Penerapan Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi

Rabu, 14 Juli 2021 - 21:15:15


Silvia Pratiwi
Silvia Pratiwi /

Radarjambi.co.id-Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh negara masih berlangsung hingga saat ini.

Virus Covid yang bermula terjadi di Kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 ini adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.

Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lanjut usia (lansia), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Virus ini menular dengan sangat cepat.

Karena virus ini aktivitas belajar mengajar secara tatap muka tidak bisa dilaksanakan dikarenakan virus Covid-19 yang menular sangat cepat membuat pemerintah Indonesia menggambil kebijakan yang bertujuan untuk memutus rantai penularan pandemi Covid-19.

Salah satunya adalah penerapan kebijakan social distancing. Social distancing adalah kebijakan yang mewajibkan warga Indonesia untuk menjalankan seluruh aktivitas di rumah, seperti bekerja, belajar, termasuk dalam melaksanakan ibadah.

Dikarenakan sosial distancing, kegiatan belajar mengajar terpaksa harus dilakukan secara jarak jauh. Pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh juga dikenal juga dengan sebutan daring.

Salah satunya adalah penerapan kebijakan social distancing. Social distancing adalah kebijakan yang mewajibkan warga Indonesia untuk menjalankan seluruh aktivitas di rumah, seperti bekerja, belajar, termasuk dalam melaksanakan ibadah.

Kegiatan belajar mengajar secara daring ini telah berlangsung selama hampir satu tahun.
Kegiatan belajar mengajar secara daring ini memiliki negatif .

Banyak pelajar yang tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar jarak jauh dikarenakan mereka tidak memiliki perangkat yang menunjang pembelajaran jarak jauh, dan ada beberapa daerah yang memiliki koneksi internet terbatas.

Banyak pelajar tidak dapat menerima pelajaran secara efektif dengan belajar melalui metode daring.

Dampak selanjutnya adalah tekanan psikososial yang mana dapat mengakibatkan pelajar stres akibat minimnya interaksi dengan guru, teman dan lingkungan luar, ditambah tekanan akibat sulitnya pembelajaran jarak jauh yang menyebabkan stres pada pelajar.

Namun selain dampak negatif, belajar secara daring juga memiliki dampak positif.Dengan dilakukannya pembelajaran secara online secara tidak langsung dapat mengasah kemampuan kita dalam menggunakan teknologi.

Pembelajaran secara online juga membuat pelajar memiliki banyak waktu untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, selain itu dengan belajar secara daring penularan virus Covid-19 bisa dapat dikurangi.

Menurut saya walaupun kegiatan belajar mengajar ini memiliki dampak positif tapi kegiatan pembelajaran secara daring tidak dapat mengantikan pembelajaran secara tatap muka.

Pembelajarn secara tatap muka lebih mudah untuk seorang pelajar untuk menerima pelajaran secara ekfektif.

Namun menurut saya lebih baik kegiatan beljara mengajar secara tatap muka ini diundur terlebih dahulu, karena saat ini kasus covid-19 sedang mengalami kenaikan.(***)

 

 

Penulis  :  Silvia Pratiwi, mahasiswi dari Universitas Ahmad Dahlan