Instagram, Jokowi dan Pembelajaran teks Deskripsi

Rabu, 27 September 2023 - 08:14:28


Hermanto, Sudaryanto dan Dedi Wijayanti
Hermanto, Sudaryanto dan Dedi Wijayanti /

Radarjambi.co.id-Instagram merupakan salah satu media sosial (social media) yang banyak digunakan oleh warga dunia, termasuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Dikutip dari Wikipedia (2023), Instagram adalah layanan jejaring sosial berbagi foto dan video yang dimiliki perusahaan Amerika, Meta Platforms.

Sejak rilis perdana pada 6 Oktober 2010, Instagram tersedia dalam 32 bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

Apa relasi Instagram dan pembelajaran bahasa Indonesia?

Dari segi tampilannya, Instagram memungkinkan pengguna untuk berbagi foto dan video, disertai taklimat (caption), penanda tempat/lokasi, dan pilihan lagu.

Alhasil, tampilan Instagram yang bagus itu berhasil memikat banyak orang untuk menggunakannya.

Wikipedia (2023) mencatat, 10 miliar pengguna Instagram pada Juni 2018 lalu. Jumlah tersebut bisa jadi bertambah seiring dengan banyaknya warganet (netizen) yang menggunakan Instagram.

Aktif di Instagram

Salah satu pengguna Instagram adalah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Hingga tulisan ini ditulis per 26 September 2023, Presiden Jokowi mengunggah 4.705 postingan dan memiliki 55,4 juta pengikut (followers).

Akun Instagram @jokowi dikelola oleh Tim Komunikasi Digital Presiden. Dengan tagar (hashtag) #MenujuIndonesiaMaju, Presiden Jokowi aktif berbagi informasi kegiatannya sehari-hari melalui Instagram.

Sebagai contoh, pada 25 September 2023, melalui Instagram-nya, Presiden Jokowi membuka Kongres XXV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Ia menulis taklimat: Saya membuka Kongres XXV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 2023 di Jakarta, hari ini dengan menyatakan apresiasi kepada seluruh insan pers di Indonesia yang selalu kritis dan cermat dalam memberikan masukan serta kritik kepada pemerintah.

Kemudian ia melanjutkan taklimatnya: Saya meminta PWI untuk terus menjaga profesionalisme insan pers di Tanah Air.

Sebagai organisasi wartawan tertua dan terbesar di Indonesia, PWI dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan pemberitaan yang benar, autentik, berkualitas, dan berimbang. Insan pers Indonesia tidak boleh terpancing oleh sesuatu yang viral dan hoaks dalam membuat berita yang baik.
Taklimat di atas termasuk ke dalam jenis teks deskripsi.

Teks deskripsi diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII SMP.

Merujuk pendapat Shabrina Alfari (2022), teks deskripsi adalah pemaparan secara jelas mengenai suatu hal.

Terkait itu, tujuan teks deskripsi adalah menggambarkan bentuk objek pengamatan, sifatnya, rasanya, atau coraknya dengan mengandalkan pancaindra dalam proses penguraiannya.

Atas dasar hal itu, penulis mengusulkan agar taklimat pada akun Instagram @jokowi dijadikan sebagai materi teks deskripsi di kelas VII SMP.

Salah satu kaidah kebahasaan dalam teks deskripsi adalah menggunakan kata ganti orang/pronomina persona.

Dalam nukilan taklimat di atas, dijumpai kata saya. Kata ganti orang lainnya juga dijumpai pada taklimat akun Instagram @jokowi, seperti kita pada momentum Hari Tani Nasional (25/9/2023).

Pembelajaran Teks Deskripsi

Salah satu keunggulan taklimat pada akun Instagram @jokowi adalah bentuknya ringkas, padat informasi, dan mudah dipahami.

Hal ini sejalan dengan tipe generasi Z (juga generasi Alpha) yang kurang suka terhadap teks yang panjang-panjang, cenderung rumit, dan sukar dipahami.

Dengan demikian, guru Bahasa Indonesia di kelas VII SMP dapat menggunakan taklimat sebagai materi ajar teks deskripsi bagi siswa-siswanya, terutama generasi Alpha.

Lebih dari itu, pemanfaatan Instagram dalam pembelajaran di kelas selayaknya kita apresiasi dan dukung.

Taklimat dalam Instagram, termasuk pada akun @jokowi, dapat digunakan sebagai materi teks deskripsi bagi siswa kelas VII SMP.

Melalui taklimat itu, siswa dapat belajar dengan cermat perihal kata ganti orang/pronomina persona, seperti saya (kata ganti orang pertama tunggal), kami (kata ganti orang pertama jamak), dll.(*)

 

Penulis: Hermanto, M.Hum., Sudaryanto, M.Pd., dan Dedi Wijayanti, M.Hum., Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan