Wawako Diza Masak, Wali Kota Naik Angkot : Festival Tumpah Ruah Penuh Cerita

Rabu, 28 Mei 2025 - 19:56:55


/

RADARJAMBI.CO.ID - Jambi, Suasana meriah dan antusiasme warga yang tumpah ruah mengiringi dibukanya "Festival Tumpah Ruah" oleh Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, M.K.M., pada Rabu malam (28/5/2025).   

Berlangsung di kawasan Terminal Rawasari, Kecamatan Pasar, festival ini jadi penanda kebangkitan kembali Kota Tua Jambi, kawasan legendaris yang selama ini perlahan tenggelam oleh geliat pasar modern dan gaya belanja serba digital. Kini, Rawasari bergeliat lagi, menjadi ruang baru yang memadukan semangat komunitas, budaya urban, dan ekonomi rakyat dalam satu denyut yang hidup.  

Diselenggarakan selama 5 hari, mulai 28 Mei hingga 1 Juni 2025, festival ini menyajikan berbagai aktivitas menarik seperti Ruang Rupa, Music & Performance Art, Pasar-Pasaran, Biskop, Connecting The Dots Vol. 2, Kawula Muda, Raun Angkot, serta deretan stand UMKM lokal.  

Menariknya, semangat kebersamaan benar-benar terasa dalam pembukaan acara itu. Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, yang juga menjadi Ketua Penyelenggara, turun langsung menyajikan makanan kepada para pengunjung.    Lain pula halnya dengan Wali Kota Jambi dokter Maulana. Bersama Duta Besar RI untuk Kuwait Lena Maryana dan Mohd Fahmi Bin Aliman mantan Wali Kota di Singapura yang saat ini menjabat sebagai Katua KADIN Singapura beserta rombongan tiba di lokasi dengan menggunakan angkutan umum (Angkot) dari Tugu Keris Siginjai, sebagai bentuk ajakan untuk kembali menghidupkan transportasi publik yang kini mulai ditinggalkan.  

Tampak juga hadir dalam acara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi Warsono, Wakil Ketua DPRD Kota Jambi Naim, anggota DPRD Ruby Salam dan Rio Ramadhan, unsur Forkopimda Kota Jambi lainnya, Sekda A Ridwan, Ketua TP PKK Nadiyah Maulana, Ketua GOW Marsha Lystia dan Ketua DWP Hartati Ridwan, serta jajaran Pemerintah Kota Jambi.   Dari pantauan di lapangan, ribuan orang tampak 'tumpah ruah' sejak sore hari di kawasan Terminal Angkot Kota Jambi itu. Mereka datang tidak hanya untuk berbelanja, tetapi juga merasakan pengalaman berinteraksi dalam ruang publik yang kreatif dan inklusif.

 “Festival ini bukan sekadar hiburan, melainkan langkah awal Pemerintah Kota Jambi untuk membangun kembali Kota Tua sebagai pusat ekonomi, sosial, dan budaya yang memadukan unsur tradisional dan modern,” ujar Wali Kota Maulana dalam sambutannya.  

Dia menyebut, guna menghidupkan dan meramaikan kembali Kota Tua, kawasan Terminal Rawasari, Pasar Jambi sebagai salah satu tempat perputaran ekonomi, maka kedepan pemerintah harus memadukan konsep tradisional dengan modern.   

"Kita menyoroti, bahwa kawasan Pasar Jambi ini mulai ditinggalkan, kenapa? Karena kita memutus hubungan antara tradisional dan modern. Pasar Tua yang ada di belakang kita menjadi ditinggalkan karena tidak terkoneksi baik dengan sistem transportasi dan ruang-ruang modern," kata Maulana.  

Maulana mencontohkan, banyak kota besar, termasuk Surabaya, Jakarta, dan Semarang, sudah membangun kembali Kota Tua-nya dengan pendekatan menggabungkan unsur tradisional dan modern.   

"Terminal ini harus kita hidupkan kembali. Bukan sekedar terminal, tetapi menjadi simpul ekonomi dan budaya baru. Terminal bus listrik akan hadir di sini, tapi kita juga akan memberdayakan angkot-angkot sebagai feader, mengantar warga ke titik-titik penting kota ini," kata Maulana.  

Dengan mengusung konsep Co-Working Space, Wali Kota Maulana optimis Terminal Rawasari akan bertransformasi menjadi Ruang Milenial, sebuah pusat kreativitas bagi talenta muda, wadah kolaborasi komunitas, serta ruang tumbuh bagi pelaku UMKM. Di tempat ini, generasi muda dapat mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi melalui berbagai kegiatan positif seperti pelatihan, workshop, hingga inkubasi usaha yang mendorong lahirnya wirausaha baru yang mandiri dan inovatif.  

"Dengan antusias masyarakat yang kita lihat malam ini, membuktikan bahwa masyarakat kota Jambi itu membutuhkan ruang-ruang untuk berkumpul dan berinteraksi," ucap Maulana.    "Insya Allah, jika kawasan ini telah kita hidup kembali sebagai pusat-pusat kreatif, kuliner dan UMKM, maka kawasan yang merupakan legenda yang penuh dengan sejarah ini bisa menjadi tempat bernostalgia bagi masyarakat yang ingin kembali kemasa lalu namun dengan konsep yang modern," pungkasnya.   

Sebelumya, Wakil Wali Kota Diza Hazra Aljosha dalam laporannya menyebut, hanya dalam dua jam sebelum pembukaan resmi, omset UMKM yang tergabung dalam festival itu telah mencapai Rp108 juta dengan 1.800 pengunjung.  

“Target kami 3.000 pengunjung setiap hari selama empat hari ke depan. Melihat antusias masyarakat malam ini, saya yakin target itu bisa terlampaui,” ujarnya optimistis.   Ia juga menjelaskan bahwa Festival Tumpah Ruah diselenggarakan sepenuhnya dengan kolaborasi dan swadaya komunitas lokal, tanpa melibatkan event organizer profesional.

 “Festival ini awalnya kami siapkan untuk Hari Kemerdekaan. Tapi tantangan langsung dari Bapak Wali Kota agar digelar pada momentum HUT Kota Jambi, kami jawab dengan semangat kolaborasi. Bisa dibilang, ini proyek ‘Roro Jonggrang', disiapkan dalam waktu kilat,” ungkap

Wawako Diza dengan semangat.   Sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras komunitas, Diza juga mengumumkan bahwa panitia Festival Tumpah Ruah mendapat undangan khusus dari Kementerian Pariwisata RI.  

“Mudah-mudahan ini jadi awal baik dan pemerintah bisa terus memberikan lebih banyak ruang yang ramah bagi anak muda dan komunitas kreatif,” tutupnya.  

Festival Tumpah Ruah merupakan inisiatif strategis Pemerintah Kota Jambi untuk menghidupkan kembali denyut ekonomi, budaya, dan interaksi sosial di jantung lama kota itu.   

Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan berbasis komunitas, Festival Tumpah Ruah menjadi wajah baru Kota Jambi yang ramah, kreatif, dan tetap berakar pada nilai-nilai historis Tanah Pilih Pusako Batuah.(*rua/akd)