Project Based Learning

Selasa, 27 Desember 2022 - 20:39:31


Sudaryanto
Sudaryanto /

Radarjambi.co.id-Salah satu karakteristik dalam Kurikulum Merdeka adalah adanya metode project based learning (PjBL). Metode PjBL agaknya belum diulas oleh dua pakar pendidikan asal UNY, Maman Suryaman dan Suwarsih Madya, dalam tulisan-tulisannya (Kedaulatan Rakyat, 22/3 dan 26/3).

Melalui tulisan ini, penulis ingin mengupas definisi PjBL, langkah-langkah PjBL, dan penerapan PjBL dalam pembelajaran di sekolah, baik bersifat daring (PJJ) maupun luring (PTM).

Dalam lamannya, Buck Institute for Education menjelaskan, PjBL adalah metode pembelajaran saat siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan bekerja untuk jangka waktu lama guna menyelidiki dan menanggapi pertanyaan, masalah, atau tantangan yang otentik, menarik, dan kompleks.

Dalam istilah lain, siswa mengerjakan proyek dalam jangka waktu lama guna memecahkan masalah dunia nyata atau menjawab pertanyaan kompleks.

Penerapan PjBL

Melalui penerapan PjBL, siswa didorong untuk mengembangkan pengetahuan yang mendalam dan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan komunikasi. Terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka, guru dan siswa sama-sama dapat melaksanakan PjBL.

Guru diberikan keleluasaan dalam mengajar dan berkarya, sedangkan siswa diberikan keleluasaan dalam belajar. Keleluasaan mengajar, berkarya, dan belajar sejalan dengan inti PjBL.

Ada enam langkah dalam PjBL. Pertama, guru menentukan pertanyaan mendasar (essential question). Di langkah ini, guru memberikan topik yang aktual dan berupa pertanyaan.

Sebagai contoh, topik penutupan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Piyungan beberapa hari ini. Guru bertanya kepada siswa: apa yang harus dilakukan oleh masyarakat DIY terkait penutupan TPS Piyungan? Haruskah masyarakat DIY membuat bank sampah dan diet membuang sampah? Dst.

Kedua, guru menyusun perencanaan proyek (design project). Di langkah ini, guru menyusun perencanaan proyek pembelajaran berdasarkan kalender akademik sekolah, program tahunan (prota), dan program semester (prosem).

Setelah itu, ketiga, guru menyusun jadwal (create schedule). Di langkah ini, guru sudah menetapkan target harian, mingguan, dan bulanan agar proyek pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswanya berjalan lancar dan tidak terkendala apapun.

Keempat, guru memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project). Terkait topik TPS Piyungan, guru memantau kinerja siswa dalam membuat proyek pembelajaran berupa bank sampah.

Bank sampah yang dimaksudkan ialah pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat diubah menjadi pupuk bagi tanaman. Sementara itu, sampah anorganik dapat diubah menjadi produk kerajinan rumah.

Kelima, guru menilai hasil (assess the outcome). Proyek bank sampah karya siswa dapat dinilai oleh guru, salah satunya ialah penilaian atas kebermanfaatan bank sampah.

Kehadiran bank sampah di lingkungan warga, baik di tingkat RT, RW, dusun, maupun desa, kelak berdampak luas bagi warga sekitar.

Jika begitu, berarti proyek bank sampah berhasil dan bermanfaat. Atas pencapaian itu, guru patut memberikan apresiasi kepada para siswanya.

Evaluasi Pengalaman

Keenam, guru mengevaluasi pengalaman (evaluation the experience). Evaluasi guru atas pengalaman siswa dalam membuat proyek pembelajaran dilakukan seobjektif mungkin.

Dalam konteks proyek pembuatan bank sampah, guru dapat mewawancarai pengurus warga (RT/RW), orang tua siswa, dan warga.

Proyek pembelajaran sebagai hilir dari PjBL akan bermanfaat bagi banyak pihak, selain juga bersifat inovatif dan kompleks bagi guru dan siswa.

Akhir kata, metode PjBL dapat mendorong guru dan siswa sama-sama berkolabotrasi, gotong royong, dan berempati dengan sesama.

Metode PjBL ini sangat efektif diterapkan untuk para siswa dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan proyek, eksperimen, dan inovasi.

Mudah-mudahan metode PjBL dapat diterapkan dalam pembelajaran daring (PJJ) dan luring (PTM) sehingga dapat memulihkan kondisi pembelajaran akibat dari pandemi Covid-19. (*)

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa S-3 Ilmu Pendidikan Bahasa UNY