Radarjambi.co.id-Seringkali didengar bahaya rokok bagi perokok itu sendiri, tentang paru-paru yang menghitam, risiko kanker yang ditingkatkan, dan jantung yang berdebar tak karuan.
Namun, tahukah Anda bahwa ancaman asap rokok jauh lebih luas, menjangkau orang-orang terdekat yang bahkan tak pernah disentuh sebatang pun? Ya, bahaya rokok bagi keluarga adalah isu serius yang seringkali terabaikan, namun dampaknya bisa sangat menghancurkan.
Dibayangkan seorang ayah atau ibu yang merokok di dalam rumah, atau bahkan di luar namun asapnya tetap tercium oleh anak-anak dan pasangan; merekalah yang menjadi perokok pasif, racun yang sama berbahayanya dihirup, bahkan dalam beberapa kasus, konsentrasinya bisa lebih tinggi.
Anak-anak, dengan sistem pernapasan yang masih dalam tahap perkembangan, menjadi generasi yang sangat rentan terhadap dampak buruk asap rokok sekunder. Infeksi saluran pernapasan seperti bronkitis dan pneumonia menjadi ancaman nyata, serangan asma bisa lebih sering dan parah, dan kaitan antara paparan asap rokok dengan peningkatan risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak ditunjukkan oleh penelitian.
Apakah tega dibiarkan buah hati kita menghirup racun setiap hari? Tak hanya anak-anak, pasangan perokok pun tidak luput dari bahaya, risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kanker paru-paru, dan stroke dimiliki, meskipun mereka sendiri tidak pernah merokok. Dukungan dan cinta seharusnya menjadi pilar keluarga, bukan justru menjadi sumber penyakit.
Bahaya rokok bagi keluarga tidak hanya dibatasi pada kesehatan fisik semata, namun juga dirambah aspek ekonomi dan psikologis. Dicoba dihitung berapa banyak uang yang dihabiskan untuk membeli rokok setiap bulannya; uang itu bisa dialokasikan untuk kebutuhan keluarga yang lebih penting, seperti makanan bergizi, pendidikan anak, atau tabungan masa depan.
Kualitas hidup keluarga secara finansial secara tidak langsung dikurangi oleh kebiasaan merokok. Lebih jauh lagi, kekhawatiran dan kecemasan akan kesehatan perokok seringkali dirasakan oleh anggota keluarga yang tidak merokok, dan suasana rumah yang tidak harmonis bisa diciptakan oleh pertengkaran serta perdebatan mengenai rokok.
Sehingga ketidaknyamanan dan ketidakamanan dirasakan oleh anak-anak di lingkungan rumahnya. Selain itu, panutan bagi anak-anak adalah orang tua; jika orang tua merokok, kebiasaan ini cenderung dianggap wajar oleh anak-anak, bahkan mungkin ditiru di kemudian hari, sehingga kebiasaan buruk dan risiko kesehatan secara tidak langsung diwariskan kepada generasi penerus.
Keluarga adalah harta yang tak ternilai harganya, dan perlindungan mereka dari bahaya rokok adalah tanggung jawab bersama.
Langkah-langkah nyata yang bisa dilakukan dimulai dari komunikasi terbuka dengan anggota keluarga tentang bahaya rokok dan dampaknya bagi kesehatan serta keharmonisan keluarga, kekhawatiran mereka didengarkan dan solusi bersama dicari.
Lingkungan bebas asap rokok diciptakan dengan menjadikan rumah dan mobil sebagai zona steril sepenuhnya, serta tamu diminta untuk tidak merokok di dalam rumah adalah langkah penting lainnya.
Jika ada anggota keluarga yang merokok, dukungan moral dan motivasi untuk berhenti diberikan, serta informasi mengenai layanan berhenti merokok yang bisa membantu dicari, adalah wujud kepedulian yang nyata.
Tak kalah penting adalah edukasi sejak dini kepada anak-anak tentang bahaya rokok dan mengapa mereka harus menghindarinya, serta contoh yang baik diberikan sebagai orang tua.
Asap rokok memang terlihat tipis, namun dampaknya bagi keluarga bisa sangat mengiris. Jangan biarkan kebiasaan merokok merusak kesehatan, kebahagiaan, dan masa depan orang-orang yang Anda cintai.
Bersama-sama lingkungan keluarga yang sehat, bersih, dan bebas dari ancaman asap rokok diciptakan, karena keluarga yang sehat adalah keluarga yang bahagia.(*)
Penulis : Amalia Nur Syahidah
Kiat PKM Dosen UAD Dalam Kaderisasi dan Kualitas Kepemimpinan
Wali Kota Jambi Tegaskan Komitmen Sinergi di Munas APEKSI VII Surabaya