RADARJAMBI.CO.ID - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jambi (OJK Jambi) mencatat kinerja Sektor Jasa Keuangan (SJK) di Jambi pada posisi Juni 2023 tumbuh positif dengan fungsi intermediasi berjalan dengan baik dan profil risiko yang terjaga sejalan dengan semakin tingginya aktivitas ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi Jambi Semester 1-2023 tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) dari semester 1 tahun 2022 dan inflasi masih terkendali pada Juni 2023 sebesar 1,96 persen (yoy) dan berada jauh di bawah inflasi nasional 3,52 persen.
OJK Jambi senantiasa turut mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah di daerah seperti mendorong terciptanya business matching untuk mempertemukan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dengan pelaku UMKM melalui berbagai sinergi program kegiatan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dengan pemerintah daerah. Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan UMKM yang berdaya saing serta semakin berkembang di Jambi.
Perkembangan Sektor Perbankan
Kinerja intermediasi Bank Umum (BU) cenderung stabil dan tumbuh, di mana pada Juni 2023 kredit tumbuh sebesar 6,22 persen yoy menjadi Rp48,79 triliun untuk kredit konvensional tumbuh sebesar 4,99 persen yoy menjadi Rp44,01 triliun dan untuk pembiayaan syariah tumbuh sebesar 19,10 persen menjadi Rp4,78 triliun.
Terdapat penurunan pada Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 2,07 persen (yoy) yang berasal dari DPK perbankan konvensional yang turun sebesar 2,90 persen (yoy) menjadi Rp39,97 triliun, sedangkan DPK perbankan syariah mengalami peningkatan sebesar 8,63 persen (yoy) menjadi sebesar Rp3,49 triliun.
Loan to Deposit Ratio (LDR) BU pada Juni 2023 tercatat sebesar 112,30 persen atau lebih tinggi dari LDR BU nasional sebesar 82,76 persen, sementara kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 1,93 persen meskipun masih berada di atas rasio NPL net nasional sebesar 0,77 persen.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit BU di Jambi masih didominasi oleh konsumsi sebesar 42,57 persen diikuti oleh investasi sebesar 31,80 persen dan modal kerja sebesar 25,62 persen. Selanjutnya, berdasarkan kategori debitur, porsi penyaluran kredit kepada UMKM tercatat sebesar 43,80 persen dan non-UMKM sebesar 56,20 persen. Hal ini sejalan dengan porsi penyaluran kredit terbesar masih pada sektor bukan lapangan usaha-rumah tangga (termasuk multiguna) sebesar 28,51 persen, diikuti dengan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 24,88 persen dan perdagangan besar dan eceran sebesar 17,12 persen.
Hal yang sama pada kinerja intermediasi BPR di Jambi yang mengalami pertumbuhan kredit pada Juni 2023 sebesar 13,10 persen (yoy) menjadi Rp1.029 miliar dan DPK tumbuh 9,76 persen (yoy) menjadi Rp943 miliar.
Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR di Jambi pada Juni 2023 tercatat sebesar 82,66 persen dan kualitas kredit bermasah dengan rasio NPL sebesar 14,59 persen.
Porsi kredit Modal Kerja sebesar 52,84 persen dari total penyaluran kredit, diikuti dengan investasi 29,70 persen dan konsumsi sebesar 17,46 persen. Selanjutnya, porsi penyaluran BPR kepada UMKM tercatat sebesar 82,23 persen dan kepada non-UMKM sebesar 17,77 persen.
Berdasarkan lapangan usaha, porsi terbesar pada sektor konstruksi sebesar 23,83 persen, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 19,13 persen.
Perkembangan Sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)
Pada sektor IKNB, terdapat kenaikan premi asuransi yang didominasi oleh premi asuransi umum konvensional sebesar 202,39 persen (yoy) dengan total premi sebesar Rp619 miliar dan asuransi jiwa konvensional juga mengalami kenaikan sebesar 10,53 persen (yoy) dengan total premi sebesar Rp467 miliar. Premi asuransi jiwa syariah mengalami penurunan sebesar 74,75 persen (yoy) dan asuransi umum syariah menurun sebesar 4,49 persen (yoy).
Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) pada Juni 2023 menunjukkan pertumbuhan positif dengan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 44,44 persen (yoy). Sejak berdiri pada tahun 2019 s.d. Juni 2023, Koperasi LKMS Bank Wakaf Mikro Ponpes As’ad (BWM Ponpes As’ad) telah menyalurkan dana sebesar Rp2,08 miliar kepada 1.196 nasabah dengan NPF sebesar 6,63 persen.
Kinerja Perusahaan Pembiayaan di Jambi tumbuh positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp8.946 miliar dengan Non-Performing Financing (NPF) yang masih terjaga di angka 1,69 persen. Adapun kenaikan pada penyaluran pembiayaan di Jambi, tidak diikuti oleh peningkatan jumlah kontrak pembiayaan. Terdapat penurunan jumlah kontrak pembiayaan sebesar 15,30 persen dari tahun sebelumnya (yoy).
Industri modal ventura menunjukan pertumbuhan positif yang tercermin dari pembiayaan tumbuh sebesar 5,53 persen (yoy) menjadi Rp106,9 miliar dan penurunan pada rasio NPF sebesar 0,21 persen (yoy) menjadi 6,76 persen.
