Radarjambi.co.id-Ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak berkembang berkat kontribusi besar dari ilmuwan Muslim dalam sejarah.
Mereka telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam berbagai bidang, termasuk matematika, astronomi, kedokteran, dan memprakarsai berbagai inovasi yang masih memengaruhi dunia saat ini.
Para ilmuwan ini tidak hanya menjadi cikal bakal bagi kemajuan ilmu pengetahuan di masa depan, tetapi juga meninggalkan warisan intelektual yang sangat berharga.
Fondasi yang terbentuk bagi banyak konsep dan metode ilmiah yang kita kenal saat ini telah berhasil mereka jadikan ilmu pengetahuan sebagai pijakan utama dalam kemajuan peradaban.
Zaman Keemasan Islam ini terjadi pada masa antara abad ke-8 hingga abad ke-14 Masehi, dengan puncaknya pada abad ke-10 hingga ke-12.
Pada zaman itu umat islam memiliki beberapa ilmuan yang menekuni ilmunya sesuai dengan bidangnya dan mengaitkannya dengan ajaran Islam dengan berparadigma Al-Quran sebagai pedomannya.
Tokoh-tokoh tersebut diantaranya AlKhawarizmi, Al-Battani dan Al-Zarqali, Ibnu Sina, Jabir Bin Hayyan, Ibnu Al-Hayatham.
Tokoh pertama yakni Al-Khwarizmi yang memiliki peran penting dalam ranah ilmu matematika.
Beliau dengan peningkatan signifikansinya dengan rumus aljabar, geometri dan sistem kepenulisan angka.
Pada masa itu, kontribusi besar yang disumbangsihkan oleh matematikawan tersebut yakni rumus aljabar serta algoritma.
Tokoh kedua yakni astronom muslim bernama Al-Battani dan Al-Zarqali membuat kemajuan ranah pengamatan bintang dan pergerakan tata surya.
Mereka juga berkontribusi pada pengembangan alat-alat observasi astronomi.
Tokoh ketiga, Ibnu Sina yang merupakan ilmuan dalam bidang kedokteran selama berabad-abad beliau menjadi salah satu ilmuan bersejarah dengan salah satu karyanya yakni "Canon of Medicine" yang menjadi karya berpengaruh dalam bidang kedokteran selama berabad-abad lamanya.
Berbagai terobosan dalam ilmu kedokteran, termasuk teknik bedah. Selain pada ranah kedokteran, beliau juga menyumbangkan ilmunya dalam ranah sastra sebagai penulis, dan ilmu kimia.
Bahkan Ibnu Sina juga seorang filsuf yang paling terlkenal pada zaman pra modern sehingga mendapatkan julukan Acivenna.
Tokoh keempat merupakan tokoh yang berkecimpung dalam bidang ilmu kimia dengan berbagai eksperimennnya melalui teks-teks kimia serta pengembangannya yang terkenal yakni distilasi dan titrasi, beliau aadalah Jabir Ibnu Hayyan atau Geber sebagai nama panggilannya.
Tokoh terakhir yakni seorang fisikawan Alhazen atau Ibnu Al-Haytham. Beliau mengenalkan bidang optika yang mengenai sifat cahaya dan pembiasan optik sehingga bisa menjadi landasan bagi perkembangan ilmu optika modern setelahnya.
Pada zaman kemajuan IPTEK umat muslim yang tidak terlepas dari peran para ilmuan yang mengupayakannya hingga masa keemasan umat muslim.
Kecintaannya pada sebuah pengetahuan dan kemajuan ilmiah dengan didasari oleh muatan agama Islam yang begitu kental sehingga mengakibatkan ilmu yang berkembang menjadi lebih berkah.
Tidak hanya itu segala upaya untuk berinvestasi guna kepentingan pendidikan juga menjadi faktor penting kemajuan umat Islam.
Penyebaran ilmu umat muslim selalu terbuka dalam berbagi pengetahuan secara global.
Umat Muslim melakukannya dengan mewariskan dari guru kepada muridnya dan begitu seterusnya sehingga ilmu yang didapatkan tidak putus begitu saja.
Begitu mulia para tokoh muslim terdahulu menjunjung martabat umat Islam sampai menuju zaman kejayaannya.
Hingga pada masa ini justru keadaan bertolak belakang dan berubah sedemikiain rupa.
Ilmu pengetahuan dan teknologi justru cenderung dikuasai elit-elit global yang berasal dari barat dan dari negara-negaran non muslim.
Prosem memutar balikan fakta yang sebenarnnya telah terjadi hingga dalam ranah pendidikan.
Semua tokoh yanng telah disebutkan di atas tadi perlahan menghilang dari peradaban dan hanya segelintir orang saja yang mengetahuinya.
Kejayaan umat Islam terkhusus dalam bidang IPTEK seharusnnya tidak hanya bertahan pada masa para ilmuan itu masih hidup saja.
Akan tetapi, kejayaan umat Islam harus tetap dijaga dan dipelihara supaya agama dan umatnya tetap harum dalam kancah dunia.
Oleh karenanya, kita sebagai pelajar dan mahasiswa yang memiliki peran penting dalam menjaga martabat umat Islam supaya tidak tergerus oleh era globalisasi dunia yang secara perlahan menenggelamkan umat Muslim.
Maka perlu diketahui bahwasanya mereka yaitu para ilmuan muslim ada terlebih dahulu sebelum tokoh-tokoh dari baray itu yang kita pelajari di bangku sekolah sebelumnya.
Kembalikan martabat umat Islam, Junjung kembali nama-nama mereka sudah lama tenggelam perlahan, kenalkan pada sanak keturunan bahwa mereka lebih hebat dari pada orang-orang barat itu.(*)
Penulis : Reki Kusuma Wardana mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Begini Strategi Kementerian Tingkatkan Kualitas pendidikan di Indonesia
Maulana-Diza Mendapat Deklarasi Dukungan Dari Ketua Golkar Kota Jambi Budi Setiawan