Radarjambi.co.id-Kesenjangan gizi di era digital menjadi isu yang semakin penting untuk diperhatikan.
Di satu sisi, teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju memudahkan akses informasi tentang gizi dan kesehatan. Namun, di sisi lain, teknologi juga dapat memicu perilaku yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan cepat saji dan kurangnya aktivitas fisik.
Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan gizi antara mereka yang memiliki akses dan pengetahuan yang cukup tentang gizi dan mereka yang tidak. Kesenjangan gizi adalah ketidaksetaraan dalam akses dan pemahaman tentang makanan yang sehat.
Hal ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari ketidakmampuan untuk memperoleh makanan bergizi hingga kesalahpahaman tentang diet yang seimbang.
Di tengah kelimpahan informasi, beberapa orang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan gizi dasar mereka, sementara yang lain mungkin mengikuti tren diet yang tidak sehat berdasarkan informasi yang salah.
• Kesenjangan Gizi dalam Akses Satu aspek utama dari kesenjangan gizi adalah ketidaksetaraan dalam akses terhadap makanan berkualitas dan bergizi. Meskipun kita hidup dalam masyarakat yang kaya akan makanan, tidak semua orang memiliki akses yang sama ke pilihan makanan yang sehat.
Masalah ini terkait erat dengan masalah sosial dan ekonomi. Di banyak negara, terdapat kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan atau perkotaan yang tidak memiliki akses yang memadai ke swalayan dan pasar yang menjual produk segar dan berkualitas.
Mereka mungkin bergantung pada toko kelontong yang menyediakan makanan olahan yang kurang bergizi. Hal ini dapat berkontribusi pada kekurangan dan ketidak seimbangan gizi, terutama pada anak-anak yang membutuhkan nutrisi yang baik pada masa pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Selain itu, permasalahan ini juga terkait dengan isu ekonomi. Di banyak negara, biaya makanan sehat dapat sangat tinggi, sehingga mengakibatkan kesenjangan gizi. Orang dengan pendapatan rendah mungkin kesulitan untuk membeli makanan berkualitas, sementara makanan cepat saji yang lebih murah seringkali memiliki kandungan gizi yang rendah.
• Kesenjangan Gizi dalam Informasi Di sisi lain, informasi tentang gizi yang berlebihan dan seringkali salah di media sosial dan internet juga menciptakan kesenjangan gizi yang berbahaya.
Era digital telah memberikan platform bagi berbagai “ahli gizi” yang belum tentu memiliki pengetahuan yang valid. Akibatnya, banyak orang bingung tentang apa yang seharusnya mereka makan.
Banyak situs web, blog, dan akun media sosial yang menawarkan panduan diet ekstrem atau promosi minuman dan makannan pelangsing yang mengklaim bisa menurunkan berat badan drastic dalam beberapa hari.
Sayangnya, kebanyakan dari informasi ini tidak didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat dan bisa berpotensi merugikan kesehatan. Penyebab dari kesenjangan gizi dalam informasi adalah kompleks.
Beberapa informasi mungkin dimaksudkan untuk tujuan komersial, sementara yang lain mungkin diproduksi oleh individu yang kurang terdidik di bidang gizi. Di tengah arus informasi yang tidak terkendali, penting bagi konsumen untuk dapat memilah informasi yang benar dari yang salah.
Bagaimana Kita Bisa Memerangi Kesenjangan Gizi? Untuk mengatasi masalah kesenjangan gizi, ada beberapa tindakan yang dapat diambil baik di tingkat individu maupun masyarakat secara luas:
1. Edukasi Gizi: Pendidikan gizi harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah. Ini akan membantu generasi muda memahami pentingnya makanan sehat dan membuat pilihan yang lebih baik.
2. Kebijakan yang Mendukung Akses: Pemerintah dan organisasi non-pemerintah harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang setara ke makanan berkualitas.
3. Kritis terhadap Informasi: Konsumen harus didorong untuk menjadi kritis terhadap informasi gizi yang mereka temui di media sosial. Mereka harus mencari sumber yang dapat dipercaya dan waspada terhadap klaim yang terlalu fantastis.
4. Literasi Media: Pendidikan tentang literasi media juga penting. Ini akan membantu orang mengidentifikasi berita palsu dan informasi yang salah di lingkungan digital.
5. Kemitraan dengan Industri: Industri makanan dan minuman juga harus berperan aktif dalam memerangi kesenjangan gizi. Mereka dapat berkontribusi dengan membuat produk yang lebih sehat dan memberikan informasi gizi yang jelas pada label mereka.(*)
Penulis : Livia andini fauziyah mahasiswa gizi universitas ahmad dahlan
Peran serta Generasi Muda Dalam Mengatasi Korupsi Sumber Daya Alam
Spiritualitas Pancasila: Gerakan Anti korupsi Di Sekolah Dasar
Pj Wali Kota Jambi Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Dan Lepas Tim Gabungan Penertiban APK Pilkada