belum Ada Listrik
Peringati HUT KORPRI, Pemkot Gelar Upacara dan Berikan Berbagai Apresiasi