Cerpen

Beranjak Dewasa

Senin, 01 November 2021 - 09:45:03


Ilustrasi
Ilustrasi /

Namaku Feli yang mempunyai saudara laki-laki dan kami hanya berdua saja, usia ku 17 Tahun. Aku tinggal di kota yang menurut ku sangat luas dan bagus terutama tempat tinggal ku yang sangat dekat dengan pasar dan tempat tinggal kulumayan jauh dari tempat tinggal keluarga kuyang lain.

Aku tinggal bersama Ayah dan Ibu ku, dan saudara laki-laki tidak tinggal bersama kami karena bekerja di luar kota. Aku sebagai seorang yang bisa di katakangadis dan anak terakhir yang sangat di jaga oleh kedua Orag Tua ku.

Meskipun begitu, aku tidak di larang oleh kedua Orang Tua ku terutama peraturan dalam rumah, aku di beri kebebasan terutama bermain tetapi aku tidak lupa dengan diri ku, aku pun memegang kepercayaan kedua Orang Tua.

Di pagi yang cerah hari senin. Ibuku bangun lalu membangunkan ku untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah dan ibuku menyiapkan makanan, sebelum aku berangkat sekolah aku tidak lupa untuk sarapan pagi di meja makan agar tidak kelaparan di sekolah.

Setiap hari aku menjalani rutinitas sebagai anak sekolah dan menjalani kewajiban untuk belajar di bangku 3 SMA. Sebentar lagi aku lulus sekolah dan mulai memikirkan mau kemana arah ku selanjut nya dan ternyata aku sudah mulai beranjak dewasa.

Ketika aku telah lulus sekolah, suatu hari di mana ayah ku libur bekerja dan ayah ku sedang duduk bersantai sambil di temani secangkir kopi hitam.

Kemudian aku dipanggil ayah ku untuk berbicara dan bercerita, ketika itu Ayah ku bertanya perihal tentang sekolah ku yang baru lulus.

“ Mau kemana arah mu selanjutnya nak? “
“ Aku belum tahu Ayah, aku masih bingung dengan diriku sendiri “ Jawab Feli
Kemudian hari selanjutnya Ayah dan Ibuku berbicara tentang aku, mereka menyuruhku melanjutkan untuk masuk ke salah satu Perguruan Tinggikarena di salah satu kota, dan aku pun mulai memikirkan nya terlebih dahulu untuk jangkah panjang.

Tiba-tiba terdengar suara mobil datang dan ternyata itu kakak ku. Kakak ku yang baru saja pulang dari luar kota karena pekerjaan nya yang mengharuskan untuk tinggal di luar kota.

Kakak ku yang pulang hanya sebulan sekali jika hari libur saja. Aku sedikit asing untuk berbicara ketika Kakak ku pulang tetapi aku tidak lupa untuk saling berkomunikasi.
“Apa kabar kamu’’ “Baik-baik saja kak”

2 Minggu kemudian Ayah ku bertanya lagi bagaimana aku selanjutnya, kemudian aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan dan siap untuk menerima dan menjalani semua yang akan terjadi.

Aku pun mendaftar dan mulai mengikuti ujian untuk masuk ke PTN tersebut tetapi aku tidak lulus.

Kemudian aku mendaftar PTN yang selannjutnya ternyata aku lulus.
Waktu pun semakin berlalu dan tidak terasa aku telah menjadi mahasiswi di salah satu PTN. Dan berawal dihari pertama aku masuk bertemu seseorang teman. Ia bernama Akila.

Pada suatu malam aku terbangun dari tidur ku dan mendengarkan suara hening di kemalaman hari. Dari situ aku mulai memikirkan banyak hal yang ada dipikiranku, termasuk memikirkan kehidupan ku di masa depan akan menjadi seperti apa.

Kehidupan silih berganti waktu semakin berlalu dan aku beranjak dewasa. Dewasa kata yang tidak asing lagi untuk saat ini di dengar oleh semua orang, aku kira dewasa sangat menyenangkan tetapi beranjak dewasa semakin banyak beban yang akan bertambah.

