Radarjambi.co.id-Pondok Pesantren (Ponpes) Husnul Khotimah merupakan salah satu pesantren modern yang terletak di kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Pondok pesantren Husnul Khotimah sebagai lembaga pendidikan islam yang berbasiskan dakwah dan tarbiyah yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan keilmuan santri.
Salah satu aspek krusial dalam pendidikan di Pondok Pesantren Husnul Khotimah adalah penguasaan bahasa arab pada kemampuan berbicara (maharotul kalam) yang merupakan kunci utama dalam memahami dan mengamalkan ajaran islam secara lebih mendalam.
Meskipun demikian terdapat sejumlah problematika yang dihadapi oleh para santri terkait penggunaan kosakata bahasa arab dalam kehidupan mereka di asrama dikutip dari https://etheses.uinsgd.ac.id
1. Kurangnya praktik penggunaan bahasa arab. Salah satu masalah utama yang dihadapi santri di pondok pesantren Husnul Khotimah adalah kurangnya praktik penggunaan bahasa arab dalam kehidupan sehari-hari, meskipun mereka mendapatkan pelajaran bahasa arab di kelas.
Namun, ketika berinteraksi antar sesama bahasa arab seringkali tergantikan oleh bahasa indonesia atau bahasa daerah. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemberian kosakata bahasa arab sehingga membuat santri kurang mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa arab (maharotul kalam), karena santri lebih sering menggunakan bahasa indonesia atau bahasa daerah masing-masing.
2. Lingkungan non-arabic friendly
Asrama Pondok Pesantren seringkali menjadi lingkungan yang kurang mendukung dalam penggunaan bahasa arab dalam kehidupan sehari-hari.
Terutama ketika santri berinteraksi antar sesama, bahasa arab tidak selalu menjadi pilihan utama dan menyebabkan adanya kecenderungan untuk menggunakan bahasa indonesia atau bahasa daerah sehingga para santri tidak terbiasa dan tidak percaya diri dalam menggunakan bahasa arab.
3.Kurangnya kesadaran santri dalam menerapkan kosakata bahasa arab di asrama.
Perlu adanya kesadaran bagi para santri untuk menerapkan kosakata bahasa arab dalam kehidupan sehari-hari di asrama.
Jika latihan pidato dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, belajar ketika ujian mufrodat, percakapan bahasa arab diterapkan dalam kehidupan shari-hari, maka hal ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara (maharotul kalam) bagi para santri, terutama ketika santri memulai percakapan kepada ustadz atau ustadzah di sekolah maupun asrama.
4. Kurang tegasnya pengurus dalam menegakkan aturan berbahasa arab
Tidak tegasnya pengurus terhadap pemberian sanksi kepada santri yang melanggar.
Seperti tidak berani memasukkan teman sebaya ke dalam mahkamah bahasa dan salah sasaran, seringkali santri yang masuk ke dalam mahkamah bukanlah santri yang tidak berbahasa melainkan santri yang berkata kasar dan adik-adik kelas yang belum begitu paham dengan kosakata yang diberikan.
5. Kesulitan beradaptasi dengan perubahan bahasa arab modern
Perkembangan bahasa arab modern yang mencakup istilah-istilah baru atau kata-kata asing yang dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para santri.
Beberapa di antara mereka mungkin lebih terbiasa dengan bahasa arab klasik atau formal, sehingga sulit untuk beradaptasi dengan perubahan bahasa yang lebih modern.
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan bagi santri, pengurus bidang bahasa, guru, dan wali asrama dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa arab (maharotul kalam) yaitu
1. Pengembangan metode pembelajaran bahasa arab yang lebih praktis dan terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari santri.
2. Mendorong penggunaan bahasa arab dalam komunikasi sehari-hari. Guru, Wali asrama, dan Pengurus bidang bahasa perlu menegaskan dan mendorong santri untuk menggunakan bahasa arab dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya saat istirahat atau saat bertemu dengan anggota bidang bahasa.
3. Munumbuhkan kesadaran untuk menguasai bahasa arab dari kosakata-kosakata yang telah diberikan dengan cara menggunakan kosakata saat beraktivitas di pondok.
4. Membangun lingkungan asrama yang mendukung, oleh karena itu perlu diciptakanya asrama yang mendukung penggunaan bahasa arab secara aktif.
Karena santri Pondok Pesantren Husnul Khotimah menggunakan bahasa arab atau bahasa inggris hanya ketika membutuhkan sesuatu di kantor asrama.
5. Menyediakan pelatihan khusus untuk bahasa arab kontemporer. mengingat perubahan bahasa arab modern, penting bagi pondok pesantren menyediakan pelatihan khusus yang dapat membantu santri beradaptasi dengan kosakata bahasa arab yang lebih kontemporer, hal ini dapat dilakukan melalui kursus tambahan atau pelatihan khusus.(*)
Penulis : Dinda Rahma Juita
Problematika Mahasiswa Baru Dalam Bahasa Arab Berkaitan Dengan Morfologi dan Sintaksis
Anggota Dewan Muarojambi Junaidi Hadiri Pembukaan MTQ XXVII Kumpeh Ulu