RADARJAMBI.CO.ID, JAMBI - Diusulkannya nama Jefri untuk mengisi posisi Sekretaris DPW PAN Provinsi Jambi mendampingi ketua terpilih Zumi Zola, oleh mantan Ketua DPW PAN Provinsi Jambi, Zulkifli Nurdin (ZN) ternyata menimbulkan polemik.
Beredar kabar dikalangan kader internal, bahwa hal itu merupakan strategi politik semata, mengingat pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) yang kian mendekat, dan Jefri sendiri kini masih berstatus sebagai kader Demokrat, partai pengusung kandidat Hasan Basri Agus (HBA) saingan Zumi Zola di perebutan BH 1 mendatang.
Selain itu, juga adanya kecemburuan sosial, jika Jefri tidak lah pantas menduduki kursi orang nomor dua di partai, lantaran bukan kader murni partai.
“Belum pantas, disamping bukan kader PAN dia kan baru di politik,†ujar salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya, kemarin.
Mantan Sekretaris DPW PAN Provinsi Jambi, Syaiful Azwar yang juga merupakan anggota tim prematur mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menentukan siapa yang akan mengisi posisi Sekretaris DPW pasca terpilihnya ketua baru.
Ia pun membenarkan jika dirinya masuk dalam bursa calon sekretaris, namun ditegaskan hingga saat ini belum ada pembahasan mengenai hal itu pasca Muswil baru-baru ini.
"Belum, pak ketua (Zumi Zola, red) sedang berada di Jakarta, kita usahakan dalam waktu dekat sudah terbentuk kepengurusan," ujarnya dihubungi, kemarin.
Terkait nama Jefri yang diusulkan oleh ZN untuk mengisi posisi sekretaris, menurutnya selagi untuk kebaikan memajukan partai ia secara pribadi tidak masalah. Namun, meskipun demikian dirinya tetap menunggu petunjuk dari DPP terkait mekanisme pengisi posisi tersebut.
"Kita masih menunggu petunjuk dari pusat, seperti apa mekanismenya," sebutnya.
"Kalau DPP bilang bisa dimasukkan, ya kita masukan," sambungnya.
Mengenai Jefri yang kini berstatus kader Demokrat, ia mengatakan, saat ini masih berkonsultasi ke DPP terkait hal itu, seperti apa nantinya.
Pihaknya juga akan minta kejelasan dari Demokrat, apakah sudah ada pengunduran diri dari Jefri. Jika sudah, kata dia, tentunya akan dibuatkan KTA dulu.
“Selain itu kita juga akan klarifikasi apakah pengunduran diri atau pemecatan, kalau pemecatan apa penyebabnya. Akan kita dalami lagi,†sebutnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, di partai ini bukan loyalitas orang per orang, tapi loyalitas terhadap partai.
“Sehingga siapa pun yang jadi ketua ya tidak masalah kita ikuti sepanjang itu memang aturan partai,†sebutnya. “Jadi kita tidak loyalitas ke orang per orang,†sambungnya.
Apakah PAN akan memprioritaskan kader untuk mengisi posisi sekretaris? Dikatakannya, sebaiknya seperti itu, namun tetap saja tergantung pada DPP yang memutuskan.
Hal serupa juga dikatakan Supriyono, anggota tim prematur lainnya. “Mungkin minggu depan sudah terbentuk kepengurusannya. Saat ini pak Ketua masih di Jakarta,†sebutnya, kemarin.
Terkait munculnya nama Jefri sebagai calon sekretaris yang saat ini masih kader Demokrat, ia mengatakan selagi itu untuk membesarkan partai dan memberikan kontribusi besar ke PAN, tidak masalah. “Tidak ada penolakkan (terhadap Jefri, red), namun tetap menjadi pertimbangan. Tapi saat ini kita belum bersidang,†ujarnya.
Ditanya apakah akan memprioritaskan kader murni PAN untuk mengisi posisi tersebut, Supriyono enggan mengomentarinya lebih jauh. Namun, kata dia, tetap menunggu petunjuk dari DPP.
“Kader kita fungsikan, tapi kalau potensi yang memungkinkan di luar kader, kita tidak juga bisa menolaknya,†ucapnya sembari mengatakan tidak mau berkomentar terkait kader tidak diprioritaskan dalam menentukan sekretaris.
Sementara itu, Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN, Zulkifli Nurdin (ZN) mengatakan, pengusulan Jefri sebagai Sekretaris DPW disetujui Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, dan pengurus DPP lainnya.
“Sudah disetujui semua oleh DPP, dari Ketum hingga pengurus DPP lainnya,†ujarnya via ponsel, kemarin.
Ia juga mengatakan, untuk mengembalikan kejayaan partai, harus ada regenerasi di tubuh partai berlambang matahari di Jambi.
