Radarjambi.co.id-Di tengah situasi pandemi ini bermunculan banyak sekali spekulasi terkait program pembelajaran di Indonesia beberapa orang menyarankan bahwa online class supaya dihapuskan dan sebagai gantinya bisa mulai menjalankan offline class/kelas tatap muka.
Pendukung gagasan ini menyatakan bahwa dengan adanya offline class/face to face class akan memberikan perubahan pada pola pikir anak-anak mengingat sudah terhitung 1,5 tahun para pelajar mengikuti online class.
Sehingga sedikit banyak hal itu tentunya merubah pola pemikiran anak.
Selain itu dengan adanya online class membuat anak selalu didepan handphone atau gadgetnya.
Padahal orang tua tidak tahu apa yang mereka lakukan alih-alih mengerjakan tugas atau mengikuti kelas mereka justru bermain game atau membuka tiktok melihat maraknya tren ini.
Bukan membuat anak makin pintar akan tetapi online class cenderung membuat anak bermalas-malasan untuk sekolah.
Dengan melihat situasi pendidikan di Indonesia yang makin memburuk tentunya hal ini juga menjadi bahan pertimbangan mengapa perlu diadakan offline class/kelas tatap muka selama pandemi mengingat bahwa online class bukan solusi terbaik untuk menangani kasus pendidikan di Indonesia melihat bahwa makin turunya kualitas dan minat belajar anak .
Hal ini dilakukan mengingat bahwa jika sistem operasional pendidikan di Indonesia terus-menerus dengan sistem daring tentunya akan merugikan dan menurunkan kualitas pelajar dan pendidikan di Indonesia.
Hasil riset sistem pendidikan terbaik di dunia tahun 2020 ini, Indonesia menduduki posisi ke-70 dari total 93 negara yang diurutkan bahkan ada hasil riset yang menyatakan bahwa Indonesia berada di 10 terbawah dalam sistem pendidikannya.
Selain itu, keterbatasan pengetahuan tentang teknologi dan keterbatasan ekonomi juga menjadi alasan mengapa sebaiknya sekolah-sekolah segera membuka offline class/kelas tatap muka.
Mengingat di Indonesia sendiri tidak semua keluarga memiliki ekonomi mampu.
Kalau hal ini terus dibiarkan bagaimana keadaan anak-anak yang memiliki keterbatasan ekonomi dan pengetahuan teknologi tentunya akan beresiko pada kehilangan pembelajaran.
Namun juga akan menjadi kesalahan serius apabila melakukan kelas tatap muka selama pandemi melihat makin menggilanya virus corona di Indonesia.
Pertama, offline class dikhawatirkan akan menyebabkan peningkatan penyebaran virus yang tidak terkendali mengingat sekarang Indonesia sedang mengalami lonjakan kedua kalinya dalam situasi ini.
Bahkan Presiden RI Ir.Joko Widodo menyatakan akan mengadakan Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai tanggal 2-20 Juli 2021.
Hal ini dilakukan karena melihat situasi pandemi di Indonesia yang makin menggila.
Kedua, sangat picik untuk berasumsi bahwa offline class/kelas tatap muka bisa berdampak pada penurunan pencapaian belajar.
Mengapa? Karena pembelajaran jarak jauh atau online class nyatanya membuat guru bisa berpikir lebih keras untuk memberikan metode pembelajaran yang lebih variatif dari pada anak hanya berada di dalam kelas sehingga waktu mereka lebih banyak dan fleksibel dalam menikmati setiap pembelajaran.
Ketiga, online class membuat anak mau tidak mau harus mengerti dengan teknologi.
Tentunya hal ini akan menjadi bekal di masa depan karena semakin lama Indonesia tentunya akan mengalami peningkatan sumber daya manusia khususnya dalam bidang teknologi.
Sementara mengganti online class dengan kelas tatap muka/ofline class tampak menjadi solusi paling efektif asalkan tetap menerapkan pembatasan jumlah siswa hal itu akan mendorong tingkat pencapaian pendidikan di Indonesia meskipun banyak sekali masalah yang mengelilinginya. (***)
Penulis :Trisnawati Indijati
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UAD Yogyakarta
Ribuan Warga Sungai Manau Bergelora Menyambut Bang Syukur Dan Khafid Muin