Dilukisnya,
Manusia, alam dan lingkungan
Dengan media pantulan cahaya
Dibidiknya, obyek penuh konsentrasi
Dan dengan kesabaran yang meditatif
Keputusan pun diambilnya;
Ketika senja turun
Bianglala membentang di langit
Berahu-perahu nelayan bergoyang
Senandung ombak di bawah dermaga
Petani-petani yang tabah
Meluku di sawah
Sementara unggas terbang rendah
Tak jarang,
Sisi manusiawi manusia
Dituangkannya ke dalam putih kanvas
Dengan warna-warna bersahaja
Yang mencerminkan rasa cinta;
Ada hijau yang tak terlalu hijau
Kuning yang tak terlalu kuning
Ada kelabu yang tak terlalu kelabu
Ada merah muda yang tak terlalu merah muda
Ada biru yang tak terlalu biru
Dan semua berkelindan
Menjadi komposisi yang padu dan berliku
Ia, adalah
Sakti Alam Watir, sahabatku,
Yang rendah hati untuk berguru
Yang tanpa henti untuk mengejar ilmu
Sedikit bicara, tapi banyak berkarya
Menjalin tali silaturahim pada siapa saja
Dan ia,
Sakti Alam Watir
Tak pernah lupa untuk memanjatkan doa
Kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’alla
Jakarta, 26 April 2021
KPU Gelar Debat Publik Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Merangin