“Saya ditanya pak Zulkifli Hasan, kenapa PAN di Jambi sudah mengecil. Dia juga bilang, harus ada regenerasi kepengurusan untuk penyegaran,†ucapnya.
Mengenai Syaiful Azwar, ZN meminta agar bisa berbesar hati menerima sekretaris yang baru. Hal itu dilakukan guna mengembalikan kejayaan PAN yang dulu pernah berkuasa di Provinsi Jambi.
“Syaiful agar berbesar hati, dia (Syaiful, red) sudah saya anggap sebagai adik sendiri. Memang sudah banyak kontribusi yang diberikan untuk partai, namun ini untuk regenerasi di partai,†tukasnya.
Sementara itu, terkait polemik yang terjadi ditubuh DPW PAN Provinsi Jambi tentang perebutan kursi sekretaris DPW PAN, menurut pengamat politik, Edi Indrizal jika misalnya dalam penyegaran kepengurusan partai adanya kader yang masuk notebenenya merupakan pindahan dari parpol lain itu hal yang wajar-wajar saja. Sebetulnya bukan pada kasus Jefri dan PAN Jambi sekarang saja, tetapi ditingkat nasional dan dibeberapa tempat lain permasalahan seperti ini juga sering ditemui.
"Permasalahan ini dari dulu pasca reformasi cukup sering terjadi kader yang pindah partai," sebutnya.
Dikatakan Edi, jika dikaitkan dengan konteks pilgub Jambi, yang mana diketahui Jefri ini merupakan kader dari partai Demokrat, dan Demokrat sendiri tempat bernaungnya sang petahana HBA, sementara antara partai Demokrat dan PAN sudah dipastikan akan bersaing pada pilgub mendatang. Artinya, jika Jefri nantinya memang menduduki posisi strategis di kepengurusan DPW PAN tentu akan menjadi pro kontra. Menariknya yang perlu dianalisis lebih jauh itu karena Jefri ini berasal dari partai Demokrat.
"Pro kontranya nanti ada yang menganalisa kenapa tiba-tiba bisa jadi duri dalam daging, jadi spionase misalnya, karena biasanya orang juga tidak begitu mudah loyalitasnya lepas begitu saja," sebutnya.
Lanjutnya, akan tetapi dengan sisi argumentasi yang seimbang bisa juga dikemukan, artinya justru posisi Jefri bisa juga diharapkan "mengerokohi" partai Demokrat untuk tujuan pemenangan Zumi Zola.
"Bisa saja mengambil Jefri untuk mengambil atau memecah suara dari Demokrat," katanya.
Oleh karena itu, kata Edi, tinggal di PAN sendiri bagaimana mengklarifikasi dan menjelaskan tentunya ini ujian bagi Jefri untuk kader-kader PAN yang mengkritik Jefri supaya yang bersangkutan memang betul-betul bisa menunjukan loyalitasnya dan memang loyalias yang penuh baik kepada ZN maupun kepada PAN.
"Walaupun si Jefri kader yang berlatarbelakang bukan dari politisi dan kader murni PAN. Jadi itu tantangan bagi Jefri. Tapi disisi lain, ini bisa menjadikan lemahnya semangat kader murni PAN yang merasa sudah lama berkeringat tapi tiba-tiba kemudian dipotong karirnya dari kader luar," jelasnya.
Menurut Edi, artinya hal seperti sekaligus bisa jadi oto kritik. Dilihat dari persepektif konsiliasi ia melihat ini sekaligus menunjukan pemilihan kepengurusan di Jambi berarti masih cukup kental dipengaruhi oleh ketokohan dan sosok ZN yang memang begitu penting di PAN Jambi khususnya.
"Sebetulnya ini masih bentuk praktek oligarki di parpol. Jadi siapa yang "kuat" secara politik sekaligus kuat secara ekonomi dan ia yang kemudian menentukan arah partai dan seakan-akan partai adalah miliknya," tukasnya.
Dikatakan Edi, kalau untuk penunjukan sekretaris, itu biasanya lebih kepada diminta oleh ketua terpilih. Akan tetapi lazimnya yang betul-betul memakai nantinya itu adalah sang ketua, artinya Zumi Zola nya bukan ZN.
"Tapi itu suatu hal yang wajar, karena ini sudah menjadi ciri khas dari demokrasi kita, mulai ikatan primodial, oligarki, karena adanya pengaruh tokoh-tokoh kuat dan itu masih juga diterapkan," pungkasnya.
Editor: Gustav Wiranata
Bawaslu Warning Pemprov Jambi, Jika Minggu Ini Anggaran Pilkada Belum Cair
Ribuan Warga Sungai Manau Bergelora Menyambut Bang Syukur Dan Khafid Muin