TikTok Sebagai Media Pembelajaran Teks Prosedur

Sabtu, 23 April 2022 - 13:33:23


Ratna Prihatiningsih
Ratna Prihatiningsih /

Radarjambi.co.id-Nama aplikasi tiktok sudah tidak asing lagi saat kita dengar, khususnya didalam masyarakat. Bagaimana tidak? Di era sekarang ini di Indonesia kurang lebih dari 800 juta orang mengunakan TikTok. Aplikasi TikTok menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Pada awal mulanya TikTok dikenal sebagai Douyin di China, yang secara harfiah berarti ‘Teknik musik pendek’. TikTok merupakan aplikasi jejaring sosial yang menyediakan platfon video di mana semua penguna bisa mengedit dan membagikan video pendek dengan mengunakan filter.

Menurut para ahli yang dikemukakan oleh Eric Deeson dikutif dari caratrikditiktok.blogspot.com mengungkapkan, bahwa di dalam aplikasi TikTok pengguna bisa membuat video berdurasi 15 detik disertai dengan musik.

Aplikasi ini diluncurkan pada bulan September 2016 oleh zhang yiming, serta dikembangkan mengunakan kecerdasan buatan besutan ByteDanc kemudian dipatenkan dibawah naungan BYTEMOD.

Cara berpikir masyarakat sangat di pengaruhi oleh modernisasi, mengapa dikatakan begitu? Hampir 50% masyarakat merubah pola hidupnya dan pola pikirnya dengan mengikuti trend yaitu salah satu nya dari aplikasi TikTok.

Media ini telah menjadi ruang di mana dalam membentuk identitas diri serta mengekspresikan diri dalam belajar tentang dunia.

Di masa pandemi ini guru tampak kebinggungan dalam menentukan media pembelajaran.Guru cenderung mengunakan media pembelajaran yang tidak bervariasi.

Hal ini menyebabkan siswa bosan dalam belajar. Guru bisa memanfaatkan aplikasi Tiktok untuk membuat video pembelajaran. Guru bisa membuat materi bahan ajar yang akan diajarkan kepada muridnya ,tentang materi teks prosedur supaya lebih menarik.

Seperti postingan di Tiktok milik Istisentana https://vt.tiktok.com/ZSdSYa224/ yang menjelaskan materi tentang teks prosedur. Siswa akan cenderung lebih tertarik dengan materi yang ditampikan dengan animasi daripada materi yang berisi bacaan teks full.

Maka guru bisa mevariasikan strategi pembelajaran dengan model dan animasi supaya siswa tidak bosan dan jenuh.

Namun, perlu di sikapi dengan bijak bahwa penggunaan media sosial aplikasi TikTok tentunya memiliki pengaruh baik dan buruk pada berbagai aspek kehidupan penggunanya, terutama pada dunia pendidikan dalam pembelajaran.

Banyak penguna Tiktok yang tidak hanya sekedar membagikaan postingan yang menyenangkan, tetapi di TikTok juga membagikan hal yang manfaat bagi penontonya. Siswa juga bisa memanfaatkan aplikasi tiktok ini sebagai media pembelajaran.

Misalnya, guru memberikan pekerjaan rumah tentang membuat teks prosedur cara membuat boba, maka kita bisa memanfaatkan tiktok untuk mencari atau mempelajari tentang teks prosedur dengan mengetik pada kolom pencarian dengan kata kunci teks prosedur.

Kemudian disana akan muncul atau menampilkan berbagai video tentang cara-cara memasak dan membuat. Contohnya teks prosedur cara membuat boba.

Seperti ,ungahan postingan tiktok akun milik nissa https://vt.tiktok.com/ZSdSYsvkJ/ ia mengkreasikan cara membuatnya dengan kreatif sehingga dapat memberi edukasi masyarakat khususnya dalam media pembelajaran. Maka melalui video tersebut siswa bisa mencatat dan mempelajari cara membuatnya.

Kita harus bisa memilah dan membatasi pengunaan aplikasi TikTok, Khususnya orang tua untuk selalu memberi pengawasan terhadap anak.

Serta memanfaatkan TikTok dengan sebaik-baiknya untuk edukasi pembelajaran supaya tidak di salahgunakan, misalnya yang harusnya dijadikan untuk edukasi untuk cara membuat video tugas sekolah tentang teks prosedur, kini sebagian orang malah membuka konten yang keluar jalur dari pembahasan mereka.

Dengan adanya media TikTok ini diharapkan dapat menambah wawasan siswa dan bisa membuat siswa memiliki rasa ingin tau yang tinggi, karena dengan begitu akan mendorong siswa untuk maju. Sehingga siswa dapat menyerap materi-materi yang diajarkan oleh guru dengan baik.(***)

 


Penulis : Ratna prihatiningsih, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta