Radarjambi.co.id-JAMBI-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi memperediksi dan menargetkan inflasi di Provinsi Jambi mencapai angka 4 persen hingga akhir tahun 2023.
Optimisme ini disampaikan oleh Hermanto, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi pada saat pertemuan bersama Forum Wartawan Ekonomi dan Bisnis Bank Indonesia Provinsi Jambi, Senin, 6 Februari 2023.
Disampaikan Hermanto bahwa Bank Indonesia Provinsi Jambi memprakirakan bahwa inflasi IHK pada akhir tahun 2023 akan lebih rendah dari tahun 2022 dan kembali ke dalam target 3±1 % pada tahun 2023.
“Guna mencapai target sasaran tersebut, terdapat risiko yang perlu menjadi perhatian diantaranya kenaikan Fed Funds Rate yang diprakirakan akan berlanjut sampai dengan tahun 2023 dengan siklus yang lebih panjang (higher for longer) berisiko mendorong tetap kuatnya mata uang dolar AS dan berdampak pada peningkatan harga barang di Provinsi Jambi,”ujarnya.
Dikatakan Hermanto bahwa meningkatnya ketidakpastian global seiring berlanjutnya eskalasi geopolitik Rusia dan Ukraina berisiko memberikan tekanan terhadap rantai pasok global. Selain i?u, terdapat risiko berlanjutnya tekanan terhadap harga pupuk yang mendorong peningkatan biaya produksi bahan pangan ke depan.
“Dalam rangka memitigasi risiko dimaksud, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi siap untuk terus melanjutkan sinergi dengan pemerintah daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan serta terus melanjutkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi,”terangnya.
Hermanto membeberkan bahwa merujuk rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Jambi mengalami inflasi sebesar 0,89% (mtm) pada Januari 2023, lebih tinggi jika dibandingkan periode Desember 2022 yang tercatat inflasi sebesar 0,77% (mtm).
Perkembangan tersebut sejalan dengan laju inflasi Nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,34% (mtm).
Secara tahunan, inflasi Provinsi Jambi pada Januari 2023 tercatat sebesar 6,07% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 6,35% (yoy).
Berdasarkan komoditasnya, jenis barang dan jasa yang mendorong inflasi di antaranya cabai merah, cabai rawit, bawang merah, beras dan rokok kretek filter.
Secara umum, penurunan pasokan komoditas hortikultura a.l cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah terjadi sejalan dengan siklus penurunan produksi pada awal tahun.
Lebih lanjut, kondisi La Nina dengan intensitas lemah yang masih berlangsung sampai dengan Januari 2023 mengakibatkan intensitas curah hujan tinggi dengan sifat hujan normal hingga di atas normal turut berdampak pada penurunan kualitas aneka produk hortikultura dan kendala distribusi.
Sementara itu, perkembangan harga Gabah Kering Giling (GKG) yang meningkat turut mendorong laju inflasi komoditas beras seiring dengan periode tanam yang masih berlangsung.
Adapun berlanjutnya transmisi penerapan Peraturan Menteri Keuangan (PM K) No.192/PMK.01 0/2021 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun atau Klobot, Dan Tembakau Iris sebesar 12% yang berlaku sejak 1 Januari 2022 masih mendorong peningkatan harga rokok pada periode laporan.
Selanjutnya, menurut Hermanto mengatakan bahwa peningkatan inflasi lebih lanjut, tertahan oleh penurunan tarif angkutan udara seiring dengan normalisasi harga setelah libur Natal dan Tahun Baru serta penurunan tarif fue/ surcharge yang dikenakan maskapai.
Selain itu, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada awal Januari 2023 juga turut berdampak pada tertahannya Iaju inflasi di Provinsi Jambi.
“Lebih lanjut, sinergi dan koordinasi pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Provinsi Jambi mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan stabilitas harga,”ujanya.
Hermanto juga menjelaskan bahwa selama 2023, ada beberapa kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan pada 2023 ini yakni Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Pemberdayaan kemandirian ekonomi pesantren, Semarak Ekonomi Syariah Jambi (SERAMBI), Implementasi penggunakan QRIS dan Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah. (ria/akd)
Liburan di Ibu Kota, Jangan Lupa Kunjungi 5 Tempat Wisata di Jakarta Ini
Yamaha Grand Filano Hybrid-Connected Resmi Launching Di Jambi
Pengurus Wilayah Hebitren Provinsi Jambi dikukuhkan, BI berharap Dapat Menjadi Upaya penguat Ekonomi