Kasus Stroke pada Perempuan Meningkat, Dokter Sarankan Pencegahan Dini

Jumat, 07 Maret 2025 - 22:42:52


Dr. Hendra Irawan, Sp.N, FINA
Dr. Hendra Irawan, Sp.N, FINA /

RADARJAMBI.CO.ID– Stroke selama ini lebih sering dikaitkan dengan pria. Namun, faktanya, perempuan justru termasuk kelompok yang lebih rentan terkena stroke. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang unik pada perempuan, termasuk perubahan hormonal, kehamilan, hingga penggunaan kontrasepsi.

Stroke sendiri merupakan kondisi medis serius akibat gangguan suplai darah ke otak, yang bisa disebabkan oleh penyumbatan, penumpukan plak, atau perdarahan. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan fungsi otak, seperti kelumpuhan, gangguan ingatan, hingga kesulitan berbicara.

Menurut dr. Hendra Irawan, Sp.N, FINA, Spesialis Neurologi dari Siloam Jambi, jumlah penderita stroke perempuan mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir.

“Data global menunjukkan bahwa 60 persen penderita stroke saat ini adalah perempuan, sementara laki-laki hanya 40 persen. Ini menunjukkan adanya perubahan tren yang patut diwaspadai,” ujar Dr. Hendra, Jumat (7/3/25).

Gejala stroke umumnya meliputi hilangnya kesadaran, kelumpuhan mendadak, kelelahan ekstrem, mati rasa pada wajah atau tubuh, serta kesulitan berbicara. Namun, perempuan sering mengalami gejala yang tidak biasa, seperti migrain hebat, kesulitan memahami dan mengelola bahasa, serta gangguan ingatan mendadak.

“Perempuan sering kali mengalami gejala yang lebih halus dibandingkan pria, sehingga banyak kasus stroke pada perempuan yang terlambat terdeteksi,” jelas Dr. Hendra.

Berikut faktor risiko umum stroke yang dapat terjadi pada siapa saja meliputi:

1. Kehamilan

Risiko stoke pada wanita hamil menigkat, terutama pada trimester ketiga pasca melahirkan

2. Preeklamsia

Tekanan darah tinggi yang terjadi pada kehamilan. Preeklamsia meningkatkan resiko stroke di kemudian hari

3. Pil KB

Resiko stoke iskemik atau stroke sumbatan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral meningkat, terutama pada wanita dengan faktor risiko stroke lainnya seperti merokok dan tekanan darah yang tinggi.

dr. Hendra menyarankan agar perempuan dengan faktor risiko stroke seperti hipertensi, kolestrol tinggi, diabetes, dan obesitas untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tidak mempengaruhi hormonal.

4. Migrain dengan gejala aura

Penderita migrain sebagian besar adalah wanita. Migrain dengan aura dikaitkan dengan peningkatan risiko stoke iskemik pada perempuan usia muda, terutama jika mereka merokok menggunakan kontrasepsi oral.

5. Obesitas

Perempuan dengan berat badan berlebih akan memiliki risiko stroke pendarahan.

Para ahli kesehatan menyarankan agar perempuan lebih waspada dan menerapkan pola hidup sehat untuk mengurangi risiko stroke, yang dapat dilakukan seperti Mengelola stres dengan baik, Menjaga pola makan sehat dan berolahraga secara rutin,  Mengontrol tekanan darah secara berkala hingga Menghindari penggunaan kontrasepsi hormonal tanpa konsultasi dokter.

“Kesadaran dini dan gaya hidup sehat sangat penting untuk mengurangi risiko stroke. Perempuan harus lebih memperhatikan kesehatan mereka agar terhindar dari risiko yang lebih besar di masa depan,” pungkas Dr. Hendra.

Dengan meningkatnya angka kejadian stroke pada perempuan, kesadaran akan gejala dan faktor risiko menjadi semakin penting. Pencegahan sejak dini dapat membantu mengurangi angka kematian akibat stroke serta meningkatkan kualitas hidup penderita. (*) 


Editor: Endang