Iman kepada Hari Akhir: Fondasi Akidah dan Motivasi Hidup Bermakna

Selasa, 21 Januari 2025 - 19:51:09


/

Radarjambi.co.id-Iman kepada hari akhir merupakan salah satu dari enam rukun iman dalam Islam yang menjadi pondasi keyakinan bagi setiap Muslim. Konsep ini bukan hanya tentang meyakini adanya kehidupan setelah mati, tetapi juga mencakup dimensi etika, spiritual, dan sosial(Shihab, 2002).0

Hari Akhir adalah keyakinan dalam Islam bahwa seluruh kehidupan dunia akan berakhir, dan semua manusia akan dibangkitkan untuk menghadapi perhitungan amal oleh Allah.

Hari ini dikenal dengan berbagai nama seperti Yaumul Qiyamah (Hari Kebangkitan), Yaumul Hisab (Hari Perhitungan), dan lainnya, yang menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat tersebut.

Hari Akhir adalah salah satu konsep penting dalam Islam yang menjadi bagian dari rukun iman, yaitu percaya kepada Allah, malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan takdir baik serta buruk.

Keyakinan akan Hari Akhir mengingatkan manusia bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, dan ada kehidupan kekal di akhirat yang menjadi tempat pembalasan atas segala perbuatan selama hidup.

Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur'an: "Di dunia ini, kehidupan hanyalah bermain-main dan mengirim guru, tetapi di negeri ini, akhirat lebih bermanfaat bagi penduduknya."

Menurut Anda, apakah kita bisa melakukan ini? (Al-An'am, QS: 32)
Hari Akhir tidak hanya membahas kiamat sebagai akhir dunia, tetapi juga membahas semua hal penting setelah kematian manusia, seperti kebangkitan, amal perhitungan, fajar, dan keberadaan surga, serta neraka. Setiap manusia akan menjalani hari ini tanpa masalah, dan sejujurnya, setiap hal, tidak peduli seberapa besar atau kecil, akan dinilai dan disetujui oleh Allah SWT.

Iman Hari Akhir memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari seorang Muslim. Iman berfungsi sebagai motivasi untuk hidup sesuai dengan ajaran Allah, menghormati hukum-hukum-Nya, dan mengembangkan banyak perbuatan baik.

Ketika seseorang memahami dan menjalankan Hari Akhir, mereka akan
menyadari betapa pentingnya mempersiapkan kehidupan setelah kematian. Tujuan artikel ini adalah untuk menjelaskan makna iman hingga akhir zaman, implikasinya terhadap kehidupan sehari-hari, dan relevansinya dalam menonjolkan kualitas manusia yang teguh.

Pendekatan argumentasi dan ulasan berdasarkan materi akidah Islam diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para pembaca.Makna Iman kepada Hari Akhir Iman kepada hari akhir berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa kehidupan dunia ini tidaklah kekal, dan setelah kematian akan ada kehidupan abadi.

Keyakinan ini mencakup berbagai peristiwa seperti kiamat, kebangkitan, penghitungan amal, surga, dan neraka. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Dan sungguh, kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al-A'la: 17).
Ayat ini menegaskan bahwa kehidupan akhirat adalah tujuan akhir manusia, dan dunia hanyalah tempat persinggahan sementara (Hamka, 1983).

Dalam konteks ini, kehidupan dunia tidak boleh dianggap sebagai akhir dari segalanya, melainkan sebagai ladang amal untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik di akhirat.

Implikasi Iman kepada Hari Akhir

1. Pembentukan Akhlak Mulia
Keyakinan terhadap hari akhir mendorong seseorang untuk berperilaku baik karena menyadari bahwa setiap perbuatannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
"Orang yang cerdas adalah orang yang mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati." (HR. Tirmidzi).
Iman kepada hari akhir membentuk kesadaran akan pentingnya integritas, kejujuran, dan kepedulian terhadap sesama (Al-Ghazali, 2004). Dalam kehidupan modern, akhlak mulia menjadi nilai yang sangat penting, terutama di tengah krisis moral yang melanda berbagai aspek kehidupan.

