RADARJAMBI.CO.ID, KOTA JAMBI -Sebanyak 10 orang peserta Napak Tilas Jejak Pahlawan 2015, asal Kabupaten Sarolangun terlantar di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci.
10 peserta itu tidak bisa pulang, karena tidak punya cukup uang. Uang transport yang diberikan oleh Dinas Pemuda dan Olaharaga (Dispora) Provinsi Jambi, hanya Rp 70 ribu, tidak mencukupi biaya transport PP Sarolangun-Kerinci.
Supriadi salah seorang peserta asal Kabupaten Sarolangun menilai, ada pemotongan uang transport, dan uang saku oleh pihak Dispora Provinsi Jambi.
Uang saku yang diberikan selama 4 hari, dari tanggal 18-21 Juni 2015 hanya Rp 400 ribu. Dengan kalkulasi, satu hari peserta hanya dapat uang saku Rp 100 ribu.
Selama terlantar di Kayu Aro, kata Supriadi, ia dan rekannya tidak makan, karena uang yang tersisa hanya Rp 15 ribu.
Sedangkan untuk keberangkatan dari Sarolangun-Kerinci, sebagian dari mereka meminjam uang sama orang lain.
“Transport Rp 70 ribu itu dapat apa?, sementara kita minjam uang sama teman sebelum berangkat,†kata Supriadi.
Uang transport itu juga, katanya tidak sebanding dengan ongkos dari Sarolangun-Kerinci dan Kerinci-Sarolangun sebesar Rp 150 ribu. Artinya, untuk transport saja, mereka sudah menghabiskan uang Rp 300 ribu, ditambah uang makan selama dalam perjalanan.
"Kabupaten lain sebenarnya juga menolak uang transport dan uang saku yang diberikan oleh Dispora itu. Karena mereka ingin pulang, setiap Kabupaten terpaksa menerima uang tersebut. Hanya kami dari Sarolangun yang menolak uang itu,†jelasnya.
Untuk diketahui peserta Napak Tilas Jejak Pahlawan 2015 ini, terdiri dari pemuda se kabupaten/kota se-Provinsi Jambi. Setiap daerahnya diambil 10 peserta.
Diungkapkan Supriadi, tidak hanya itu saja yang ganjil dalam kegiatan itu, rundown acara juga katanya, tidak sesuai dengan undangan yang diberikan oleh Dispora.
"Seharusnya, acara ditutup tanggal 21 sore. Namun, tanggal 20 sore acara sudah ditutup oleh Dispora Provinsi Jambi. Artinya, ada pemotongan jadwal satu hari dari jadwal yang dibuat di undangan itu," ungkapnya. “Kalau kita lihat, acara itu hanya seremonial saja,†akunya.
Terpisah, Kepala Dispora Provinsi Jambi, Satria Budi, tak berkomentar banyak terkait kejadian itu. Dia mengaku uang transport yang ada memang Rp 70 ribu. “Di DPA-nya memang segitu,†ujarnya.
Dia juga meminta berita terkait kegiatan ini tidak dimuat di Koran.
“Tolonglah dindo, jangan dimuat. Kalo dimuat, dak bekawan namonyo tuh,†pintanya.
Dia juga mengakui, bahwa permasalahan ini sudah diatasi oleh bidang yang bersangkutan di Dispora. “Mereka sudah kesana. Tolonglah ya dindo,†pintanya lagi.
Sementara itu, Tajudin, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, menyayangkan atas sikap Dispora Provinsi Jambi yang menelantarkan peserta Napak Tilas di Kerinci itu.
Tajudin juga meminta agar Dispora mengembalikan dana itu sesuai kebutuhan peserta. “Pasti cukup dana tuh, kembalikan,†tegasnya.
Ia juga mewarning Dispora Provinsi Jambi, bahwa pihaknya akan meng cross check permasalah itu ke Dispora.(flh)
Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi, Haji Muhammad Nawawi Berpulang Ke Rahmatullah