RADARJAMBI.CO.ID–Pinto Jayanegara Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi akhirnya muncul ke publik memberikan klarifikasi terkait isu permasalahan dengan mantan stafnya Rahma Syifa melebar kemana mana.
Pinto Jayanegara ditemani Penasehat Hukumnya menyayangkan kasus ini berlarut hingga saat ini dan berharap agar pihak Rahma Syifa dapat melakukan mediasi secara kekeluargaan.
“Kuasa hukum saya sudah mencoba menghubungi tim hukum dari Syifa untuk dilakukan mediasi tetapi mereka beralasan sedang diluar kota,” ujar Pinto kepada media, Rabu (22/5) malam.
Pinto juga menduga sepertinya ada orang lain yang mempunyai kepentingan di belakang Syifa agar kasus ini terus berlarut dan semakin keruh. “Kita sayangkan nanti Syifa ini dimanfaatkan oleh kepentingan seseorang saja,” ungkapnya.
Buntut persoalan itu mencuat dan berkepanjangan tentu menjadi konsumsi publik dan menjadi sorotan. Namun, Pinto mengatakan rasa kekhawatirkan dari kejadian ini adanya pihak tertentu yang memanfaatkan situasi.
"Semua nya itu bisa bisa saja ya, namanya juga kita di dunia politik, kemungkinan seperti itu biasa saja, karena yang mengincar jabatan ini juga banyak kan gitu," tuturnya.
Terkait Ia juga dilaporkan, kata Pinto bahwa semua warga negara berhak untuk melapor, bahkan mengaku siap memberikan keterangan jika diminta.
"Tetapi kan orang itu pasti jeli juga ya, kalau mediasi si dari awal kita sudah mau kekeluargaan. Saya tidak mau melapor balik, saya tidak pernah mau membalas postingan di Medsos nya dia, tidak mau mendatangi ke rumah dia bahkan di Medsos saya pun saya buka nggak saya kunci. Jadi kita itu menunggu dia itu datang, mungkin kalau kita ketemu kekeluargaan ya tanpa dia digosok gosok oleh pihak pihak yang ingin memanfaatkan situasi, saya yakin clear, kan begitu," katanya.
Saat ini Ia melihat, sudah banyak orang orang baru yang selama ini tidak ada bersama Syifa kini berada disekeliling Syifa dan selalu ada kemana mana.
"Kalau di dunia politik itu biasa ya, kalau di Bully saya rasa semua orang politik akan mengalami seperti itu. Bahkan sampai sekarang yang komen macam macam itu nggak pernah saya balas satupun, karena disana saya melihat disitu ada drama nya, ada yang ingin berlanjut ada yang tidak, memang ini suatu yang menarik. Tapi kalau saya pribadi daripada habis untuk memikirkan hal yang sebenarnya sederhana ya buat apa, masih banyak tugas tugas yang memerlukan atensi kita," tuturnya.
Pinto juga mempersilahkan semua pihak memberikan kritik dan saran yang dia anggap itu sebuah vitamin dan ladang pahala."Saya kan juga melihat (Syifa) kan masih mudah kasian. Jangan dia dibujuk bujuk orang terlena, karena untuk kepentingan orang lain. Dia pikirkan untuk kepentingannya dia ,dia kemana mana mungkin dia belum tahu sebenarnya dia ada semacam pengaruh pengaruh lah, kasian juga. Usianya juga masih mudah ya 24 tahun, kalau nggak salah. Jadi bagusnya cepat selesai, saya selalu bilang di DPRD, kalau ada dia jangan pulang dulu, nanti saya kesana kan begitu," ujarnya
Berikut poin-poin klarifikasi yang disampaikan Waka DPRD Provinsi Jambi, Pinto Jayanegara:
1. Pada pertengahan Januari 2024, kami mulai mempekerjakan Sdri. Rahma Syifa (RS) sebagai tenaga honorer DPRD Provinsi Jambi dengan peran sebagai staf administrasi. Pengangkatan RS tersebut atas rekomendasi Sdr. Raihan Assiddiqy (RA) yang juga baru kami pekerjakan di awal Januari 2024 sebagai asisten pribadi Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi.
2. Selama Januari sampai April 2024, RS tidak menunjukkan kinerja yang baik: Antara lain tidak masuk kerja, membawa mobil tanpa izin, memberi tekanan pada rekan-rekan kerja agar tidak melapor, menulis penghinaan terhadap kami di Whatsapp. Selama periode tersebut, kami telah memberikan Surat Peringatan kepada RS antara lain sering tidak masuk kerja dan tidak disiplin.
3. Pada tanggal 22 April 2024, kami memberhentikan RS dan RA sebagai tenaga honorer dan menawarkan kepada RS agar berpindah status menjadi staf pribadi. Sedangkan RA masih tetap diberi kesempatan sebagai asisten pribadi dan tinggal di rumah dinas seperti biasa. RS tidak menanggapi tawaran perubahan status tersebut dan memilih diam. Selama beberapa hari ke depan, tidak ada kontak dengan RS.
4. Pada tanggal 2 Mei 2024, Staff rumah dinas melaporkan kehilangan iPad berikut berkas dokumen kantor dan dokumen pribadi dari rumah dinas. Saya juga minta agar semua yang berada di rumah dinas untuk diam di tempat dan jangan meninggalkan rumah dinas selagi investigasi berlangsung. Namun pada tanggal 2 Mei 2024, ada staff berinisial RA yang biasanya tinggal di rumah dinas, meninggalkan tempat secara diam- diam. Selama beberapa hari ke depan, RA tidak bisa dihubungi dan tidak diketahui lokasi keberadaannya.
