Radarjambi.co.id+Dalam tulisan sebelumnya, “Liburan bagi Dosen, Pentingkah? (1)” (Radar Jambi, 15/7), penulis menuliskan pengalaman berlibur di Tiongkok.
Di Tiongkok, penulis menjabat sebagai dosen tamu di Departemen Bahasa Indonesia, Fakultas Kajian Asia Tenggara, Universitas Kebangsaan Guangxi (Guangxi University for Nationalities/GXUN) selama dua tahun (2013—2015).
GXUN berada di Kota Nanning, Provinsi Guangxi, Tiongkok bagian selatan.
Kali ini, penulis ingin menuliskan pengalaman berlibur sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) di Yogyakarta terkemuka.
Di PTS tersebut, penulis menjadi dosen sejak 2012 hingga sekarang. Artinya, sudah 12 tahun penulis mengajar, termasuk dua tahun mengajar di Tiongkok.
Selama 12 tahun itu, penulis juga melewati masa perkuliahan dan liburan. Tak terkecuali perkuliahan dan liburan pada prapandemi, pandemi, dan pascapandemi.
Liburan bagi Dosen
Khusus masa liburan, ada perbedaan istilah. Kalau sebagai dosen tamu di luar negeri, dikenal liburan musim dingin (winter) dan musim panas (summer).
Sedangkan sebagai dosen di Indonesia, dikenal liburan semester gasal dan semester genap. Selain beda istilah, terjadi pula beda pemaknaan (meaning) atas liburan.
Liburan bagi dosen di Indonesia dapat dirayakan saat mengikuti seminar/lokakarya/kegiatan di luar kota/kampus.
Sebagai contoh, penulis pernah menjadi dosen pembimbing lapangan (DPL) Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tiga daerah yang berbeda. Pada 2017 silam, penulis menjadi DPL KKN di daerah Gedangsari, Gunungkidul.
Setahun kemudian, penulis menjadi DPL KKN di daerah Kebumen, Jawa Tengah. Setahun kemudian juga, penulis menjadi DPL KKN di daerah Banjarnegara, Jawa Tengah.
Di ketiga daerah itu penulis menjalani tugas sebagai DPL KKN.
Di samping menjalani tugas sebagai DPL KKN (sebagian teman menyebutnya tugas negara), penulis juga berkesempatan liburan kuliner di tiga daerah tadi.
Di Gunungkidul, penulis sempat mencicipi soto Tan Proyek yang kondang itu. Di Kebumen, penulis sempat membeli sate Ambal yang unik rasanya.
Sedangkan di Banjarnegara, penulis mencicipi bakso kupat (ketupat) di dekat Alun-Alun Banjarnegara.
Dengan begitu, penulis mera(s/y)akan liburan kuliner sembari menjadi DPL KKN di luar kota/kampus.
Hal itu dilakukan agar penulis tidak mengalami stres akibat beban pekerjaan sebagai DPL KKN. Apa pasal? Khusus di kampus penulis, tugas sebagai DPL KKN mendampingi mahasiswa dalam empat kegiatan, yaitu survei lokasi KKN, penerjunan KKN, monitoring KKN, dan penarikan KKN. Empat kegiatan itu diharapkan berjalan lancar dan profesional.
Selain liburan kuliner, penulis juga dapat mera(s/y)akan liburan akademik saat mengikuti seminar/lokakarya/kegiatan di luar kota/kampus.
Pada September 2023 lalu, penulis bersama dua kolega mengikuti Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) di Semarang.
Saat itu, penyelenggara PIBSI adalah pihak Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Alhamdulillah penyelenggaraan PIBSI 2023 lancar jaya.
Liburan Akademik
Dalam kegiatan PIBSI 2023, penulis bertemu dengan kolega lintas kampus (UGM, UMS, Unej, UNJ, Unissula, dsb.). Penulis dapat merayakan liburan akademik dengan obrolan serius dan guyon.
Bahkan, dalam kegiatan itu pula, saat istirahat di kamar, penulis sempatkan waktu menulis artikel untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Surat Kabar Harian (SKH) Kedaulatan Rakyat pada 27 September 2023 lalu.
Liburan akademik itu terasa menyenangkan sekali bukan?
Akhirnya, liburan bagi dosen di Indonesia (minimal bagi penulis) tetap dira(s/y)akan, paling tidak liburan kuliner dan liburan akademik.
Dua jenis liburan itu dapat melupakan sejenak beban kerja akademik yang berat. Bayangkan dosen memiliki beban mengajar minimal 10 sistem kredit semester (SKS) per minggu.
Belum lagi beban bimbingan skripsi, menjadi tim kerja ini-itu, mengajar mahasiswa PPG, dsb. Panjang umur dan selalu sehat para dosen di Tanah Air!.(*)
Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa S-3 UNY; Anggota PRM Nogotirto; Divisi Humas ADOBSI (2024—2029)
Al- Quran dan Perannya dalam Kemajuan IPTEK Berkelanjutan di era Revolusi 4.0
Tingkatkan Kreativitas dan Jiwa Kewirausahaan melalui Pembuatan Nature Keychain
Kurikulum Merdeka Jawaban dari Pembinaan Peserta Didik di Era Modern
KPU Gelar Debat Publik Kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Merangin