Pada sektor dana pensiun menunjukan pertumbuhan positif, tercermin dari total aset tumbuh 6,14 persen (yoy) menjadi Rp213,97 miliar dan total investasi meningkat 1,90 persen menjadi Rp201,35 miliar.
Perkembangan Sektor Pasar Modal
Di bidang Pasar Modal, jumlah investor dengan identitas dari Jambi terus mengalami peningkatan dan pada Juni 2023 jumlah investor tercatat sebanyak 107.369 Single Investor Identification/SID meningkat 25,14 persen (yoy).
Sementara, jumlah transaksi saham pada Juni 2023 tercatat sebesar Rp686 miliar atau turun 67,66 persen (yoy).
Selanjutnya, nilai penjualan reksa dana yang dilakukan oleh Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) di Provinsi Jambi pada Juni 2023 tercatat sebesar Rp98,16 miliar atau meningkat 25,14 persen (yoy).
Meskipun saat ini di Provinsi Jambi belum terdapat perusahaan yang tercatat sebagai emiten, namun OJK Jambi senantiasa berkolaborasi dengan stakeholder untuk memberikan edukasi untuk mendorong pelaku usaha di Jambi memanfaatkan sumber pendanaan dari Pasar Modal, baik mendaftar menjadi emiten di bursa maupun melalui Securities Crowd Funding (SCF). Dengan mendorong pelaku usaha menjadi emiten, maka tata kelola perusahaan akan lebih transparan dan dapat meningkatkan permodalan perusahaan.
Saat ini, belum terdapat pelaku jasa keuangan pasar modal di Jambi yang tercatat dikenakan sanksi administratif.
Perkembangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen
Pada semester I tahun 2023, OJK Jambi telah melaksanakan edukasi keuangan sebanyak 23 kegiatan dengan capaian peserta sebanyak 3.933 peserta. Program kegiatan OJK maupun OJK Provinsi Jambi juga dapat dilihat pada media sosial OJK Jambi (instagram: @ojk_jambi).
OJK Jambi sepanjang semester 1 tahun 2023 menerima pengaduan konsumen sebanyak 97 pengaduan yang terdiri dari 34 pengaduan perbankan dan 63 pengaduan IKNB. OJK terus mendorong penyelesaian pengaduan nasabah melalui internal dispute resolution oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) dan saat ini sebanyak 6 pengaduan yang menjadi sengketa sedang dalam proses oleh Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) SJK.
Meskipun belum ditemukan entitas yang melakukan penawaran investasi tanpa izin maupun fintech P2P ilegal, namun OJK Jambi tetap berkomitmen dan memprioritaskan pelindungan terhadap konsumen serta masyarakat dengan lebih responsif menyikapi isu yang ada di masyarakat terkait investasi ilegal maupun isu yang berpotensi menjadi pengaduan pada masyarakat dan LJK diminta melakukan aksi antisipatif lebih dini.
Selanjutnya, sepanjang semester I tahun 2023, OJK Jambi telah memberikan pelayanan permintaan Sistem Layanan Informasi Keuangan Debitur (SLIK) baik melalui walk in maupun online mencapai 3.138 permintaan.
Perkembangan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD)
Mendorong upaya pencapaian target literasi dan inklusi keuangan nasional, TPAKD Provinsi Jambi memiliki Program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Kawasan Wisata Kampung Laut Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Dengan implementasi program kerja ini, diharapkan masyarakat setempat dapat lebih memanfaatkan produk dan layanan lembaga jasa keuangan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian dan taraf hidup masyarakat.
Program EKI di Kawasan Wisata Kampung Laut Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, akan terdiri dari serangkaian acara antara lain sosialisasi program EKI, Survei Pra Inkubasi, Kegiatan Inkubasi, dan Survei Pasca Inkubasi. Selanjutnya, telah dilakukan survei pra inkubasi pada tanggal 26 dan 27 Juni 2023. Survei tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat mengenai produk-produk Industri Jasa Keuangan serta kepemilikan produknya.
Berdasarkan hasil pemetaan yang telah dilakukan kepada 331 penduduk kelurahan Tanjung Selok, kelurahan Kampung Laut dan Desa Majelas Hidayah, terdapat 50 persen responden memiliki tingkat pemahaman masyarakat produk Industri Jasa Keuangan (IJK) yang rendah dan belum menggunakan produk IJK.
Selanjutnya, akan terdapat proses inkubasi yang dilakukan pada rentang waktu tiga bulan hingga enam bulan melibatkan 7 (tujuh) IJK yang ada di Provinsi Jambi. Seluruh IJK yang terlibat akan mendampingi selama proses inkubasi sehingga masyarakat dan pelaku UMKM setempat mendapatkan edukasi hingga program pemberdayaan melalui kredit ultra mikro (*).
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, SKK Migas Ajak Stakeholder Bangun Kolaborasi Strategis
BSI Lakukan Training Center ke PT Brahma Bina Bhakti Selama Dua Hari
Tingkatkan Produksi Migas, PT Pertamina EP Tandatangani Amandemen Perjanjian Kerja Sama Operasi
OJK Jalin Kerjasama dengan Non-Bank Financial Service Authority of Cambodia
Terbukti Unggul, MX King 150 dan WR 155 R Jadi Pilihan Pembalap di Kualifikasi PON XXI 2024
Industri Hulu Migas Tegaskan Komitmennya Menjaga Keberlanjutan Lingkungan