5. Pada tanggal 6 Mei 2024, RS dan RA bertemu dengan Sekretaris Dewan DPRD Provinsi Jambi (Sekwan), minta difasilitasi pertemuan dengan kami.
6. Pada tanggal 8 Mei 2024, terjadi pertemuan antara RS, RA, Sekwan, dan Saya sendiri di rumah dinas. Pada kesempatan tersebut, RS menyampaikan ingin pamit secara baik- baik, tapi sebelum pamit ingin minta ganti biaya pencetakan spanduk sebesar Rp 1 juta rupiah tertanggal Januari 2024. Kami bersedia membayarnya.
7. Sebelum Saya berkesempatan membayar tagihan spanduk tersebut, RS juga menyampaikan bahwa ada biaya perjalanan dinas RS yang belum dibayarkan oleh Sekretariat Dewan DPRD Provinsi Jambi, sebesar total Rp 11.600.000. Rinciannya ditunjukkan dalam kertas catatan yang ditulis tangan. Saya menyampaikan bahwa untuk penggantian biaya perjalanan dinas, ada format laporan baku yang harus diserahkan kepada Sekwan. Saya menawarkan kepada RS agar menggunakan komputer yang ada di rumah dinas untuk menulis ulang catatan yang ditulis tangan tersebut ke dalam format baku laporan perjalanan dinas. Pada saat itu RS menunjukkan kekesalannya dan mulai berteriak-teriak agar haknya dibayarkan saja, jangan ditahan- tahan
8. Meskipun demikian, kami masih tetap untuk menyelesaikan permasalahan bersama RS tersebut secara baik baik dan berusaha untuk menghubunginya
9. Bahwa terkait ianya dibawa ke Polsek, adalah untuk menghindari keributan dari suasana yang tidak kondusif, pihak polsek sendiri secara kebetulan berada dirumah dinas untuk memberikan keterangan lanjutan/perkembangan atas adanya laporan kehilangan yang telah dilaporkan pada tanggal 4 mei 2024.
10. Pada tanggal 9 Mei 2024, RS menyebarkan isu ini di media sosial, berdasarkan versi RS sendiri. Postingan di media sosial RS men-tag berbagai media yang ada di Jambi.
11. Sesudah itu, Saya melalui staf masih berusaha menghubungi RS agar menyerahkan kuitansi tagihan biaya spanduk kepada kami agar dapat dibayarkan, dan menyerahkan laporan perjalanan dinas dalam format yang sesuai kepada Sekwan, agar dapat diproses. Tapi tidak ada jawaban.
12. RS tidak bisa lagi duhubungi dan menghindar untuk mendiskusikan permasalahannya secara baik-baik bersama Saya. Ia lebih memilih untuk “roadshow” ke berbagai media sosial online dan cetak untuk bercerita tentang posisi ia yang merasa terzolimi oleh kami, yang mana sebagian besar ceritanya tersebut kami anggap tidak benar.
Pada kesempatan ini juga Pinto masih menunggu panggilan Badan Kehormatan (BK) Dewan dalam mencari titik terang dari persoalan dengan Syifa yang kini menjadi sorotan publik.
"Di Badan Kehormatan (BK), ya biarkan BK bekerja profesional saya pun tinggal menunggu surat panggilan saja, kapan saya untuk datang," katanya.
Pinto juga mengaku sudah dipanggil oleh BK untuk memberikan keterangan terkait permasalahan yang sebenarnya sangat sederhana untuk penyelesaian."Waktu itu saya dipanggil, saya hanya minta agar ini diselesaikan secara kekeluargaan," ujarnya.
Lalu kata Pinto, Ia juga meminta BK segera dapat memediasi persoalan itu sehingga segera berakhir dengan cara baik baik. "Kemudian kalau ada anaknya kesini, kalau berkenan langsung saja bertemu sama saya dan di mediasi di BK langsung, kan saya tinggal di rumah dinas sebelah sinilah, telfon, saya langsung datang," tegasnya.
Ia juga mengaku telah memberi klarifikasi ke DPD Golkar terkait persoalan dengan Rahma Syifa yang tanpa diduga akhirnya berkepanjangan dan menjadi sorotan.
Pinto juga mengaku senang karena mendapat kesempatan untuk memberikan keterangan agar DPD Golkar tidak hanya mendapat informasi yang sepihak saja.
"Saya senang sekali, sehingga saya ada kesempatan memberikan klarifikasi yang belum jelas menjadi jelas. Saya senang artinya mereka perduli kepada kadernya," katanya.
Ia juga memaklumi ketika ada hal hal yang cukup membuat situasi ini menjadi panas dalam politik itu perihal yang biasa. kata Pinto, di dunia politik pagi bisa jadi kawan, malam pun bisa menjadi lawan.
"Seperti yang saya bilang, yang mau jabatan ini banyak, dari dulu setiap tahun saya merasa macam macam lah digoyang atau apa lah, tapi saya paham namanya juga di politik seperti itu memang,"pungkasnya.(*)
SKK Migas - KKKS Salurkan Bantuan Bencana Banjir - Longsor di Sumatera Barat
Kuasa Hukum Pinto Jayanegara Klarifikasi Terkait Kasus dengan Syifa
Tujuh Hari Kerja, Tim Gabungan Berhasil Tutup Ratusan Sumur dan Puluhan Camp Ilegal
Kebijakan Gubernur Jambi Al Haris Didukung Berbagai Elemen Masyarakat
Ikut Galang Donasi untuk Palestina di Tugu Keris Siginjai, Al Haris Sumbang Rp 50 juta
Jelang 27 November, Bawaslu Bangun Kolaborasi dengan Tokoh Lintas Agama