Mengapa Adab Harus Mendahului Ilmu?

Sabtu, 13 Desember 2025 - 12:45:14


/

Radarjambi.co.id-Adab dapat diartikan tata krama, sopan santun, dan perilaku terpuji yang mencerminkan bentuk penghormatan baik terhadap diri sendiri, orang lain, dan Tuhan.

Manusia dikatakan beradap jika dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. Seseorang beradab akan dapat bersikap baik dalam perkataan maupun perbuatan.

Islam menegaskan pentingnya adab sebagai landasan segala ilmu. Seperti halnya ungkapan “Adab lebih tinggi daripada ilmu.” Ungkapan tersebut dimaknai adab merupakan fondasi yang menjaga ilmu agar tidak terjerumus perbuatan tercela.

Dalam tradisi keilmuan Islam klasik, murid-murid terdahulu sangat menjunjung tinggi adab.

Mereka tidak berani berbicara di hadapan gurunya tanpa izin, tidak berjalan di depan gurunya, bahkan menundukkan pandangan sebagai bentuk penghormatan.

Hal tersebut bukanlah bentuk feodalisme melainkan bentuk ta’dzim penghormatan kepada pembawa ilmu. Dimana ditangan merekalah terdapat keberkahan.

Menjaga adab merupakan fondasi utama dalam kehidupan seorang muslim. Dalam Islam, adab bahkan ditempatkan lebih tinggi daripada ilmu.

Banyak orang berilmu namun ketika tidak diimbangi dengan adab “ibarat pedang di tangan orang buta.” Pedang yang sejatinya untuk melindungi justru dapat melukai diri sendiri maupun orang lain. Begitulah ilmu jika tidak diimbangi dengan adab dapat mencelakakan.

Untuk itu, maka perlulah kita belajar menjaga adab. Adapun upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut:

(1) menjaga lisan dan ucapan; menghormati guru dan orang yang lebih tua seperti halnya mendengarkan nasihat, berperilaku baik serta menghargai ilmu yang diajarkan; dan (3) menjaga adab dalam pergaulan sosial. Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya bersikap ramah, jujur, dan rendah hati, menjauhi pertengkaran, serta menolong sesama tanpa pamrih. 

Pada akhirnya, perjalanan mencari ilmu adalah proses untuk membentuk akhlak yang mulia. Adab yang mendahului ilmu menghadirkan pengetahuan penuh manfaat dan keberkahan dunia akhirat.

Di tengah derasnya arus informasi dan kompetisi akademik, adab menjadi landasan moral. Adab dapat menjaga manusia tetap rendah hati, menghargai guru, menghormati perbedaan, dan menggunakan ilmu untuk kemaslahatan.

Tidaklah seseorang menjadi pintar karena usahanya semata, tetapi ada campur tangan Allah di dalamnya. Mari kita hidupkan kembali adab sebagai napas dalam setiap perilaku.

Sebab, bangsa yang menjunjung adab akan melahirkan generasi yang bermartabat. “Bangsa Mulia Berawal dari Adab yang Terjaga.”(*)

 

 

Penulis: Iis Suwartini dosen Universitas Ahmad Dahlan mahasiswa S3 UNS