Jurnalis Visit Bersama WWF di SDN 67 Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo Edukasi Konservasi Alam

Senin, 23 Desember 2024 - 15:35:41


/

RADARJAMBI.CO.ID - Tebo, 18 Desember 2024. Sebagai bagian dari program edukasi lingkungan, World Wildlife Fund (WWF) Indonesia bekerja sama dengan jurnalis lokal mengadakan kunjungan ke Sekolah Dasar Negeri 67 Sekalo di Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo.

Kegiatan ini bertujuan mengetahui aktivitas siswa dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya konservasi alam dan lingkungan.

Upaya ketahanan pangan ini telah dilakukan di SDN 67 Sekalo, yang telah menerapkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dengan mengangkat kearifan lokal daerah Muara Sekalo.

Selain itu juga agar para siswa tumbuh kecintaan terhadap daerah dari budaya lokal yang dimiliki oleh Desa Muara Sekalo, dan dapat menjaga kelestarian kebudayaan yang ada.

Anak - anak diajarkan untuk menganyam tikar dari pandan, membuat kunju atau tempat untuk memtik sayur dan padi yang terbuat dari rotan, ada juga tempat buah dari rotan, alas panci daei rotan serta musik lokal daerah Tebo juga turut diajarkan kepada para siswa. Seperti permainan alat musik tradisional Muara Sekalo, yang bernama kelentang. Alat musik ini mirip dengan gambang dalam rangkaian alat musik gamelan, namun memiliki beberapa perbedaan. Seperti bahan pembuatan alat musik yang menggunakan kayu. Kelentang ini biasa dimainkan oleh para nenek-nenek terdahulu, sebelum mereka memanen padi di ladang sebagai penghiburan.

“Para siswa disini diajarkan langsung memainkan kelentang oleh Nyai Minah, Nyai Kasah dan beberapa nyai yang merupakan sesepuh di daerah sini. Namun sangat disayangkan, bahwa para pengajar sepuh ini telah wafat baru-baru ini,” ujar Tuti, selaku penanggung jawab dari Prakarya Lokal.

Selain itu, para siswa juga dibantu oleh setiap guru wali kelasnya menanam tanaman seperti kangkung, kencur, sawi, bayam, jahe merah, dan masih banyak tanaman lainnya. Tanaman-tanaman ini tumbuh dengan subur dibelakang kelas masing-masing siswa.

Pelestarian lingkungan juga telah diterapkan dengan membuat pupuk kompos dari sampah tanaman dengan dicampur oleh tahi gajah yang didapatkan dari PIKG (Pusat Informasi Konservasi Gajah) di daerah sekitar. Produksi pupuk kompos ini dilakukan sebulan sekali oleh para siswa, yang nantinya akan digunakan untuk tanaman-tanaman yang ada di sekolah.

SDN 67 Sekalo memiliki hutan sekolah, yang dimanfaatkan untuk melestarikan tanaman endemik asal Sekalo Kabupaten Tebo. Tanaman endemik yang dibudidayakan di Nurseri tempat pembibitan tanaman endemik dan tanaman toga. Terdapat tanaman Kudok biawak, sentul, tampoy, kasay, dan bedaro dalam pembibitan di sekolah tersebut.

Suprianto, guru kelas menyampaikan bahwa Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup ini sudah dimulai sejak tahun 2018 hingga saat ini dan akan terus berlanjut. Keasrian budaya lokal terlihat jelas dari para siswa yang masih memainkan permainan daerah seperti gasing. Dan pelestarian lingkungan sekitar dengan menerapkan kantin sehat yang tidak menjajakan jajanan kemasan.

“PLH sudah ada dari 2018. Adanya PLH lebih menambah pemahaman siswa terkait lingkungan terutama hutan, agar anak-anak paham pentingnya menjaga hutan. Dan menyayangi hutan,”terangnya.

Juanda, Ketua Forum Sekolah Muara Sekalo menyampaikan bahwa saat ini pihaknya telah berdiskusi dan melakukan kolaborasi dengan Pemerintah Desa Muara Sekalo dan Perusahaan sekitar. Upaya ketahanan pangan yang telah dilakukan oleh siswa-siswa di SDN 67 Sekalo ini merupakan program yang diusung oleh sekolah dan akan didorong menjadi program forum sekolah.

"Yang kami lakukan semenjak forum sekolah ini terbentuk, salah satunya mencoba untuk berdiskusi dengan pemerintah desa maupun Perusahaan dimana kita memanfaatkan momen-momen yang ada. Salah satunya yaitu untuk membantu anak-anak supaya mandiri. Kalau kita kembalikan ke dana desa dan aturan yang ada, kami mencoba membuat program dimana dana desa itu ada ketahanan pangan, ada 25 persen. Dimana ketahanan pangan itu kita jadikan satu momentum untuk membantu anak-anak yang ada disekolah ini dari kemandirian bercocok tanam, seperti yang ada di sekeliling sekolah," terangnya.

Juanda juga menyampaikan bahwa kerja sama yang dilakukan dengan para pihak Perusahaan bertujuan untuk membantu Pembangunan sekolah-sekolah yang dana pembangunannya kurang dari pemerintah.

“Yang kedua kami mengusahakan agar forum sekolah ini bekerja sama dengan pihak-pihak Perusahaan untuk membantu bagaimana sekolah-sekolah yang jauh dan belum terbantu dengan dana pemerintah secara maksimal, dapat kerja sama dengan pihak Perusahaan untuk membantu sekolah membangun kelas dan lain-lain,” sambungnya.

Selain itu, Ia juga menyampaikan dalam RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) bahwa mitra dari pemerintah yaitu perusahaan agar dapat membantu dari segi dana dalam memaksimalkan Pembangunan sekolah-sekolah yang masih tertinggal. Hingga saat ini, Perusahaan telah menyetujuinya tinggal menunggu penjelasan terkait pengelolaan dan pertanggungjawaban dari Pemerintah Desa dari program yang diajukan tersebut.

“Sejauh ini kontribusi yang nampak dari Perusahaan, pihak Perusahaan sudah datang ke sekolah. Sudah mengukur tempat atau areal sekolah ini. Tapi kami belum jelas tujuannya apa?, yang jelas telah kami sampaikan dalam RKPD, sekolah di Muara Sekalo ini untuk membangun dari dana desa mungkin tidak tercover secara maksimal,” ujar Juanda.

“Makanya kami minta mitra diantaranya itu perusahaan, dimana didalam aturan Perusahaan kan itu ada salah satunya CSR yang kemungkinan bisa kita gali untuk membantu sekolah kelas jauh, yang belum maksimal pembangunannya. Kalau untuk jawaban dari pihak Perusahaan sudah ada. Tinggal pihak perusahaan meminta bagaimana cara pengelolaannya dan pertanggung jawaban desa seperti apa,” lanjutnya.

Selanjutnya, keberadaan WWF Indonesia sebagai pihak inisiator dalam program ESD di Kabupaten Tebo ini memberikan dampak yang besar kepada masyarakat terutama dibidang ketahanan pangan. WWF Indonesia hadir memberikan bantuan berupa pembinaan kepada sekolah, dan Masyarakat sekitar terkait kemandirian pangan.

“Kemajuan dari pembinaan, dari teman-teman WWF disini ikut membantu, kami rasa teman-teman WWF sangat membantu baik sekolah yang ada disini maupun sekolah kelas jauh. Salah satu program yang dijalankan oleh WWF ini tidak hanya ada disekola. Di lingkungan perumahan saya itu banyak teman-teman WWF membantu ketahanan pangan, membantu tanaman sayur dan lain-lain,” pungkasnya.(*ria/akd)