2. Motivasi untuk Beramal
Keimanan ini memberikan dorongan bagi Muslim untuk senantiasa beramal salih, baik berupa ibadah kepada Allah maupun perbuatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Misalnya, seseorang yang sadar akan adanya penghitungan amal di akhirat akan lebih termotivasi untuk bersedekah, membantu sesama, dan menjaga hubungan baik dengan orang lain (Yusuf Al-Qaradawi, 1998) Rasulullah SAW juga bersabda:
"Barang siapa yang meringankan beban orang lain di dunia, maka Allah akan meringankan bebannya di akhirat." (HR. Muslim).

Ayat ini menunjukkan bahwa amal kebaikan tidak hanya bermanfaat bagi orang lain tetapi juga menjadi investasi spiritual bagi pelakunya di akhirat kelak.

3. Menguatkan Kesabaran
Dalam menghadapi ujian hidup, iman kepada hari akhir menjadi sumber kekuatan. Seseorang yang percaya bahwa setiap cobaan memiliki hikmah dan balasan di akhirat akan lebih sabar dan tabah. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (QS. At-Taubah: 120).

Keimanan ini juga berfungsi sebagai penguat psikologis bagi individu dalam menghadapi tantangan duniawi. Contohnya, seorang yang kehilangan pekerjaan tetap optimis karena meyakini bahwa rezeki adalah pemberian Allah dan ujian ini akan diganti dengan sesuatu yang lebih baik.

4. Menjaga Harmoni Sosial
Iman kepada hari akhir tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Kesadaran akan penghitungan amal di akhirat dapat meminimalisasi konflik, meningkatkan rasa keadilan, dan memperkuat solidaritas sosial. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan pentingnya saling menghormati dan membantu.

Tanda-Tanda Hari Kiamat

Dalam Islam, tanda-tanda hari kiamat terbagi menjadi dua kategori utama: tanda-tanda kecil (Ashraat as-Sughra) dan tanda-tanda besar (Ashraat al-Kubra). Tanda-tanda ini berfungsi sebagai peringatan bagi umat manusia bahwa hari kiamat semakin dekat.

A. Tanda-Tanda Kecil Kiamat
Tanda-tanda kecil biasanya terjadi secara bertahap dan sudah banyak yang terjadi di dunia saat ini. Beberapa di antaranya adalah:

1. Banyaknya Kemaksiatan dan Kerusakan Moral
o Manusia semakin jauh dari ajaran agama, seperti merebaknya perzinahan, minuman keras, dan perilaku buruk lainnya.
o “Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keledai), maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang.” (HR. Muslim)

2. Waktu Terasa Singkat
o Waktu terasa berjalan semakin cepat, hingga keberkahan dalam hidup berkurang.
o “Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa semakin singkat...” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Banyaknya Fitnah (Cobaan)
o Muncul banyak fitnah berupa kerusuhan, peperangan, dan kebohongan.

4. Orang-Orang Tidak Amanah
o Pemimpin diangkat dari orang yang tidak layak, sehingga amanah diabaikan.
o “Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.”(HR. Bukhari)

5. Pembangunan Gedung-Gedung Tinggi
o Orang-orang miskin berlomba-lomba membangun gedung-gedung tinggi.
o “Engkau akan melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin, dan penggembala kambing berlomba-lomba dalam mendirikan bangunan tinggi.” (HR. Muslim)

6. Banyaknya Pembunuhan
o Pembunuhan terjadi tanpa alasan yang jelas, dan pelakunya tidak tahu mengapa ia membunuh.

o “Kiamat tidak akan terjadi hingga banyak terjadi al-harj.” Para sahabat bertanya, “Apakah al-harj itu?” Nabi menjawab, “Pembunuhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Terputusnya Silaturahmi

o Orang-orang semakin egois, enggan mempererat hubungan keluarga, dan sibuk dengan urusan dunia.

8. Kemunculan Ulama Palsu dan Penyebaran Kebodohan
o Orang-orang mengangkat pemimpin agama yang sesat dan menyebarkan ajaran yang tidak benar.

