Tentang Tari Golek Lambangsari

Selasa, 11 April 2023 - 07:55:49


/

Radarjambi.co.id-Pendidikan menjadi suatu wadah untuk memperoleh pengetahuan, pengembangan diri, kepercayaan diri, keterampilan, kemandirian, dan kreativitas.

Tari Golek Lambangsari merupakan Tari Putri Klasik gaya Yogyakarta yang di tarikan dengan ragam Tari Klana alus pada tahun 1916.

Tarian ini adalah hadiah penobatan Sri Mangkunegara VI dari Sri Sultan Hamengku Buwana VII.

Nama tarian ini diambil dari asal gerak dan iringannya, yaitu koreografi golek dengan Gending Lambangsari.

Tari Tradisional Yogyakarta tidak hanya berkembang sebagai Tarian sakral di lingkungan Kraton, namun juga ada yang berfungsi sebagai Seni pertunjukan yang penuh makna.

Tarian Putri Kalsik Yogyakarta ini secara resmi menjadi materi Pembelajaran di Kridha Mardawa Kraton Hadiningrat dan Kantor Gubernur Yogyakarta.

Konsep dari Tarian tersebut menggambarkan seseorang sedang melakukan pengolahan Umbi Gadhung.

Penerapan Gerakan Muryani busana telah ada pada Tarian tersebut, Muryani busana memberikan gambaran orang yang berdandan yang beragam.

Menurut cerita sejarah yang ada menyebutkan bahwa Tarian Golek Lambangsari memiliki filosofi sebuah Tarian yang menggambarkan seorang gadis yang menginjak dewasa pandai merias wajahnya.

Kata ‘Lambangsari’ memiliki makna arti penyatuan jiwa dan raga, penyatuan fisik dan perasaan dalam membawakan akan menghayati iringan lagu yang dibawakan.

Dalam proses pertunjukan sesorang penari akan menggunakan busana Bedaya. Penari Golek Lambangsari mengenakan busana Bedaya, mulai bersiap di ujung lantai Pendapa, Lagon, Wetah.

Penari masuk, langsung berjalan kapang- kapang menyusur menuju gawang pinggir untuk kemudian duduk dan sembahan.

Gending berhenti, diteruskan Gending lain sehingga penari mulai berdiri kembali, menari perlahan dari gawang kiri menuju gawang tengah.

Gending Lambangsari merupakan sebuah iringan Bedaya dan Golek, sehingga Namanya bisa disebut degan “Bedaya Lambangsari” atau “Golek Lambangsari”.

Kedudukan golek Lambangsari menjadi terasa penting karena fungsinya sebagai penyambung komunikasi budaya antara ndalem kepangeran, masyarakat karawitan, dan otoritas pejabat Kraton, dalam berlomba-lomba untuk menjalankan kebaikan, yaitu menciptakan Tari Golek yang diperuntukan bagi remaja putri.

Satu karya Golek Lambangsari telah menjadi alasan kuat bagi para kreasi, untuk meneruskan kerja kreatifnya menyusun karya Tari alternatif dalam khazanah Tari klasik Yogyakarta.

Setiap Tarian pasti memperlukan kelengkapan properti dalam setiap pementasannya. Keberadaan properti ini adalah untuk mendukung pertunjukan Tarian yang ditampilkan bisa menjadi lebih komplit dan sempurna.

Dalam pementasan Tari Golek Lambangsari, yang dibutuhkan antara lain yaitu : alat musik, kostum penari, tata rias, dan aksesoris lain.

Dalam pementasan, unsur gerak, iringan tarian, kostum dan riasan sudah diperhatikan.

Untuk itu para guru perlu memberikan teknik gerak pacak gulu dengan benar dan selalu menyampaikan bagaimana mengekspresikan suasana hati yang gembira pada saat menari.

Teknik gerak pacak gulu terletak pada gerak jiling yaitu pada panggal tulang leher, dengan latihan yang teratur akan menjadi luwes.

Pada saat menerima materi Tari peserta menanyakan beberapa teknik gerak Tari.

Gerak sendhi nglerek pada saat berdiri setelah jengkeng di awal Tarian, dan arah hadap gerak kicat dolanan sampur ucap pertanyaan salah satu peserta yang bernama Arum.

Pendidikan Seni Tari akan selalu memberikan kegiatan yang bermanfaat dan sesuai dengan materi yang diperlukan oleh guru-guru Seni Tari di Yogyakarta.

Kegiatan Tari Golek Lambangsari ini di harapkan akan meningkatkan kemampuan guru-guru dalam kualitas teknik gerak maupun aspek lain sebagai pendukung pengajaran praktik Tari maupun Seni dan Budaya.

guru mampu memberikan intruksi contoh gerak Tari Golek Lambangsari. Peserta dapat melakukan gerak Tari Golek Lambangsari setelah guru memberikan pengarahan pada peserta.

Pendidikan Seni Tari merupakan ilmu Tari yang mampu mendasari gerakan dasar.

Pembelajaran Tari bertujuan mengembangkan seluruh potensi anak, kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama serta seni secara optimal, agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia utuh sesuai dengan falsafah bangsa.

Hasil belajar Tari dapat berupa keterampilan motorik atau psikomotorik yang dapat diperoleh melalui Pembelajaran gerak lagu dan Seni Tari yang merupakan salah satu bagian Pendidikan Seni.

Pendidikan Seni adalah Pendidikan kesenian merupakan Pendidikan ekspresif kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi estetik yang diharapkan dapat membentuk keperibadian manusia seutuhnya seimbang baik secara lahir maupun batin, jasmani maupun rohani.(*)

 

 

Penulis: Apriwulan Ayu Setyaning Untari
Mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP UAD.