Banyak orang mengira bahwa menjadi aku sangat enak tetapi itu hanyalah penilaian mereka saja. Di balik itu semua aku memikirkan bagaimana aku bisa menjadi seseorang yang bisa dibanggakan oleh keluarga ku.

Ingin rasanya menjadi dewasa tetapi perjalanan hidup itu beranjak dan butuh proses. Aku tidak lupa setiap hari selalu berdoa agar perjalanan ku selalu di lancarkan dan di permudah.

“ Tringg…….. Tringgggg” (suara handphone ku berbunyi)
“ Assalamualaikum Feli, kamu dimana akum au kerumah mu? “(tanya akila)
“ Waalaikumsalam Akila, aku dirumah silahkan kesini saja” (jawab Feli)

Tibalah teman ku datang menyapa Ayah dan Ibuku, dan aku pun memperkenalkan Akila kepada kedua Orang Tua ku bahwa ia teman ku yang baru.

Aku pun menyiapkan makanan untuk di makan teman ku. Kami berdua memikirkan tentang kehidupan yang tidak menyangka bahwa semakin lama semakin beranjak termasuk beranjak usia dan kami pun berbincang-bincang bersama.

Tidak terasa waktu sudah menuju Sore Hari dan teman ku sudah bersiap untuk pulang.

Keesokan hari aku berpikir bahwa ketika usia ku yang sekarang di mana setiap orang baru menyadari bahwa dewasa itu tidak sederhana.

Sangat perlu pemikiran yang matang dan menurut ku beranjak dewasa juga di tuntut untuk bertarung dan bisa mempertahankan diri di tengah kejamnya kehidupan yang nyata yang sebenarnya.

Banyak tantangan yang aku jalanin sebagai seorang mahasiswi, walaupun masalah silih berganti datang menghampiri ku, aku tidak menyerah untuk hal itu meskipun menurut ku itu sungguh berat untuk ku jalanin tetapi aku menyikapi nya dengan berpikir lebih maju dan lebih dewasa.

Hari dan Tahun pun telah berganti di mana tepat hari ini aku telah lulus dan mendapatkan gelar sebagai seorang sarjana, kedua Orang Tua ku yang datang bersama ku serta kakak ku, ketika itu aku melihat Orang Tua ku memeluk ku dan meneteskan air mata dengan bangga nya melihat seorang gadis kecil ini yang telah lulus menjalanin pendidikan selama kurang lebih 3,5 Tahun dengan lulusan sebagai cumlaude.

” Selamat anak ku engkau telah lulus dan tela membanggakan Ayah dan Ibu mu “
“ (Aku pun hanya bisa menagis dan terdiam sambil memeluk Orang Tua ku)”Setelah itu kami berfoto bersama serta bersama teman-teman ku yang lainnya.

Beberapa bulan pun berlalu dan aku di terima kerja di salah satu perusahaan ternama, dari situ pun aku mendapatkan suatu pelajaran bahwa beranjak dewasa bukan hal yang mudah untuk di jalanin dan di lewatin.

Meskipun begitu setiap orang pasti mempunyai jalan masing-masing dan kehidupan, setiap orang pun selalu ada proses dalam jalan hidupnya.

Aku telah bisa melewatin itu semua terutama dalam kehidupan ku, aku menyadari bahwa kehidupan tidak menetap tetapi selalu beranjak, itulah mengapa beranjak dewasa menurut ku sangat berat,tapi jika penuh kesabaran akan terbayarkan dengan hasil yang di tanamkan.

Walaupun tidak ada yang tahu dengan jalan kehidupan yang akan datang, aku akan selalu menerima apa yang akan terjadiselanjutnya dalam hidup ku

Pada suatu malam hari aku berdoa “Terima kasih Ya Allah engkau telah membuatkan skenario hidup ku entah bagaimana kedepan nya aku, hanyalah engkauyang tahu “

 

 


Karya : Dwi Dini Anggraini