B. Tanda-Tanda Besar Kiamat
Tanda-tanda besar merupakan kejadian luar biasa yang menunjukkan kiamat sudah sangat dekat. Beberapa di antaranya adalah:

1. Terbitnya Matahari dari Barat
o Setelah matahari terbit dari barat, pintu taubat akan ditutup.
o “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya...” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Munculnya Dajjal
o Dajjal adalah makhluk yang mengaku sebagai Tuhan, memiliki kemampuan menipu dan melakukan keajaiban, sehingga banyak manusia yang terperdaya.

3. Turunnya Nabi Isa AS
o Nabi Isa AS akan turun ke bumi untuk memimpin umat manusia dan membunuh Dajjal.

o “Demi Allah, Nabi Isa akan turun sebagai hakim yang adil.” (HR. Bukhari)

4. Munculnya Ya’juj dan Ma’juj

o Kaum yang keluar dari penghalang mereka dan membuat kerusakan besar di muka bumi.

5. Munculnya Dukhan (Kabut Asap Tebal)
o Asap tebal yang menutupi bumi dan menjadi azab bagi orang-orang kafir.
o “Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang nyata.” (QS. Ad-Dukhan: 10)

6. Gempa Besar di Tiga Tempat
o Terjadi tiga gempa besar di timur, barat, dan jazirah Arab.

7. Munculnya Binatang Aneh dari Perut Bumi (Dabbah)
o Binatang ini akan memberikan tanda kepada manusia, memisahkan antara orang beriman dan kafir.

8. Api Besar yang Menggiring Manusia
o Api besar akan keluar dari Yaman dan menggiring manusia menuju tempat berkumpulnya di Padang Mahsyar.

Macam-macam hari kiamat
1. Yaumul Qiyamah (Hari Kebangkitan)
o Surah Al-Qiyamah (75:1-2): "Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan Aku bersumpah dengan jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)."

2. Yaumul Hisab (Hari Perhitungan)
o Surah Al-Ghafir (40:27): "...Sesungguhnya aku takut akan (akibat) dosa yang kamu lakukan kepada Allah pada hari perhitungan."

3. Yaumul Jaza’ (Hari Pembalasan)
o Surah Az-Zalzalah (99:7-8): "Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."

4. Yaumul Mahsyar (Hari Berkumpul)
o Surah Al-Kahf (18:47): "...dan Kami kumpulkan mereka, maka Kami tidak meninggalkan seorang pun dari mereka."

5. Yaumul Fashl (Hari Pemisahan)
o Surah An-Naba (78:17): "Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan."

6. Yaumul Taghabun (Hari Penyesalan)
o Surah At-Taghabun (64:9): "(Ingatlah) pada hari ketika Dia mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari pengungkapan kesalahan..."

7. Yaumul Din (Hari Agama)
o Surah Al-Fatihah (1:4): "Yang menguasai hari pembalasan."

8. Yaumul Ba'ats (Hari Kebangkitan)o Surah Ar-Rum (30:56): "Dan berkata orang-orang yang dianugerahi ilmu dan keimanan, 'Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah hingga hari kebangkitan; maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi kamu tidak mengetahuinya.' "

9. As-Sa’ah (Hari yang Dijanjikan)
o Surah Al-Hajj (22:1): "Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan (hari kiamat) itu adalah suatu kejadian yang sangat besar."

10. Yaumul Zalzalah (Hari Gempa Dahsyat)
o Surah Az-Zalzalah (99:1-2): "Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya."

11. Yaumul Qari’ah (Hari yang Menggetarkan)
o Surah Al-Qari’ah (101:1-3): "Hari Kiamat. Apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?"

12. Yaumul Akhir (Hari Akhir)
o Surah Al-Baqarah (2:8): "Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,' padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman."

Relevansi Iman kepada Hari Akhir dalam Kehidupan Modern
Dalam konteks kehidupan modern yang serba materialistis, iman kepada hari akhir memiliki relevansi yang signifikan.

