Magang Jembatan Teori - Penerapan

Senin, 03 Juni 2024 - 11:08:36


Sudaryanto,Dedi Wijayanti dan Triwati Rahayu
Sudaryanto,Dedi Wijayanti dan Triwati Rahayu /

Radarjambi.co.id-Menarik, ungkapan Ketua Jurusan Teknik Industri FTI UII Muhammad Ridwan Andi Purnomo PhD. Ia mengungkapkan, program magang ibarat gerbang awal untuk masuk dan mengenal seluk beluk dunia kerja.

Setelah melewati masa magang, lanjutnya, mahasiswa tak kaget lagi ketika sudah lulus dan harus bekerja.

Dengan kata lain, program magang mahasiswa menjadi jembatan antara teori di bangku kuliah dan terapan di dunia kerja. Benarkah?

Magang mahasiswa merupakan salah satu fokus dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Melalui magang itu, mahasiswa dapat mempersiapkan diri dalam dunia kerja, baik dunia usaha maupun dunia industri. Juga dapat meningkatkan kompetensi diri mahasiswa, baik kemampuan lunak (soft skills) maupun kemampuan keras (hard skills). Kelak, dua kemampuan itu sangat bermanfaat.

Magang Mahasiswa

Magang mahasiswa berlaku bagi semua program studi, baik kependidikan maupun nonkependidikan. Magang mahasiswa kependidikan terwujud dalam kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) I dan II. PLP I dilaksanakan antara semester 4 dan 5, sedangkan PLP II dilaksanakan antara semester 6 dan 7. Bedanya, dalam PLP I mahasiswa menjadi pengamat pembelajaran di kelas, sedangkan dalam PLP II mahasiswa menjadi asisten guru/pengajar di kelas.

Selain PLP I dan II, ada pula kegiatan Kampus Mengajar (KM). Dalam KM, mahasiswa praktik mengajar di kelas dan membantu pengembangan literasi baca-tulis dan literasi teknologi.

Kegiatan KM merupakan program Kemendikbudristek yang sudah berjalan sebanyak tiga angkatan.

Berkat KM, mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari kuliah untuk mengajar di sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), atau sekolah menengah atas (SMA).

Sementara itu, magang mahasiswa nonkependidikan dapat dilaksanakan di dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Di Yogyakarta, misalnya, pengelola destinasi wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, dapat membuka magang bagi mahasiswa D-3 Kepariwisataan UGM.

Dalam magang itu, mahasiswa praktik pengelolaan manajemen pariwisata yang profesional. Salah satunya ialah pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi pariwisata.

Selain itu, di Yogyakarta terdapat ratusan pengelola jasa bosa (catering) yang dapat membuka magang bagi mahasiswa D-4 Bisnis Jasa Makanan UAD.

Dalam magang itu, mahasiswa praktik memasak masakan yang halal, lezat, dan harga terjangkau. Selain itu, mahasiswa dapat melakukan manajemen bisnis kuliner dari pengelola jasa bosa secara langsung.

Tak hanya itu, mahasiswa dapat praktik terkait keselamatan dan kesehatan kerja di bidang kuliner.

Selanjutnya, di Yogyakarta pula terdapat puluhan lembaga kursus bahasa Indonesia dan bahasa Jawa bagi orang asing, seperti Wisma Bahasa, Puri Bahasa, dan Alam Bahasa.

Lembaga-lembaga kursus bahasa itu dapat membuka magang bagi mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia dan Pendidikan Bahasa Jawa, atau Sastra Indonesia dan Sastra Jawa/Nusantara.

Melalui magang itu, mereka dapat praktik mengajar bahasa Indonesia dan bahasa Jawa bagi orang asing.

Jembatan Teori-Terapan

Mahasiswa kependidikan dan nonkependidikan sama-sama memiliki kesempatan magang dalam program MBKM. Magang dapat menjadi jembatan antara teori di bangku kuliah dan terapan di dunia kerja.

Di bangku kuliah, teori diperoleh dari dosen, referensi, hasil penelitian, diskusi, dsb. Sementara itu, di dunia kerja, teori itu diuji validitasnya.

Pengujian teori melalui kegiatan magang mahasiswa perlu disambut baik oleh pihak program studi/fakultas.

Berkat magang mahasiswa, bidang keilmuan tertentu akan berkembang dan memiliki luaran/produk, seperti bidang sains dan teknologi.

Sementara itu, bidang keilmuan lainnya akan bertumbuh dan variatif, seperti bidang humaniora. Meminjam slogan produk minuman, apa pun bidang ilmunya, pilihannya tetap magang mahasiswa.

Magang mahasiswa kelak bermanfaat bagi semua pihak, dari mahasiswa sendiri, program studi/fakultas, dan dunia kerja yang ditekuninya.(*)

 

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD
Dedi Wijayanti, M.Hum., Dosen PBSI FKIP UAD
Dr. Triwati Rahayu, M.Hum., Dosen PBSI FKIP UAD