Radarjambi.co.id-Belum lama ini kita dikejutkan dengan peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh seorang mahasiswi di salah satu Mall.
Dikutip dari JawaPos.Com mahasiswi tersebut ditemukantewas di area pintu keluar parkir Mall Paragon Semarang pada tangggal 10 Oktober 2023, diduga jatuh dari ketinggian tempat parkir Mall tersebut.
Hal ini dikonfirmasi oleh Kapolsek Semarang Tengah Kompol Indra Romantika yang mendapatkan laporan dari kejadian tersebut sekitar pukul 17.30 WIB.
Mengutip dari Liputan6.Com Kejadian ini pertama kali diketahui oleh satpam yang ada di Mall tersebut, lalu petugas kepolisian yang mengecek lantai 4 parkir menemukan tas yang diduga milik korban yang berinisial NJW (20) warga Ngaliyan, Semarang.
Saat pihak kepolisian memeriksa tas mahasiswi ini, ditemukan tanda pengenal seperti kartu mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Selain itu juga ditemukannya surat yang berisikan permohonan maaf NJW kepada keluarga.
Mengutip dari JawaPos.Com hal ini diduga, sebelumnya perempuan tersebut juga akan bunuh diri ditempat kerjanya di daerah Petompon, Kecamatan Gajahmungkur.
Hal ini disampaikan Mama, perempuan yang juga bekerja di tempat kerja NJW.
Mama mengatakan, kalau belakangan ini perilaku NJW tidak seperti biasanya. NJW berkesan lebih sering bengong dan tatapan mata yang kosong.
Mama juga sempat memergoki tingkah laku NJW yang mencurigakan di lantai atas tempat korban kerja yang terlihat seperti orang bingung sembari melihat bawah bangunan.
Hal ini yang menguatkan Mama atas kejadian bunuh diri NJW di Mall Paragon.
Belakangan ini Mama juga mengatakan kalau NJW merokok ditempat kerjanya.
“Dia sekarang juga merokok, sehari tiga kali. Lalu ada yang cerita kalau tangannya disilet silet sendiri,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasmirah, pemilik bangunan tempat kerja juga mengakui perubahan perilaku pada NJW yang padahal sebelumnya tidak pernah menyentuh rokok.
Informasi yang diperoleh Kasmirah, bahwa keluarga NJW merupakan keluarga yang broken home.
“Dia kos di Sekaran, Gunung Pati, rumah aslinya tidak tahu. Orang tuanya, kabarnya sudah pisah lama terus cucu saya bilang bahwa jenazah dibawa ke Cilacap. Kabarnya ibunya orang Cilacap,”Katanya dengan mengeluarkan air mata.
Korban telah dimakamkan di TPU Cikento, kelurahan Gunung Simping, kabupaten Cilacap. Wilayah tersebut merupakan tempat kediaman neneknya.
Mengutip dari Kompasiana.Com bahwa kasus seperti ini, sangat penting untuk menghormati privasi keluarga korban dan memberi dukungan kepada mereka.
Namun, perlu juga adanya investigasi yang mendalam untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Banyak faktor yang dapat mempegaruhi keputusan seseorang untuk mengakhiri hidupnya, seperti tekanan akademik, masalah pribadi, atau masalah kesalahan Mental.
Menurut kami kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa harus menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih perduli terhadap kesehatan mental dan emosional terhadap lingkungan yang ada disekitar kita.
Perguruan tinggi harus menyediakan sumber daya yang mencukupi untuk mendukung mahasiswa yang mengalami stres dan masalah mental.
Selain itu keluarga, teman dan lingkungan sekitar juga perlu menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.
Dan kita juga perlu untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengatasi stigma terkait masalah kesehatan mental. Karena Kesehatan mental adalah tanggung jawab kita bersama, dan setiap langkah kecil yang kita ambil dapat membuat perbedaan besar dalam hidup seseorang. (*)
Penulis:Meilita Khairunissa dan Silvia Angelina Mahasiswa UAD Jogya
KPU Gelar Debat Publik Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Merangin