Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan yang baik ialah ketika siswa/siswi mendapatkan fasilitas pendidikan yang baik pula. Oleh karena itu, perlu perhatian pemerintah dalam melaksanakan proses pendidikan di seluruh indonesia.
Tidak sedikit sekolah-sekolah yang ada di Indonesia dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Mulai dari akses dan infrastuktur yang tidak memungkinkan sampai kondisi sekolah yang dapat dikatakan kurang layak untuk di tempati. Salah satunya Sekolah Dasar 135IX yang ada di Bungin Petar.
Letak sekolah dan kondisi sekolah tidak menyurutkan semangat anak-anak yang tinggal di pedalaman Bungin Petar. Bungin Petar terletak di Desa Tantan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.
Mungkin sebagian orang tidak banyak yang tahu tentang letak desa ini. Desa yang cukup jauh dari keramaian dan cukup sulit dijangkau.
Memerlukan waktu sekitar kurang lebih 2 jam dari pusat kota, belum lagi harus melewati jalan yang tidak terlalu bagus dan apabila sedang turun hujan maka jalanan menjadi sangat becek.
Selain itu, untuk menjangkau Dusun Bungin Petar ini juga dapat dilakukan dengan menyebrangi sungai batanghari dengan perahu ketek.
Sekolah ini hanya memiliki 46 siswa dan 4 kelas. Satu kelas paling banyak terdiri dari 13 orang siswa dan paling sedikit 6 orang siswa saja.
Dalam satu ruangan menampung 2 kelas yang digabung, hal tersebut dikarenakan jumlah siswa yang sedikit dan kurangnya ruangan yang layak untuk di tempati.
Sistem kelas yang digabung pastinya memberi dampak tersendiri, misalnya guru harus pandai mengatur kegiatan pembelajaran agar tetap berjalan dengan maksimal.
Selain itu, sistem pengajaran yang dapat dikatakan kurang efisien karena dapat mengganggu konsentrasi siswa lain yang berbeda kelas dalam satu ruangan yang sama. SD ini dikepalai oleh Bapak Riyadi yang merupakan penduduk yang berasal dari Bungin Petar namun tinggal di Desa Bukit Baling.
SD Bungin Petar hanya memiliki 8 orang guru, ada yang berasal dari Bungin Petar dan ada juga beberapa guru dari desa-desa lain seperti Sengeti, Desa Berembang, Desa Sekernan dan bahkan ada juga guru yang tinggal di Kota Jambi.
Pada halaman sekolah sangat banyak ditemukan kotoran hewan seperti sapi dan kerbau, hal tersebut dikarenakan SD Petar ini tidak memiliki pagar dan letaknya memang di kelilingi oleh hutan dan pohon-pohon karet.
Selain problematika dalam hal kondisi sekolah dan infrastruktur, SD Petar juga mengalami kendala dalam hal akses internet.
Kesulitan dalam jaringan internet yang dibutuhkan oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, kurangnya persediaan teknologi yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran.
Bagi siswa/i SD Bungin Petar keadaan sekolah yang memprihatinkan tidaklah menjadi masalah besar. Semua keterbatasan tidak menyurutkan semangat belajar siswa/i di SD ini. Masih tercipta senyuman-seyuman yang ikhlas terpancar dari wajah mereka saat belajar.
Itu semua karena mereka bersyukur masih mendapatkan pendidikan. Dari cerita singkat ini, kami berharap bahwa pemerintah harus lebih peka lagi dalam mengamati sekolah-sekolah yang ada di daerah Jambi termsasuk daerah-daerah terpencil atau jauh dari keramaian. (***)
Penulis : Chindy Pramudya Wardani Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
Siswi SMA 2 Tebo Bicara Tentang Krisis Iklim Di KTT Iklim PBB