Solusi Ramah Lingkungan, KKN UAD Mengadakan Pengolahan Kompos Sampah Organik

Kamis, 29 Februari 2024 - 18:30:25


/

Radarjambi.co.id-Beberapa bulan ke belakang TPA Piyungan Yoygakarta ditutup untuk sementara waktu, mulai dari 23 Juli hingga 5 September 2023, dikarenakan daya tampung yang sudah melebihi batas.

Seperti yang disampaikan oleh Dinas Lingkungan Hidup DIY jumlah sampah yang dihasilkan lebih tinggi angkanya dibandingkan dengan jumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tersedia di Yogyakarta.

Dengan terbatasnya TPA di DIY menjadikan suatu masalah yaitu jumlah sampah yang terlalu membludak. Untuk mengurangi jumlah sampah sudah dilakukan beberapa hal untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan adanya pengadaan bank sampah.

Namun sayangnya program ini dinilai belum mampu untuk mengurangi dan mengelola sampah dengan baik.

Penyebab dari hal tersebut adalah program bank sampah didominasi pengelolaan sampah daur ulang seperti besi, plastik, kertas dan sebagainya. Sementara itu, pengelolaan sampah organik dinilai masih kurang diperhatikan.

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sesuai jenisnya juga menjadi penyebab dari masalah ini.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler periode 119 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Unit XI.D.3 yang beranggotakan delapan orang diterjunkan ke Dusun Puluhan Lor, Trimurti, Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada Selasa, (20/02/24) mengadakan program sosialisasi mengenai pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga menggunakan ember tumpuk kepada masyarakat dusun Puluhan Lor sebagai upaya dalam mengolah limbah secara efisien serta ramah lingkungan.

Upaya ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah rumah tangga yang belum termanfaatkan dengan baik.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan memberikan pelatihan kepada para Ibu-Ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) dusun Puluhan Lor yang bertempat di pekarangan rumah Bapak Wongso Mulyono selaku Kepala Dukuh dusun Puluhan Lor. 

Rifqi Abdillah, Ketua KKN UAD Reguler XI.D.3, menyatakan, “Kegiatan kami diawali dengan sosialisasi mengenai manfaat dan prosedur pembuatan kompos.

Selanjutnya, kami melaksanakan pelatihan pembuatan pupuk kompos yang dipandu oleh Bapak Ponijan yang sudah berpengalaman dalam pembuatan pupuk kompos”.

Dalam praktiknya, limbah organik rumah tangga yang telah dikumpulkan kemudian dicacah hingga menjadi berukuran kecil. Semakin kecil cacahan sampah, semakin cepat pengomposan berlangsung.

Kemudian dicampurkan secara merata dengan larutan aktivator EM4 hingga mencapai konsistensi yang tidak terlalu kering.

Melalui program kerja ini, mahasiswa KKN berharap dapat berperan aktif dalam membangun kesadaran lingkungan dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam praktik pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Program ini juga dapat memberikan manfaat jangka panjang dalam mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan menciptakan sumber daya yang bernilai tambah bagi masyarakat.

Bapak Ponijan selaku pakar dalam bidang pertanian, sudah sangat berpengalaman dalam pembuatan berbagai jenis pupuk.

“Penggunaan ember bertumpuk untuk menghasilkan pupuk kompos dari limbah rumah tangga dinilai sebagai metode yang sesuai karena praktis dan mudah diterapkan.

Hal ini dikarenakan dapat membantu mengurangi sampah rumah tangga seperti sisa-sisa sayuran dan buah-buahan” tutur Bapak Ponijan selaku pemateri pada pelatihan pembuatan pupuk kompos menggunakan ember tumpuk di dusun Puluhan Lor tersebut.

Pencemaran lingkungan umumnya disebabkan oleh berbagai jenis sampah salah satunya yaitu sampah rumah tangga organik yang merupakan zat atau benda hasil dari kegiatan manusia seperti sisa makanan (sayur dan buah-buahan) yang sudah tidak dapat digunakan kembali.

Sampah rumah tangga organik sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang dinilai belum diatasi dengan baik, untuk itu diperlukannya suatu solusi salah satunya dengan membuat pupuk kompos.

Dengan adanya pelatihan pengelolaan sampah ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dalam kehidupan masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah menjadi hal yang lebih berdaya guna.(*)

 

Penulis : Mahasiswa KKN Reguler Periode 119
Universitas Ahmad Dahla