Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan Lembah Colol Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur

Rabu, 17 Desember 2025 - 23:06:07


Novi tiarani
Novi tiarani /

Radarjambi.co.id-Colol Valley is an agrotourism area located in East Manggarai Regency, East Nusa Tenggara Province, which is well known as one of the best coffee-producing regions. This study aims to analyze tourism development strategies in the Colol Valley Area through the identification of tourism potential, the determination of tourism life cycle stages, and the formulation of development strategies.

This research employed a qualitative method. Data were collected through observation, in-depth interviews, documentation, and Focus Group Discussions (FGD). The analysis techniques used were descriptive qualitative analysis, tourism area life cycle analysis, and SWOT analysis.

 The results indicate that tourism attractions in Colol Valley consist of agrotourism as the core attraction, supported by natural, cultural, historical, and religious attractions. Based on the tourism area life cycle perspective, Colol Valley is categorized at the exploration stage, characterized by limited tourism facilities, the absence of tourism management institutions, and low community participation.

The SWOT analysis shows weaknesses in attraction management, accessibility, amenities, and ancillary services. Therefore, tourism development strategies should focus on strengthening tourism institutions, improving infrastructure and amenities, enhancing community capacity, and increasing collaboration among stakeholders.

Lembah Colol merupakan kawasan agrowisata yang terletak di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan pariwisata di kawasan Lembah Colol melalui identifikasi potensi pariwisata, penentuan tahapan siklus hidup kawasan wisata, serta perumusan strategi pengembangan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif kualitatif, analisis siklus hidup kawasan wisata, dan analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik wisata di Lembah Colol terdiri atas agrowisata sebagai daya tarik utama yang didukung oleh daya tarik alam, budaya, sejarah, dan religi. Berdasarkan perspektif siklus hidup kawasan wisata, Lembah Colol berada pada tahap eksplorasi, yang ditandai dengan keterbatasan fasilitas pariwisata, belum adanya kelembagaan pengelolaan pariwisata, serta rendahnya partisipasi masyarakat.

Analisis SWOT menunjukkan adanya kelemahan pada aspek pengelolaan daya tarik wisata, aksesibilitas, amenitas, dan layanan pendukung. Oleh karena itu, strategi pengembangan pariwisata perlu difokuskan pada penguatan kelembagaan pariwisata, peningkatan infrastruktur dan amenitas, pengembangan kapasitas masyarakat, serta peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan.

 Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu wilayah yang menjadikan sektor pariwisata sebagai penggerak utama perekonomian daerah. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menetapkan beberapa Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) untuk mendorong pemerataan pembangunan pariwisata. Kabupaten Manggarai Timur merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam kawasan penyangga Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo.

Salah satu kawasan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah Kawasan Lembah Colol. Kawasan ini dikenal sebagai sentra penghasil kopi dengan kualitas dan cita rasa yang telah diakui secara nasional. Potensi tersebut memberikan peluang besar bagi pengembangan agrowisata yang terintegrasi dengan daya tarik wisata alam, budaya, sejarah, dan religi.

 Namun demikian, pengembangan pariwisata di Kawasan Lembah Colol belum dilakukan secara optimal. Permasalahan yang dihadapi meliputi belum adanya identifikasi dan inventarisasi  potensi  wisata,  keterbatasan  fasilitas  pendukung  pariwisata,  lemahnya

kelembagaan pengelolaan pariwisata, serta rendahnya partisipasi masyarakat lokal. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengembangan pariwisata yang tepat dan terarah agar potensi yang dimiliki dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.

Penelitian ini menggunakan teori Tourism Area Life Cycle yang dikemukakan oleh Butler (1980) untuk mengetahui tahapan perkembangan pariwisata di Kawasan Lembah Colol.

Selain itu, teori perencanaan pariwisata dan teori stakeholder digunakan untuk menganalisis peran serta keterlibatan para pemangku kepentingan dalam pengembangan kawasan pariwisata.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan pemerintah daerah, pemerintah desa, pengelola pariwisata, dan masyarakat, serta melalui dokumentasi dan Focus Group Discussion (FGD). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).

Berdasarkan hasil penelitian, potensi pariwisata di Kawasan Lembah Colol dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis daya tarik wisata. Agrowisata kopi merupakan daya tarik utama yang didukung oleh aktivitas pertanian masyarakat dan bentang alam pegunungan yang sejuk. Selain itu, terdapat daya tarik wisata alam berupa air terjun, daya tarik wisata budaya berupa kampung adat dan ritual tradisional, serta daya tarik wisata sejarah dan religi.

Ditinjau dari perspektif siklus hidup pariwisata, Kawasan Lembah Colol masih berada pada tahap eksplorasi. Pada tahap ini, pariwisata masih bersifat potensial dan belum dikelola secara profesional. Belum terdapat lembaga pengelola pariwisata yang berfungsi secara optimal, serta partisipasi masyarakat lokal masih terbatas. Pemerintah masih memegang peranan dominan dalam pengembangan kawasan.

Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa kekuatan Kawasan Lembah Colol terletak pada citra kopi Colol, keberagaman daya tarik wisata, serta dukungan kebijakan pemerintah. Kelemahan utama meliputi keterbatasan amenitas pariwisata, aksesibilitas, dan kelembagaan.

Peluang berasal dari peningkatan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo dan kebijakan pengembangan pariwisata daerah. Ancaman yang dihadapi antara lain persaingan dengan destinasi wisata lain serta ketergantungan pada pendanaan pemerintah.

Strategi pengembangan diarahkan pada penguatan kelembagaan pariwisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengembangan produk wisata berbasis agrowisata, serta peningkatan promosi dan kerja sama lintas stakeholder.

Kawasan Lembah Colol memiliki potensi pariwisata yang beragam dengan agrowisata kopi sebagai daya tarik utama. Berdasarkan siklus hidup pariwisata, kawasan ini masih berada pada tahap eksplorasi. Strategi pengembangan pariwisata perlu difokuskan pada penguatan aspek atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan kelembagaan, serta peningkatan partisipasi masyarakat dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.

Pengembangan Kawasan Lembah Colol direkomendasikan mengarah pada konsep agropolitan berbasis pariwisata. Pemerintah daerah perlu menyusun perencanaan terpadu melalui master plan kawasan dan mendorong keterlibatan aktif masyarakat serta sektor swasta. (*)

 

 

Penulis  :  Novi tiarani  Mahasiswi universitas andalas,