radarjambi.co.id, JAMBI - Otoritas Jasa keuangan (OJK) Jambi gelar Gebyar Safari Ramadhan Nusantara Tahun 2022. Kegiatan yang diselenggarakan di Yellow Hotel Jambi merupakan salah satu program OJK dalam rangka meningkatkan Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan khususnya di Provinsi Jambi.
Kegiatan yang sudah ditargetkan sesuai instruksi Presiden RI melalui PerPres nomor.114 tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif dimana Nilai Indeks Inklusi Keuangan mencapai sebesar 90% pada tahun 2024.
Di kesempatan itu, Kepala OJK Jambi, Yudha Nugraha Kurata menjelaskan bahwa Indonesia memiliki segenap potensi ekonomi dan keuangan syariah yang cukup tinggi, serta jaringan Industri Keuangan Syariah yang telah berdiri yang tersebar di seluruh wilayah nusantara.
"Seharusnya kita menjadi pusat keuangan syariah di Dunia. Industri Keuangan Syariah di Indonesia dari waktu ke waktu tumbuh dan berkembang ke arah yang positif, meskipun tidak sebesar pertumbuhan industri keuangan konvensional," jelas Yudha, Rabu (20/04/22).
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, Indeks Literasi Keuangan Syariah skala nasional sebesar 8,9%, yanga mana 9 dari 100 orang dewasa yang baru mengenal produk keuangan syariah.
Hal tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi keuangan konvensional yang mencapai 38%. Akibatnya, tingkat Inklusi keuangan syariah beru mencapai sebesar 9,1%, jauh tertinggal dibandingkan dengan tingkat inklusi keuangan konvensional yang mencapai 75,3%.
"Kita harus tetap optimis, besarnya GAP antara tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah dengan konvensional juga menyiratkan bahwa ruang untuk peningkatan pemahaman serta penggunaan produk dan layanan keuangan syariah masih besar," tuturnya.
Adapun Survei via sosial Januari 2022 menyebutkan bahwa terdapat 205 juta (74%) penduduk indonesia telah tersambung ke internet. Secara rata-rata penduduk indonesia menggunakan internet lebih dari 8 jam perhari.
Peningkatan gaya hidup serba digital ini juga didorong Pandemi Covid-19 yang merubah manusia dalam berinteraksi dengan sesama. Intensitas pertemuan fisik menjadi terbatas dan digitalisasi semakin menjadi opsi dalam model bisnis baru.
Yudha mengatakan bahwa dengan gaya hidup serba digital saat pandemi mendorong industri jasa keuangan beradaptasi untuk tetap bertahap sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen dengan layanan digital yang efisien, tetap aman, cepat, serta mengedepankan faktor kesehatan.
"Akselerasi transformasi digital di sektor jasa keuangan telah menjadi game changer dalam penyediaan produk dan layanan jasa keuangan bagi masyarakat. Pesatnya penggunaan teknologi digital di bidang keuangan (fintech), perluasan akses keuangan masyarakat menjadi jauh lebih cepat," katanya.
Dirinya menambahkan, pencapaian kemajuan, baik dari aspek kelembagaan dan infrastruktur penunjang, perangkat regulasi dan sistem pengawasan, maupun awareness dan literasi masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah.
"Sistem keuangan syariah kita menjadi salah satu sistem terbaik dan terlengkap yang diakui secara internasional. Kolaborasi secara cross-sektor antar lembaga keuangan syariah, sektor riil syariah yang memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan sektor ekonomi dan keuangan syariah," pungkasnya. (ria)
Cukup Bayar RP3,5 juta Sudah Bisa Bawa All New R 15 Connected
BI Jambi Siapkan Uang Tunai Rp2,4 Triliun Untuk Ramadhan dan Lebaran
Semakin Sporty, Ini Tampilan Baru Yamaha GEAR 125 di Tahun 2022