Sinergi Kampus-Sekolah Demi Budaya Baca Tulis

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 17:49:48


Sudaryanto
Sudaryanto /

Radarjambi.co.id-Pada Rabu (21/8/2024) lalu, penulis bersilaturahmi ke SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Dalam silaturahmi itu, penulis menyerahkan produk karya dosen dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan.

Adapun produk karya tersebut meliputi dua buku dan tujuh bahan ajar/modul. Melalui silaturahmi itu, kelak dibangun sinergi budaya baca tulis.

Budaya baca tulis dapat ditumbuhkembangkan di mana saja, termasuk kampus dan sekolah. Di kampus, kolaborasi mahasiswa dan dosen pembimbing skripsi dapat menghasilkan bahan ajar berupa modul.

Bahan ajar itu bagian dari skripsi yang ditulis oleh mahasiswa kependidikan. Sebagai contoh, ada bahan ajar/modul berjudul Pronomina Persona dalam Buku Jenderal Soedirman: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas X SMA karya Ajeng Suci Ratnaningsih.

Skripsi dan Modul

Dari judulnya, kita telisik bahwa skripsi yang ditulis oleh mahasiswa ybs. terkait topik pronomina persona dalam buku biografi Jenderal Soedirman.

Topik pronomina persona meliputi jenis pronomina persona dan fungsi pronomina persona. Sementara itu, bahan ajar/modul yang dibuat terkait dengan bahan ajar teks biografi di kelas X SMA.

Dengan begitu, skripsi dan bahan ajar/modul yang dibuat mahasiswa merupakan satu kesatuan yang utuh.
Selain bahan ajar/modul karya Ajeng, masih ada enam bahan ajar lainnya yang tidak kalah menarik.

Pertama, Pronomina Persona dalm Teks Biografi Emmy Saelan Perempuan di Palagan: Bahan Ajar Bahasa Indonesia di Kelas X SMA karya Muh.

Bagus Agam Triambada.

Kedua, Konjungsi Subordinatif Pembandingan dalam Teks Biografi K.H. Mustofa Kamil: Bahan Ajar Bahasa Indonesia di Kelas X SMA karya Fikar Zulhaq.

Ketiga, Preposisi dalam Teks Biografi Perempuan Pengibar Sang Saka: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas X SMA karya Nur Puji Astiwi.

Keempat, Konjungsi Subordinatif Waktu dalam Teks Biografi Jejak Penjaga Zaman: Bahan Ajar Kelas X SMA karya Manyu Santoso. Kelima, Preposisi dalam Buku Biografi Wahidin Soedirohoesodo:

Sang Dokter Bangsa: Bahan Ajar untuk Kelas X SMA karya Echa Anisatul Fadliah.
Keenam, Konjungsi Subordinatif Waktu dalam Cerita Sejarah: Bahan Ajar untuk Kelas XII SMA karya Annisa Nuratin.

Ketujuh judul modul itu dibuat oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan.

Para mahasiswa membuat modul di bawah bimbingan penulis. Kelak, modul-modul itu dapat dimanfaatkan oleh guru Bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Di samping modul, ada dua buku karya penulis yang diserahkan kepada pihak pengelola Perpustakaan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Adapun judul buku karya penulis, yaitu Literasi Keindonesiaan: Dari Bahasa Indonesia hingga Kampus Merdeka dan Guru dan Literasi Era Kiwari: Seuntai Esai Pilihan.

Dua buku itu merupakan kumpulan artikel/esai karya penulis yang pernah terbit di media massa, a.l., harian Kedaulatan Rakyat dan Radar Jambi.

Proyeksi Sinergi
Dalam silaturahmi ke SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta itu, penulis bersama Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Kepala Perpustakaan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, dan Guru Bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta membincang proyeksi sinergi PBSI FKIP UAD-SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta terkait budaya baca tulis. Misalnya, menerbitkan antologi puisi kolaborasi antara dosen-mahasiswa dan guru-siswa.

Atau, proyeksi sinergi lainnya berupa pendampingan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK).

Para guru membuat proposal PTK dan melaksanakannya di kelas, kemudian dosen menelaah dan mendampingi publikasi ilmiah hasil PTK-nya.

Terkait itu, ada banyak jurnal yang dapat menerima artikel hasil PTK, salah satunya adalah jurnal Ideguru. Alternatif lainnya, guru dapat menulis artikel hasil PTK dan menerbitkannya dalam buku antologi praktik baik.

Akhir kata, sinergi kampus-sekolah dapat meningkatkan budaya baca tulis. Para dosen dan mahasiswa berkolaborasi dalam menghasilkan skripsi dan modul yang baik.

Sedangkan para guru dan siswa berkolaborasi dalam menghasilkan PTK dan artikel yang baik pula. Jika tidak sekarang kita fokus kepada budaya baca tulis, lantas kapan lagi? Jika tidak kita yang fokus kepada budaya baca tulis, lantas siapa lagi? Mari kita angkat pena, demi Indonesia yang beraksara!.(*)

 

 

Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa S-3 UNY; Anggota Majelis Tabligh dan Pustaka Informasi PRM Nogotirto; Divisi Humas ADOBSI (2024-2029)