Di tengah-tengah budaya hedonisme dan individualisme, konsep ini mengingatkan manusia untuk hidup dengan tujuan yang lebih tinggi. Keyakinan ini juga menjadi penyeimbang antara ambisi duniawi dan tanggung jawab moral (Shihab, 2002)
Misalnya, seorang pemimpin yang memiliki iman kepada hari akhir akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan karena menyadari konsekuensi moral dan spiritual dari tindakannya. Demikian pula, dalam dunia bisnis, iman ini mendorong pelaku usaha untuk bersikap jujur dan adil.

Teknologi dan kemajuan modern sering kali menciptakan tantangan baru, seperti penyalahgunaan media sosial untuk menyebarkan kebencian atau informasi palsu. Dalam situasi ini, iman kepada hari akhir menjadi pengingat untuk bertindak dengan penuh tanggung jawab. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim).
Tantangan dalam Menginternalisasi Iman kepada Hari Akhir

Meskipun iman kepada hari akhir memiliki banyak manfaat, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat tantangan dalam menginternalisasikannya. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman yang mendalam tentang eskatologi Islam.

Banyak Muslim yang hanya memahami konsep ini secara parsial, sehingga tidak mampu mengaplikasikannya secara utuh dalam kehidupan sehari-hari (Hamka, 1983)
Selain itu, pengaruh sekularisme dan skeptisisme dalam dunia modern sering kali membuat konsep ini dianggap sebagai sesuatu yang tidak relevan.

Hal ini juga diperparah dengan minimnya contoh nyata dari tokoh masyarakat yang benar-benar menerapkan nilai-nilai iman kepada hari akhir.

Sebagai contoh, dalam dunia politik, sering kali kita melihat bagaimana kepentingan pribadi atau kelompok mengalahkan nilai-nilai keadilan dan moral. Padahal, jika iman
kepada hari akhir benar-benar terinternalisasi, setiap individu akan lebih mengutamakan keadilan dan kebaikan bersama.
Upaya untuk Memperkuat Iman kepada Hari Akhir

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan beberapa langkah strategis, antara lain:

1. Peningkatan Pemahaman melalui Pendidikan Materi tentang iman kepada hari akhir perlu diajarkan secara komprehensif di lembaga pendidikan formal maupun non-formal. Pendekatan yang digunakan harus relevan dengan konteks kehidupan modern sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan (Shihab, 2002) Pendidikan agama tidak hanya sebatas teori, tetapi juga harus disertai dengan praktik nyata.

2. Penguatan Dakwah Para dai dan ulama perlu menyampaikan pesan tentang hari akhir dengan cara yang menarik dan kontekstual. Menggunakan media sosial dan teknologi digital dapat menjadi salah satu strategi efektif dalam menyampaikan dakwah. Pesan-pesan yang disampaikan juga harus mampu menjawab tantangan zaman dan relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.

3. Teladan dari Tokoh Masyarakat Pemimpin masyarakat, baik di bidang agama, politik, maupun ekonomi, perlu menunjukkan teladan dalam mengimplementasikan iman kepada hari akhir. Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah terinspirasi untuk mengikuti jejak mereka.

4. Pembudayaan Nilai-Nilai Keimanan Nilai-nilai keimanan kepada hari akhir perlu dijadikan sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan menghidupkan tradisi saling menasihati dalam kebaikan dan mengingatkan untuk selalu bersikap adil.

Kesimpulan
Iman kepada hari akhir adalah pilar penting dalam akidah Islam yang memiliki implikasi mendalam bagi kehidupan individu dan masyarakat. Keyakinan ini tidak
hanya membentuk karakter yang bertanggung jawab, tetapi juga menjadi motivasi untuk berbuat baik di dunia.

Namun, untuk menginternalisasikan iman ini secara optimal, diperlukan upaya pendidikan dan dakwah yang lebih intensif. Semoga artikel ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus meningkatkan keimanan dan memperbaiki diri dalam rangka meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.(*)

 

 

Penulis  Herbima Luvi Bakhtiar
NIM: 23000013301
Universitas Ahmad Dahlan